Adelia cahya kinanti, seorang wanita barbar yang terpaksa menikah dengan pria lumpuh dan juga depresi akibat kecelakaan yang menimpanya. Adelia menerima semua perlakuan kasar dari pria yang di nikahinya.
Albert satya wiguna, seorang pria malang harus menerima kondisinya yang dinyatakan lumpuh oleh Dokter akibat kecelakaan yang membuatnya trauma berat, selain kakinya yang lumpuh mentalnya juga terganggu akibat rasa bersalahnya yang membekas di ingatan, kecelakaan terjadi saat dia mengendarai mobil bersama kedua orangtuanya namun tiba-tiba ada sebuah mobil yang sengaja menghantam mobil miliknya, Albert berusaha menghindari mobil tersebut namun rem mobilnya blong hingga akhirnya mobil yang di tumpanginya berguling-guling di jalanan yang sepi, beruntung dia dan ibunya selamat namun ayahnya meninggal di tempat akibat terhimpit sehingga kehabisan nafas.
akankah Albert sembuh dari sakitnya? apakah Adel mampu mempertahankan rumah tangganya bersama pria lumpuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana pernikahan
"Aku ingin pulang Mom, bawa aku pulang." Desak Albert.
"Iya sayang kita pulang." Ucap Indah.
Indah menelpon dokter yang menangani Albert, tak perlu menunggu lama dokter memberikan resep obat dan kembali memeriksa kondisi Albert sebelum dia pulang. Setelah semuanya selesai Pak Ahmad dan juga Satria membantu Albert duduk di kursi rodanya, wajah Albert kini berubah menjadi dingin siapapun yang melihatnya pasti akan takut.
*****
Adelia dan Fatimah kini sudah berdiri di samping Yusuf, Fatimah tak kuasa menahan air matanya melihat kondisi sang suami dengan kepala yang di balut perban dan juga beberapa alat bantu lainnya. Adel memeluk tubuh ibunda memeberikan kekuatan padanya meskipun dia juga memiliki perasaaan yang sama seperti ibunya.
"Kita doakan ayah yah, Bu." Ucap Adelia.
Fatimah menganggukkan kepalanya, Farid datang ikut bergabung dengan Adel melihat Kondisi Yusuf.
"Tante yang sabar yah, semoga om Yusuf cepet sembuh aid yakin kalau om pasti bisa melewati semuanya." Ucap Farid.
"Iya nak Farid, terima kasih atas doanya." Ucap Fatimah.
"Nyet, lu mau pulang dulu kagak? Masa loe gak ganti baju kerja loe sih?" Tanya Farid.
"Entar, gue izin dulu ama nyokap." Jawab Adel.
"Del, kamu pulang dulu ya nak, kamu ganti baju dulu kalau mau kesini lagi sekalian bawain ibu baju ganti." Ucap Fatimah.
" Iya bu." Jawab Adel.
Adel pamit kepada ibunya, dia menarik tangan Farid keluar dari ruangan Yusuf. Di perjalanan perut adel berbunyi, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat ketahuan oleh Farid.
"Kantin dulu aja, dasar manusia pelit loe! ama diri sendiri aja loe perhitungan, udah sakit tau rasa loe Nyet." Ucap Farid menggelengkan kepalanya heran.
" Ehh buset deh, mulut loe udah kayak emak-emak anak banyak bawel bener dah, lama-lama nama loe bukan Farid tapi jadi Farida." Kesal Adelia.
" Eh Va-ng-ke, seneng amat sih loe ganti nama orang seenak jidat loe heran gue." Sewot Farid.
Adelia menutup telinganya mendengar ocehan Farid, dia melengos pergi ke kantin rumah sakit mengisi perutnya yang sudah keroncongan. Sampai di kantin Adel memesan makanan tanpa memperdulikan sahabatnya, adel makan dengan kaki diangkat satu membuat Farid menggelengkan kepalanya.
"Makan aja barbar kayak gitu, mana ada cowok yang mau sama loe kalau kayak gini Del... Del.." Ucap Farid.
" Berisik loe! Urusan jodoh itu, urusan Tuhan bukan urusan loe bambang." Ucap Adel cuek.
"Loe tuh ya... Emmhhh"
Mulut Farid di sumpal menggunakan tempe agar tidak berisik, Adel kembali fokus dengan makannya. Saat sedang asyik makan dia tak sengaja menangkap sosok Indah yang sedang membeli minuman, Adel buru-buru menenggak air minumnya lalu pergi menghampiri Indah.
" Selamat siang nyonya." Sapa Adel.
"Siang, kamu bukannya yang tadi di ruang IGD bukan?" tanya Indah.
"Iya nyonya, saya kesini ingin mengucapkan terimakasih berkat nyonya Ayah saya berhasil melewati masa kritisnya, saya akan mengganti uang yang nyonya keluarkan untuk ayah saya walaupun dengan cara mencicilnya." Ucap Adel.
"Kenapa harus membayarnya? Tak perlu kau menggantinya, saya ikhlas membantumu Nak."Ucap Indah.
" Saya tidak suka di kasihani." tegas Adel.
'Menarik' Batin Indah.
"Emmm, baiklah terserah padamu." Ucap Indah.
Telpon indah berdering, dia mengambil hp nya lalu mengangkat telpon yang masuk.
" Tunggu sebentar, Mommy akan segera kembali." Ucap Indah.
Indah berpamitan kepada Adel, dia pergi dengan sedikit berlari membuat Adel menatap heran pada Indah.
" Kenapa nyonya buru-buru pergi seperti itu?" Gumam Adel.
Indah masuk ke dalam mobil mewah miliknya, Albert menatap lurus ke arah jalanan saat mobil melaju meninggalkan rumah sakit.
15 menit kemudian.
Mobil mewah milik Indah sudah sampai di mansion milik keluarga Wiguna, seperti biasa Albert di bantu oleh Pak Ahmad dan juga satria untuk turun. Albert di dorong oleh pak Ahmad masuk ke dalam mansion, para pelayan menundukkan kepalanya menyambut majikannya datang.
" Satria, Rasya Ikut Mommy ke ruang kerja." Titah Indah.
"Baik nyonya."
"Baik Mom"
" Cindy tolong kamu suruh Bu Endah buat makan siang untuk kakakmu, lalu berikan sama Pak Ahmad." Titah Indah.
"Oke mom." Jawab Cindy.
Cindy langsung melaksanakan tugas dari ibunya, sedangkan Satria dan Rasya ikut Indah ke ruang kerja. Sampai di ruang kerja Indah duduk dengan wajah seriusnya, tanpa membuang waktu Indah mengutarakan apa yang ia ingin bicarakan.
" Bagaimana pendapat kalian kalau Mommy menikahkan Albert dengan wanita pilihan Mommy?" Tanya Indah.
Satria dan Rasya terkejut mendengar ucapan Indah, bukan tanpa alasan mereka terkejut selain kondisi Albert yang seperti saat ini keduanya juga bertanya-tanya wanita mana yang mau menikah dengan Albert.
" Kenapa tiba-tiba Mommy bicara seperti itu?" tanya Rasya.
" Mommy ingin menjodohkan kakakmu dengan wanita pilihan Mommy, Mommy yakin dia baik karena Mommy tau siapa dia." Ucap Indah.
" Tapi nyonya, apa tuan Albert akan menerimanya? Begitupun dengan wanita yang anda maksud?" Tanya Satrio.
Indah menghela nafasnya panjang, dia sudah memikirkan semuanya dengan matang.
"Wanita yang ku maksud dia adalah wanita yang kuat, berasal dari keluarga sederhana dan beberapa kali aku pernah bertemu dengannya, kalian tau sendiri dengan Kondisi Albert saat ini tidak ada yang mau padanya bahkan Sonia pun yang dulunya saling mecintai kini balik menghina, jika adapun wanita yang mau dengannya pastinya hanya harta saja yang menjadi incarannya, Mommy tidak tau sampai kapan umur Mommy hidup, jika Mommy tiada siapa yang akan mengurus Albert? kalian pasti akan menemukan pasangan masing-masing dan sibuk dengan keluarga sendiri, Mommy ingin Albert pun merasakan hal yang sama. firasat Mommy sebagai seorang ibu mengatakan bahwa wanita ini mampu membuat Albert bangkit dari keterpurukannya." Jelas Indah.
Satria dan Rasya saling pandang satu sama lain, keduanya masih ragu dengan keinginan yang di sampaikan oleh indah.
"Bagaimana dengan kakak Mom? Maksudku bagaimana cara menjelaskan padanya, siapa yang akan membujuknya karena aku yakin dia pasti tidak akan setuju." Ucap Rasya.
"Benar nyonya, apalagi Sonia membatalkan pernikahannya dengan Tuan Albert saya takut kalau dia merasakan trauma," Tambah Satria.
"Serahkan semuanya padaku." Tegas indah.
Indah menyusun rangkaian rencana di dalam kepalanya, keputusannya sudah bulat dia akan menjodohkan anaknya dengan perempuan yang lebih baik dan juga memiliki hati yang tulus.
' mas semoga keputusanku tidak salah, andai kau masih ada disini aku takkan sendirian menghadapi semuanya' Batin Indah.
"Aku sih terserah Mommy saja, jika Mommy butuh bantuan katakan saja aku pasti akan membantu Mommy." Ucap Rasya.
" Sekarang apa yang harus kami lakukan nyonya." Tanya Satria.
" Tolong buatkan aku sebuah surat perjanjian." Ucap Indah.
"Untuk apa?" Tanya Rasya bingung.
Indah menjelaskan apa rencanya kepada Rasya dan juga Satria, keduanya menganggukkan kepalanya paham dengan rencana yang Indah jelaskan meskipun dalam hati ragu.
semua sudah mendukung pernikahan kalian.