NovelToon NovelToon
Nikah Dini

Nikah Dini

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Cinta Paksa
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Ela W.

Aku tidak tahu bahwa cinta adalah sebuah kepalsuan semata. Kupikir kebebasan adalah kesenangan yang abadi. Faktanya, aku justru terjebak di sebuah lobang gelap gulita tanpa arah yang disebut cinta.

Aku gadis belia yang berusia 17 tahun dan harus menikah dengan orang dewasa berusia 23 tahun beralasan cinta. Cita-cita itu kukubur dalam-dalam hanya demi sebuah kehidupan fiksi yang kuimpikan namun tidak pernah terwujud.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ela W., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 27

Setelah mendengar penuturan Riski kemarin,naku semakin semrawut memikirkan Raisa. Biar bagaimana pun dia anak yang baik, aku tidak mau kehilangan sosoknya. Tapi jika pun Dewa bertanggung jawab, itu jelas akan menghancurkan masa depan Raisa. Lantas bagaimana caranya aku menyelamatkan dia dati kerugian ini? Ah, sial. Tidak ada jalan lain selain membuang janin di kandungannya. Aku tahu ini jahat, tapi demi meneruskan masa depan, apa boleh buat. Namun dia harus berjanji bahwa dirinya tidak akan lagi membuat kesalahan yang sama. Meski mungkin nanti komitmen yang Raisa setujui belum tentu ditepati, setidaknya kesempatan harus ia terima.

*****

"Lu, kita harus nyari Dewa sekarang." pintaku kala kami bersua di ujung parkiran sesaat baru sampai ke kampus.

"Napas dulu lah, baru juga beres nyetir." kali ini Lia tidak diantar lagi oleh pak Agus. Dia mulai diizinkan menyetir mobilnya sendiri setiap hari, tidak seperti kemarin-kemarin yang hanya boleh di hari-hari tertentu.

"Aku serius Li, ini demi Raisa." tekanku memohon sambil mengguncang lengan kanannya.

"Iya aku paham. Tapi mau apa ke Dewa?"

"Kita tebas kepalanya!"

"Gulaaaa," kaget Lia.

"Gila non, gila. Bukan gula," teriakku memekak telinga Lia.

"Oh udah ganti," timpalnya sambil tertawa renyah.

Kesana kemari aku dan Lia mencari Dewa, menanyakan ke beberapa mahasiswa di jurusan yang sama dengan Dewa, tapi satu pun tidak ada yang bersaksi bertemu Dewa, ia sepertinya sengaja menghilang karena takut diminta menikahi Raisa. Padahal kali ini aku ingin memberi penawaran bagus. Aku akan mendukung aksi bejatnya untuk menggugurkan kandungan Lia, tapi dia harus mau menanda tangani surat perjanjian pertanggung jawaban jika terjadi sesuatu pada Raisa, jika berhasil, dia juga harus berjanji untuk pindah kampus guna memutuskan hubungan Raisa, karena aku tahu, sulit bagi perempuan bucin seperti Raisa untuk lepas dari pria bangsat seperti Dewa. Sayangnya niat baikku tidak bisa didengar oleh kutu bajingan itu.

"Kalau kamu mau, aku ada nih nomor wa-nya." seorang gadis mungil tapi berwajah dewasa menawarkan. Sepertinya perempuan tersebut mengerti kondisi kekasih Dewa saat ini, kare a gosip tentang mereka semakin meluap hingga banyak yang tahu.

"Oh, boleh." aku lantas mengeluarkan handphone tanpa basa-basi lagi. Peluang ini tidak boleh disia-siakan.

*****

Nomor yang sudah tertera di ponsel ternyata tidak kunjung merespon, satu sampai y ga kali dihubungi selalu mendapat penolakan, mungkin Dewa menyangka aku dari pihak Raisa. Setelah percobaan ke empat, nomor tiba-tiba tidak dapat dihubungi seperti nomor yang sengaja dimatikan sehingga tidak ada notifikasi telepon masuk di sana.

"Ah, sial!" gerutuku sekenanya.

"Kenapa?" Lia menoleh dan terkejut.

"Tidak aktif." sahutku dengan nada tegas. Aku emosi gara-gara pria banci itu.

"Ya jelas. Dia, kan lagi kabur. Kalau diangkat artinya Dewa gila." Lia terlihat dongkol, padahal aku hanya sedang meluapkan emosi sesaat, meski perkataan Lia memang benar. Mana mungkin Dewa mau mengangkat nomor baru, itu sama aja dia ingin bunuh diri.

"Terus gimana?" tanyaku kebingungan.

"Coba kirim voice note."

"Yakin dibuka?"

"Namanya juga usaha." aku mengikuti saran KIA untuk mengirim suara panjang lebar, mengutarakan niat busukku demi Raisa, karena Raisa harus diberi kesempatan meski aku tahu cara ini tidak lah benar. Aku dan Lia berinisiatif datang ke rumah sakit kemarin di mana Raisa dirawat, aku ingin tahu bagaimana perkembangannya. Aku harap dia baik-baik saja meski pun aku tahu, tidak mudah untuk tetap bertahan padahal jiwa, hari dan pikirannya sudah kacau dan rapuh.

Sesampainya di sana kami bahkan juga Denada yang sudah sampai 5 menit yang lalu kecewa karena Raisa dipindah ke rumah sakit lain oleh orang tuanya tanpa sepengetahuan siapa pun. Mungkin untuk menjaga privasinya, kenapa secepat ini, padahal masih banyak yang ingin disampaikan.

"Loh, serius?" kagetku kala Denada memberi kabar pada kami pas di pintu masuk rumah sakit.

"Cek aja kalau kalian tidak percaya." Denada penuh percaya diri.

"Kenapa ya, kira-kira?" timpal Lia sambil memiringkan kepala seperti akan berpikir.

"Mungkin gosip yang beredar di kampus benar, mereka tidak mau kabar itu semakin mencuat, akhirnya menyembunyikan Raisa sementara waktu adalah kursi ninjanya." Denada menjelaskan panjang lebar.

"Aku sepakat sih, sangat masuk akal." setujuku. Kami akhirnya memutuskan untuk kembali. Tidak habis pikir, apa yang saat ini dilakukan keluarga Raisa. Terpaksa mempertahankan si cabang bayi atau mereka merencanakan hal yang sama denganku.

Di dalam mobil aku terlamun, mengingat kembali kebersamaan dengan Raisa. Siapa sangka, wanita kecil yang terlihat lugu dan polos ternyata memiliki cerita yang suram karena terjebak oleh rayuan cinta. Ceritanya memang tidak jauh berbeda denganku, syukurnya aku tidak gegabah sehingga bisa selamat dari kecuraman dan melanjutkan masa depan. Aku tahu Raisa sangat menyesali perbuatannya, ia ingin waktu diputar ulang kembali, lebih-lebih kala Dewa menolak janin yang dikandung, itu pasti sangat melukai hati dan merusak mentalnya. Setiap malam pasti Raisa menangisi kebodohan yang telah ia lakukan, ia bahkan kehilangan kesempatan untuk melanjutkan hidup yang cemerlang. Hanya karena harus bungan yang tidak jelas arahnya ke mana, ia sampai rela memberikan kehormatan satu-satunya yang ia miliki dek janji yang tidak pasti dari kutu bajingan tidak tahu diri seperti Dewa.

Jalanan sepintas mengenyam waktu, pak Syarif tiba-tiba memutar lagu berbahasa Inggris ber-jendre pop. Suara musik yang mengalun lembut membuat dadaku terasa sesak, kesunyian semakin terasa menggerogoti. Aku terlalu menikmati suasana, ini bukan lagi soal Raisa, tapi mengingat bagaimana posisiku di masa lalu. apa yang Raisa jalani sekarang adalah aku di masa lalu, aku hanya berharap perempuan itu mampu melewati semua rintangan atas kesalahannya sendiri. Seandainya diperbolehkan aku ingin sekali menemui dan memberi semangat, ia harus bangkit memperbaiki segala kefatalan. Raisa tidak boleh menyerah meski mungkin potensi mengembalikan kemenangan dirinya sangat tipis karena ia sudah terlanjur hamil.

Dewa, apa pula yang ia rasa dan lakukan saat ini, mudah sekali menolak lalu hilang dari pencarian. Banyak sekali laki-laki yang memang tidak sudi bertanggung jawab di luar sana dan mengecap pasangannya sebagai wanita murahan karena mau dibuat pelampiasan birahi. Tapi hanya Dewa yang sukses menghilang tanpa jejak, ia benar-benar membuktikan kualitas dirinya yang rendah. Kepergian Dewa tidak hanya menjadi pencarian teman-teman di kampus, tapi juga keluarganya, ya. Sangat membingungkan, tapi ini pasti hanya permainan, orang tuanya sendiri lah yang berusaha menyembunyikan Dewa agar bisa lepas dari pernikahan dini. Mereka orang terpandang, tidak akan mau jika karena satu kesalahan Dewa mencoreng nama baik keluarga.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!