Mempunyai suami kaya, tampan, dan juga setia, itu tentu menjadi dambaan oleh semua wanita. Riri Anastasya, ia begitu sangat beruntung di nikahi oleh seorang lelaki yang begitu sempurna, dari segi fisik maupun finansial.
Namun di dalam pernikahannya, Riri merasa bahwa suaminya menyembunyikan sesuatu darinya. Pernikahan yang awalnya berjalan mulus, damai, dan harmonis, menjadi porak-poranda, seketika berubah menjadi kata PERCERAIN, karena Samuel Malio Edwin suami Riri berselingkuh dengan salah satu sahabat istrinya sendiri.
Akankah Samuel memilih Riri, atau malah sebaliknya memilih sahabat istrinya tersebut.
Simak sama-sama yuk cerita mereka.
Jangan lupa tinggalkan jejak, seperti like, comment dan Vote, terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia lebih baik dari mu
Brakk...! suara pintu kamar yang cukup keras membuat Adel terbangun dari tidurnya, saat Adel membuka matanya, Adel melihat Samuel sudah terlihat rapi menggunakan kaos polos dengan di padukan celana jins panjang, Adel pun segera beranjak dari tempat tidurnya untuk menyusul Samuel.
"Mau kemana lagi mas Sam pergi sepagi ini?." Adel yang sudah turun dari ranjang tempat tidur sambil menatap jam dinding yang masih menunjukan pukul 6 pagi.
Dengan langkah cepat Adel mengikuti Samuel. "Mau kemana lagi?." tanya Adel yang sudah berdiri di belakang Samuel.
Samuel yang mendengar ucapan Adel seketika menghentikan aktifitasnya yang sedang mengenakan sepatu. "Jangan berkomentar apapun, aku benar-benar sudah malas untuk berdebat, dari pada kita terus berdebat mending kamu cari kerja, biar kita tidak mati kelaparan." ucap Samuel tanpa menatap ke arah Adel.
"What!." Adel yang terkejut dengan ucapan Samuel. "Kamu menyuruhku untuk mencari pekerjaan? apa itu tidak salah? aku ini sedang hamil mas."
"Lalu kenapa kalau kamu hamil? banyak di luar sana yang sedang hamil, tapi masih bekerja tanpa mengeluh." sahut Samuel sambil beranjak berdiri.
"Tapi resiko kalau wanita hamil masih berkerja."
"Halah.... kamu aja pemalas, buktinya Riri hamil juga masih kerja, masih bisa pulang pergi ke kantor, buktinya masih kuat dan tidak kenapa-kenapa, jadi kamu tidak usah manja."
"Riri terus Ririn terus, sa.mpai kapan kamu akan membanding-bandingkan aku dengan istri tersayang mu itu?."
"Aku tidak membandingkan, memang kenyataanya benar, kamu dan Riri sangat beda jauh, Riri yang jelas-jelas anak seseorang pem bisnis tajir melintir saja tidak malas untuk bekerja, sedangkan kamu haha." Samuel yang seketika tertawa kecut tidak melanjutkan ucapannya..
"Apa! sedangkan aku apa?." tanya Adel sambil menatap tajam ke arah Samuel.
"Ahh.. sudah lah..aku sudah malas meladenimu!." Samuel yang berjalan meninggalkan Adel begitu saja.
Adel yang melihat Samuel pergi begitu saja seketika merasa kesal, apa lagi dia selalu di banding-bandingkan dengan Riri, membuatnya semakin murka.
"Riri memang benar-benar sialan, aku tidak terima mas Sam selalu membandingkan aku dengannya, apa lagi mas Sam sekarang berubah karena dia, aku harus menemui wanita sok cantik itu."
Waktu pun sudah menunjukan pukul 9 pagi, Adel sudah siap untuk pergi menuju ke kantor Riri, Adel hari ini memutuskan untuk menemui mantan sahabatnya tersebut. Setelah perjalanan cukup jauh sekitar 30 menit Adel pun telah tiba tepat di depan perusahaan milik Riri tersebut.
Dengan langkah yang begitu anggun Adel masuk ke dalam kantor, dengan kaca mata hitam ia baru lepas saat memasuki koridor-koridor kantor, banyak pasang mata yang menatap ke arahnya, karena semua semua isi kantor tahu bahwa Adel lah penyebab keretakan rumah tangga atasannya. Namun di situ Adel merasa acuh, ia tidak perduli dengan orang-orang yang sedang menatapnya.
Saat Adel masih berjalan dengan santainya tiba-tiba ada salah satu staf yang menegurnya. "Ehh.. pelakor og masih berani-beraninya berkeliaran di sini.. apa dia tidak punya malu." ucap salah satu wanita.
Adel yang mendengar ucapan tersebut sontak menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah wanita tersebut.
"Upssss... dia menatap ke arah sini, aduh takut, ayo cepat pergi." wanita itu yang seketika kembali berjalan menjauh dari Adel bersama temannya.
"Eh... lo bilang apa barusan?." Adel yang berjalan menghampiri wanita tersebut.
"Bilang apa? gue gak bicara apa-apa, lo kesindir ya, hahaha." wanita itu tertawa, sambil menatap teman-teman yang lainnya.
"Ehh... gue bukan pelakor ya?." Adel yang seketika menarik baju wanita tersebut.
"Kalau bukan pelakor namanya apa perebut lelaki orang, apa lagi orang itu sahabatnya sendiri." sahut wanita itu sambil melepaskan cengkraman Adel.
"Gue gak ngerebut suami atasan lo, suami dia aja yang suka sama gue, dia yang tergila-gila sama gue, secara gue lebih cantik dari atasan kalian." Adel yang begitu percaya diri.
"Lebih cantik dari ibu Riri? yang bilang begitu matanya katarak, semua dunia juga tau kalik, kalau lo gak ada apa-apanya dari ibu Riri, bagaikan langit dan bumi."
"Apa lo bilang, berani-beraninya lo bilang begitu ke gue, lo gak tau siapa gue haaaa!." Adel yang tadinya menarik kerah wanita tersebut seketika ganti menarik rambutnya.
"Lo kira gue takut sama lo wanita pelakor." Wanita itu seketika juga menarik rambut Adel yang berwarna pirang.
Seketika koridor kantor pun menjadi kisruh karena ulah Adel, dan membuat para security pun mendekat, untuk melerai mereka berdua, semua orang pun melihat adegan perkelahian antara Adel dan staf di kantor Riri, saat mereka berdua sudah berhasil di lerai, Adel pun segera untuk di amankan di sebuah ruangan karena menyebabkan para staf merasa tidak nyaman dengan kehadirannya.
Riri yang masih di dalam ruangan yang mendapat informasi bahwa ada Adel di kantor pun seketika merasa kesal. "Bagaimana bisa Adel kembali masuk ke kantor ini, bukankah aku sudah memberi tahu kepada security untuk melarang Adel atau Samuel masuk ke kantor ini, kemarin di kantor kak Bimo, sekarang ke kantor ku, apa yang di kerjakan Security sebenarnya di kantor ini, sampai bisa kecolongan seperti ini!."Riri yang begitu marah kepada Secretarisnya, karena Riri sudah begitu muak dan malas melihat wajah Riri apa lagi Samuel, Riri hanya ingin fokus kepada janinnya dan perceraiannya agar cepat selesai.
" Maaf buk, karena Adel datang di waktu jam Security istirahat, dan Security di kantor ini juga baru-baru buk, dan mereka juga tidak terlalu faham seperti apa wajah Adel, sampai akhirnya Adel bisa masuk ke dalam kantor."
"Makanya kalau me rekrut Security itu yang jelas, dan teliti, agar paham dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya." Riri yang masih marah-marah.
"Iya maaf buk, saya dan pihak personalia akan lebih teliti lagi untuk menerima karyawan baru di kantor ini."
"Lalu di mana Adel sekarang?." tanya Riri.
"Dia ada di ruangan security buk, sedang di amankan di sana." jawab Sekretaris Riri.
Riri pun beranjak berdiri untuk menemui Adel, sebenarnya Riri malas melihat wajah wanita yang sudah merusak rumah tangganya, namun kedatangan Adel di kantor tersebut untuk menemuinya, Dengan terpaksa Riri mau menemui Adel.
"Apa ibu akan menemuinya?." tanya Mita Secretarisnya.
"Menurutmu?." tanya Riri balik menatap wajah Mita.
"Baik buk." Mita yang dengan sigap langsung membuka pintu direktur utama.
Mita pun seketika mengikuti Riri dari belakang. "Bu Riri galak banget semenjak hamil, apa itu hormon ibu hamil." ucap Mita lirih.
.
.
.
.
Author cuman mau bilang minta maaf lama gak UP, jangan di marahin ya😁 love you all❤