NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Istri Buta Sang CEO

Transmigrasi Ke Istri Buta Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO / Dokter Genius / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Orang Disabilitas
Popularitas:507.5k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Nova Spire, seorang ahli medis dan racun jenius, tewas tragis dalam ledakan laboratorium saat mencoba menciptakan obat penyembuh paling ampuh di dunia. Tapi kematian bukan akhir baginya—melainkan awal dari kehidupan baru.

Ia terbangun dalam tubuh Kaira Frost, seorang gadis buta berusia 18 tahun yang baru saja meregang nyawa karena dibully di sekolahnya. Kaira bukan siapa-siapa, hanya istri muda dari seorang CEO dingin yang menikahinya demi tanggung jawab karena membuat Kaira buta.

Namun kini, Kaira bukan lagi gadis lemah yang bisa diinjak seenaknya. Dengan kecerdasan dan ilmu Nova yang mematikan, ia akan membuka mata, menguak kebusukan, dan menuntut balas. Dunia bisnis, sekolah elit, hingga keluarga suaminya yang penuh tipu daya—semua akan merasakan racun manis dari Kaira yang baru.

Karena ketika racun berubah menjadi senjata … tak ada yang bisa menebak siapa korban berikutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suruh Orangnya Sendiri

Suasana kafe sore itu terasa hening dan tegang di salah satu sudutnya. Di meja dekat jendela, Kaira duduk berhadapan dengan Tuan Ben Dorry, pria paruh baya yang dulu pernah ia panggil ayah meski kini hanya sebatas nama.

Seorang pelayan datang menghampiri dengan senyum ramah.

“Apakah Anda ingin memesan sesuatu, Nona?” tanyanya.

Namun sebelum sempat Tuan Dorry membuka suara, Kaira mengangkat tangannya dengan tenang.

“Tidak perlu. Aku tidak akan memesan apa pun.” Pandangannya lurus pada pria di depannya. “Dan Anda juga tidak perlu berbasa-basi busuk, langsung saja ke inti tujuanmu.”

Tuan Ben Dorry terdiam sejenak, sorot matanya berubah menilai, seakan tak percaya gadis ini adalah putri yang sama yang dulu selalu menurut. Ia menghela napas, lalu mencondongkan tubuh sedikit ke depan.

“Kau sudah banyak berubah, Kaira.”

“Perubahan adalah hasil dari luka yang terlalu dalam. Sekarang katakan, sebelum aku kehilangan kesabaran.”

Tuan Dorry mengangguk kecil, lalu berbicara dengan suara yang lebih serius.

“Baiklah, kalau begitu aku tidak perlu basa-basi lagi. Aku ingin kau menjauh dari Sky Dalton. Lebih baik lagi, jika kau bisa membujuk Sky agar mengejar Maura.”

Kaira menyipitkan mata, bibirnya tertarik membentuk senyum tipis penuh sindiran. Tapi Kaira masih diam mendengarkan.

“Aku tahu kau sedang dekat dengannya,” lanjut Tuan Ben Dorry. “Dan aku juga tahu hubunganmu dengan Leonel belum selesai. Maka sebaiknya kau fokus mempertahankan rumah tanggamu, bukan mengincar pria lain, seperti wanita gatal.”

Kaira menyipitkan mata. “Dan apa hubungannya denganmu?”

Tuan Ben Dorry menarik napas panjang. “Maura menyukai Sky. Dan sebagai ayahnya, aku ingin melihat putriku mendapatkan yang terbaik. Leonel sudah cukup untukmu.”

Kaira tertawa kecil, dingin. “Jadi, aku ini apa? Barang dagangan yang bisa dipindahkan sesuka hati?”

“Aku hanya ingin kau mempertimbangkan ini secara logis,” ujar Ben Dorry. “Sky bukan milikmu dan menurutku kalian tidak cocok. Maura lebih cocok untuknya. Kau ... kau terlalu penuh masalah.”

Kaira menatap tajam pria di hadapannya. “Lucu. Seorang ayah yang tidak pernah menanyakan kabar putrinya, kini datang hanya untuk membicarakan siapa pria yang layak untukku. Terlambat, Tuan Dorry.”

“Kaira—”

Kaira mengangkat tangannya ke depan, memotong ucapan tuan Dorry. Membuat pria paruh baya itu terdiam.

“Jadi … intinya kau datang menemuiku agar aku memohon pada pria yang mencintaiku agar berpaling pada putrimu yang hidupnya hanya bisa menjatuhkan orang lain?”

Tuan Dorry mengangguk. "Benar," ucapnya. “Maura benar-benar menyukai Sky. Dan Sky adalah pria yang luar biasa … dia bisa menjadi aset besar bagi keluarga kita jika menikah dengannya.” Tuan Ben Dorry terlihat menurunkan nada suaranya agar Kaira luluh.

Kaira menyandarkan punggungnya, lalu tertawa pelan, tidak terpengaruh sama sekali.

“Sejak kapan kau peduli pada siapa yang kusukai? Ah benar, ini bukan tentangku. Ini tentang Maura dan tentang keuntungan yang bisa kalian dapatkan.”

Wajah Tuan Dorry mulai memerah. “Apa susahnya kau menurut sekali ini saja? Seperti dulu-dulu. Atau kau ingin menjadi anak pembangkang?”

“Pembangkang?” Kaira mengangkat alisnya. “Aku hanya berhenti menjadi boneka. Kalau itu dianggap pembangkangan, maka biarlah.”

Tuan Dorry menggertakkan gigi. “Kau masih istri Leonel. Biarkan saja kau tetap bersamanya. Itu sudah cukup.”

“Oh?” Kaira bersedekap, nadanya tajam. “Kalau memang begitu, suruh saja Sky menjauhiku. Atau lebih bagus lagi, kau temui sendiri Sky dan minta dia berpaling dari aku. Kalau dia mau. Dan kalau kau berani memerintahnya, mungkin kau berakhir di dor olehnya.”

“Kaira .…” suara Tuan Dorry merendah, mencoba menahan amarah. “Kau membuat semuanya jadi rumit.”

“Tidak, kau dan keluargamu yang membuat semuanya rumit. Aku hanya ingin hidupku sendiri. Bukan dikendalikan oleh kalian, bukan dijodohkan seenaknya, dan jelas bukan untuk dijadikan alat tukar demi ambisi.”

Tuan Dorry terdiam, tak mampu membalas.

Kaira berdiri perlahan dari kursinya, mengambil tongkatnya dan menatap ke arah jendela dengan senyum dingin.

“Pertemuan ini selesai. Dan lain kali, jangan repot-repot mencariku hanya untuk menyuruhku menyerahkan pria yang mencintaiku, demi putrimu yang tidak punya harga diri. Ah! Sepertinya bukan aku yang seperti wanita gatal, tapi itu putrimu sendiri. Jadi, lebih baik kau mengajari putrimu, sebelum pada akhirnya dia menjadi jalang.”

Dengan langkah anggun dan kepala tegak, Kaira berbalik pergi, meninggalkan Tuan Ben Dorry yang hanya bisa terpaku, menahan emosi dan rasa malu di tengah ruang publik.

*

Di depan kafe, angin siang berembus pelan menerpa rambut Deilin yang tengah berdiri dengan tangan disilangkan di depan dada. Matanya waspada menatap pintu masuk kafe, dan seketika membulat saat melihat Kaira keluar dengan langkah tenang.

“Nova ....” panggilnya sambil menghampiri. “Apa yang dibicarakan oleh pria bodoh itu?”

Kaira menghela napas ringan, kemudian tersenyum miring.

“Hal yang sama seperti biasanya. Menyuruhku tunduk, berkorban, dan menyerahkan pria yang mencintaiku … demi putrinya.”

Deilin mendecak kesal. “Berani-beraninya dia. Setelah semua yang mereka lakukan, sekarang masih berharap kau menurut?”

Kaira menyeringai tipis, langkahnya terus melaju.

“Katanya aku pembangkang karena tak lagi menurut. Tapi aku rasa, ini kali pertama Kaira benar-benar hidup.”

Deilin menatap sahabatnya itu dengan bangga. “Kalau saja mereka tahu siapa sebenarnya yang sedang mereka hadapi.”

Kaira terkekeh pelan. “Mereka akan tahu … cepat atau lambat.”

🍃🍃🍃🍃

Sore itu, Maura pulang ke rumah dengan semangat yang menggebu. Wajahnya berseri, langkahnya ringan, dan senyum tak lepas dari bibirnya. Ia bahkan menolak ajakan teman-temannya ke mal hanya karena tak sabar ingin mendengar kabar dari ayahnya.

Begitu membuka pintu, ia langsung menuju ruang tamu tempat Tuan Ben Dorry sedang duduk membaca surat kabar. Natalie sedang duduk di sampingnya sambil menyeruput teh hangat.

“Ayah!” seru Maura penuh semangat. “Bagaimana hasil pembicaraannya dengan Kaira? Dia setuju, kan?”

Tuan Dorry melipat surat kabarnya perlahan, menatap putrinya dengan wajah datar. Ia menghela napas sejenak sebelum menjawab.

“Maura … Kaira menolak. Ia bahkan berkata dengan nada yang sangat tajam.”

Wajah Maura langsung berubah. Senyum di bibirnya lenyap. “Apa? Dia menolak?!”

“Ya. Dia bahkan menyuruhku bicara langsung pada Sky jika memang ingin menjodohkan kalian,” jawab Tuan Dorry dengan nada berat.

Maura bangkit dari duduknya, wajahnya memerah karena amarah. “Itu karena Ayah terlalu lunak! Makanya dia jadi berani! Seharusnya Ayah lebih tegas, seperti dulu!”

Natalie menimpali dengan suara dingin, “Ben, kau terlalu memanjakan anak itu. Kalau sejak awal Kaira ditekan, dia takkan berani membangkang seperti sekarang.”

Tuan Dorry memejamkan matanya sejenak, menahan perasaan yang bergemuruh di dalam dada. Ia menatap keduanya, tapi tak berkata apa-apa saat melihat Maura dan Natalie langsung berdiri dan meninggalkannya begitu saja, menuju lantai atas.

Setelah ruangan itu sunyi, Tuan Dorry duduk terpaku dalam diam. Matanya menatap kosong ke arah cangkir teh yang sudah dingin di meja.

Dulu ... Madeline, ibu Kaira tak pernah meninggikan suara padaku. Kaira kecil pun selalu menurut. Tapi sekarang, semuanya berubah. Dan ....

Ia menghela napas panjang. Lalu menggelengkan kepalanya. Tidak! Mereka seperti itu karena kecewa padaku. Jelas-jelas Natalie dan Madeline orang yang berbeda, Natalie jauh lebih baik dari Madeline yang murahan.

Ia memejamkan mata, mencoba menepis perasaan tak dihargai yang makin lama makin mengikis ketenangannya.

1
Pandagabut🐼
selamat ya nyonya Selina, menantu idamanmu luar biasa /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
siap2 ben ternyata demi harta yaaa
dimana2 demi harta hadehhh
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
iiiidihh g tau malu situ waras emg ya clarisa haiiiii ulet bulu
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Intan Lovelys Yandhi
semangat update 💪
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
vj'z tri
see😏😏😏😏 ayah singa pasti ngamok kalau anak nya di ganggu ,walaupun anak nya bisa bertahan 🫣🫣🫣🫣 dan jika kalian tahu siapa anak nya pasti auto plonga plongo dan bilang gak mungkin 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Cindy
lanjut
Lyvia
nunggu matinya aj Xan
Dian Susantie
udh.. matiin aja tuh si Ben sekeluarga..!! tapi jgn lupa siksa dulu ya..!! siap2 aja kalian bertiga dpt balasan dari Kaira, Sky dan Steven..!! 👻👻👻
kaylla salsabella
lanjut Thor
princess Halu
menantu kesayangan tu menantu pilihan, makan tu menantu
Dian Susantie
ya.. itulah mantu kesayangan mu Sel.. Sel..!! yg abis ini bakal makin menyeret mu dan keluargamu ke jurang kehancuran..!! 👻👻👻
saniscara patriawuha.
protoliii aee mbokkk keirrr,,, satu satu.....
YuWie
mantap sekali kerugian mu kel frost
Ty Kurniawan
tunggu saja karma akan datang menghampiri mu ben
Wanita Aries
Hadeh muaknya sama ben ini. Aplg natalie sm maura benalu gk tau diri
Debby Ebby
lanjut lagi thor
Upi Raswan
Ben pasti bakalan pingsan kalo tau ternyata rahasia besar itu sudah bukan lagi rahasia
Susilawati
rasain kamu nyonya Selina, lihat lah menantu yg begitu kamu puji dan sayangi malah mehancurkan perusahaan keluarga mu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!