Cintaku, Mentok Di Perjaka Tua

Charles tersenyum lebar saat mobil yang diinginkan oleh nya sudah datang. Ia bahkan sudah melakukan test drive keliling komplek rumahnya. Semuanya bagus dan tidak ada masalah. Kenalan Charles memberikan mobil yang memang bagus meskipun itu adalah mobil keluaran lama.

Jani yang baru saja pulang dari kampus sesaat dibuat terkejut dengan mobil berwana putih yang ada di depan rumah. Terlebih Charles keluar dari sana.

" Laah om, ini punya siapa," tanya Jani sembari turun dari motor. Ia lalu menghampiri sang suami lalu mencium tangan suaminya.

" Mobil aku dong, buat cosplay jadi orang miskin seperti anggapan temanmu ke kamu itu. Jadi besok aku bakalan anter kamu dengan mobil ini," jelas Charles panjang.

Jani hanya menepuk keningnya pelan. Ia tentu tidak menyangka Charles akan berbuat sebegitu jauhnya. Tapi ia senang, apa yang dilakukan Charles menunjukkan ketulusan.

" Oh iya Jan, orang kantor pada tanya tentang kue mu. Di jual apa nggak?"

Mata Jani berbinar saat Charles mengatakan hal tersebut. Ia tidak menyangka ada yang menanyakan kue buatannya. Gadis itu pun mengangguk cepat. Charles yang merasa gemas mengacak rambut sang istri. Keduanya masuk bersama ke dalam rumah mengingat hari sudah mulai senja.

***

Jani tengah membereskan perlengkapan yanh akan dibawanya ke acara camping besok pagi. Selepas subuh komunitas Jani sudah berkumpul di halaman kampus dan langsung berangkat ke lokasi tujuan.

Charles melihat seksama apa yang dilakukan oleh istri kecilnya. Jani terlihat sangat fokus, cara Jani packing terlihat bahwa gadis itu sering melakukannya.

" Apa sering berpergian, tampaknya kamu terlihat tidak kesulitan buat packing. Biasanya cewek kalau packing sembarangan. Semua asal masuk-masukin," ucap Charles kepada istrinya itu.

" Oooh abang yang ajarin. Emang sih nggak sering, tapi beberapa kali suka ikut abang treking. Pernah juga sama mas dan kakak," jawab Jani sambil menoleh ke arah sang suami sejenak lalu melanjutkan kegiatannya.

" Ooh bagus, boleh lah lain kali kita treking. Udah lama juga nggak treking nih."

Jani menghentikan kegiatannya lalu kini fokus melihat sang suami. Sepertinya Jani belum tahu jika Charles sebelumnya adalah pria yang aktif melakukan aktivitas outdoor yakni naik gunung.

Dulu, saat usia Charles belum 30 tahun ia bersama ketiga sahabatnya sudah menekuni olah raga outdoor itu sejak dari bangku perkuliahan. Bahkan mereka sampai membuat agen trip and tour untuk pendakian.

" Emang om pernah naik gunung," tanya Jani. Kini ia sudah duduk di sebelah suaminya di atas ranjang.

" He em, dulu saat kuliah hingga beberapa tahun lalu sebelum fokus ke perusahaan. Aku termasuk aktif. ARJ Adventure,pernah dengar? Itu adalah Trip and Tour yang kami buat. Kami di sini adalah aku, Arjuna Dewantara, Rama Joyodiningrat, dan Sukhdev Singh."

Jani terlihat begitu terkejut. Ia tidak tahu fakta tersebut. Dna ARJ Adv sungguh sangat terkenal. Jani sendiri penggemar produk NO. Pantas saja saat mereka menikah kemarin terlihat wajah-wajah familiar yang datang bersama Charles.

" Om temenan sama mereka ya?"

" Yups, kita temenan udah dari jaman SMA."

Jani lagi-lagi tidak menyangka hal itu. Siapa yang tidak tahu Juna dan Rama, keduanya juga sukses memimpin perusahaan mereka masing-masing. Jangan lupakan juga Sukhdev, mereka benar-benar kelompok orang-orang yang diperhitungkan dalam dunia bisnis.

" Woaaah kalian ini kumpulan om-om sukses."

" Dan kamu adalah istri dari salah satu om-om itu. Apakah om bisa mendapatkan hak om sayang?"

Glek

Jani menelan saliva nya dengan susah payah. Kata 'hak' yang diucapkan Charles tentu saja ia mengerti. Terlebih saat ini Jani sudah berada di bawah kungkungan Charles. Pria dewasa itu bahkan sudah mencium leher mulus Jani lalu membuka satu per satu kancing piyama miliknya.

" Sayang, apa jawabanmu hmm?" tanya Charles di sela-sela kegiatannya menciumi leher Jani dan ciuman itu mulai turun ke bawah dan sejenak bersarang di dada Jani. Sungguh membuat Jani kesusahan untuk bernafas.

" Kalau om menginginkannya, maka Insyaallah aku siap."

Charles menarik kepalanya dari dada Jani lalu menatap mata istrinya itu dengan lekat. Ia tersenyum simpul, sebuah ciuman di kening ia berikan kepada sang istri.

" Tidak, besok kamu harus berkegiatan di alam. Aku tidak akan melakukannya sekarang. Mari lakukan malam pertama kita nanti setelah kamu kembali dari acara kemah. Sekarang aku mau pembukanya saja dulu."

Charles langsung mendaratkan bibirnya di bibir sang istri. Setelah beberapa kali berciuman, kini keduanya sudah mulai pandai. Dan kali ini tangan Charles mulai merayap kemana-mana. Mencoba mengeksplore tubuh istrinya.

Tubuh Jani memang tergolong kecil, bahkan bagian dada nya pun juga tapi Charles sungguh suka. Ia melepaskan bibir istrinya itu dan mulai menciumi leher lalu terus turun hingga ia merasakan juga setiap inci tubuh Jani.

Sebuah suara mulai dikeluarkan Jani. Jani sendiri tidak tahu sensasi apa yang ia rasakan saat ini. Tapi sungguh ia merasa ingin lebih saat suaminya itu berada di atas dadanya.

" Jangan ditahan sayang suaranya keluarkan saja."

" Om... ."

Charles langsung memeluk Jani dengan keadaan bagian atas piyama Jani sudah dilemparkan Charles beserta dalammannya. Ia menarik selimut untuk menutupi tubuh atas Jani yang polos.

" Kita hentikan, seperti yang aku bilang tadi aku tidak akan membuatmu lelah karena besok kamu akan berkegiatan di alam. Terimakasih sayang, entah apakah ini bisa dibilang terlalu cepat atau tidak tapi, aku mencintaimu istriku."

Jani mengeratkan pelukannya terhadap Charles. Ia sangat senang dengan apa yang baru saja Charles ucapkan. Cinta? Apakah dia juga sudah merasakannya? Entahlah, tapi sungguh Jani sendiri sudah siap memberikan seluruh hati dan tubuhnya untuk Charles.

" Aku juga nggak tahu om apakah aku sudah cinta sama om atau belum . Tapi yang jelas, aku siap menjadi istri om secara lahir batin."

Charles tersenyum. Malam ini ada deklarasi keduanya secara sadar bahwa mereka benar-benar menerima pernikahan ini. Dalam hati keduanya, mereka sama-sama bertekad untuk menjalani rumah tangga ini sebaik-baiknya.

TBC