Andina tidak menyangka, dia harus jadi pengasuh seorang bayi tampan anak dari majikan ayahnya.
Ya, orangtua si bayi tersebut sibuk dengan karirnya. Khususnya Vita sebagai mami nya nggak mau berhenti bekerja. Arya suaminya, sudah terlalu sering meminta untuk berhenti bekerja. Dan riak pertengkaran dimulai.
Nggak mau memakai jasa baby sitter karena takut dengan banyaknya berita di tv soal kasus penganiayan terhadap anak yang diasuhnya bahkan ada juga sampai dibunuh, kan jadi ngeri.
Alhasil, oma dan onty nya baby Athaya yang dibuat repot setiap hari harus mengasuh Athaya anaknya Arya. Sebulan dua bulan masih oke...tapi lama lama kewalahan juga karena Athaya setelah bisa berjalan makin aktif.
Hingga secara spontan ayahnya Andina yang bekerja sebagai sopir Arya, menawarkan Andina untuk mengasuh baby Athaya.
Penasaran selanjutnya bagaimana ? Yuk ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Huru Hara Malam Minggu
Deru mesin motor terdengar sampai ke dalam rumah.
"Teh...bukain pintu sigana itu ayah pulang." teriak Bu Desi menyuruh Andina. Tanpa disuruh dua kali Andina beranjak dari duduknya yang sedang nonton tv.
Benar kata ibu, ayahnya yang datang terlihat sedang memasukkan motor ke garasi kecil yang berada dibagian samping kiri rumah.
"Assalamualaikum..." ucap ayah.
"Waalaikumsalam..." Andina mencium tangan ayahnya. "Yeay ayah sekarang pensiun nih..dapat pesangon nggak yah." tiba-tiba Zaki muncul dari kamar lalu menyalami ayahnya.
"Ish kamu mah nya...belum juga ayah duduk udah mata duitan." Andina langsung menoyor kepala Zaki.
"Udah-udah malah ribut...nih ibu sudah siapin buat makan malam..teteh bantuin bawa piring dan gelasnya ya." ujar ibu Desi menghampiri mereka dan menyalami suaminya.
Mereka makan malam dengan duduk lesehan dikarpet depan tv. Padahal meja makan pun ada tapi makan sambil lesehan itu lebih nikmat, menurutnya. Selesai makan Pak Wahyu beranjak mengambil sesuatu dari saku jaketnya. "Ini bu dari den Arya..." ujarnya menyerahkan amplop ke istrinya.
"Dibuka bu...penasaran berapa jumlahnya.." ucap Zaki. "Ckk teu sabaran pisannya..." jawab ibu sambil melotot ke arah zaki. Dikeluarkannya uang dari dalam amplop, setelah dihitung semuanya ada 15 gepok lembaran seratus ribuan. Semuanya menganga takjub.
"Alhamdulillah ayah 150 juta...walah den Arya baik sekali nya yah..." ujar ibu terharu.
"Alhamdulillah...bisa buat modal bertani ini mah." Besok simpan di Bank aja dulu bu biar aman....gunakan sesuai keperluan aja." sahut ayah.
*******
Arya dan Vita duduk disofa menikmati tayangan berita ditemani pisang bakar buatan Bi Idah. Athaya baru saja tidur terlelap, dan dipindahkan oleh Arya ke dalam kamar.
"Hmm mas...a aku ikut promosi jabatan dikantor.."ujar Vita sedikit tergagap. "Posisi apa ?" tanya Arya tanpa mengalihkan pandangan dari tv.
"GM mas...untuk hotel baru yang akan launching 3 bulan lagi di kota M."
"Nggak-gak...aku nggak ngijinin." Arya seketika menoleh, mematikan tv, menatap tajam ke arah Vita.
"Tapi aku udah tanda tangan...nggak bisa dicancel...ini peluang buatku mas...kalau lolos aku akan jadi GM termuda diusia 27 tahun." ujar Vita antusias.
"Vit...kenapa kamu buat keputusan tanpa bicara dulu hemm...aku ini suamimu, HARGAI AKU." ujar Arya dengan intonasi penuh penekanan. Apa kamu sudah pikirkan...jika kamu terpilih itu artinya kamu akan pindah kota tidak bersamaku lagi."
"Aku bisa pulang tiap akhir pekan mas...banyak kok yang LDRan but everthyng is ok."
"Jangan samakan kita dengan mereka...karena dari awal aku punya komitmen dan kamu tau itu Vita." Arya bicara setengah berteriak membuat Vita menjengit kaget. Belum pernah ia lihat suaminya semarah itu.
"Mas ini masih seleksi belum tentu juga aku kepilih...kenapa harus marah sih." ujar Vita dengan suara bergetar menahan tangis.
"Ya kamu benar ini masih seleksi tapi kamu salah...kamu salah membuat keputusan sendiri." Arya mencoba menahan amarahnya.
"Pimpinan meminta keputusan sepulangku dari Bali mas..jadi aku nggak ada waktu untuk bicara padamu dulu." ujar Vita lirih sambil tertunduk.
"Berarti sebelum ke Bali wacana itu udah ada kan...kamu emang nggak niat minta izin Vita..."
"Sepertinya aku harus bersikap tegas sekarang. Kalau kamu sayang keluarga, kamu harus nurut sama suami. Kamu harus resign ! Aku kasih waktu 1 bulan ini untuk menyelesaikannya. tegas Arya
"Mas egois...!
********
BERSAMBUNG
Sempat baca ..sukses selalu ya teh sehat & semakin banyak karya” mu yang masuk rangking 🤲