NovelToon NovelToon
Kubungkam Hinaan Keluarga Dengan Kesuksesan

Kubungkam Hinaan Keluarga Dengan Kesuksesan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Araya Noona

"Pergi kamu dari sini! Udah numpang cuma nambah beban doang! Dasar gak berguna!"

Hamid dan keluarganya cuma dianggap beban oleh keluarga besarnya. Dihina dan direndahkan sudah menjadi makanan sehari-hari mereka. Hingga pada akhirnya mereka pun diusir dan tidak punya pilihan lain kecuali pergi dari sana.

Hamid terpaksa membawa keluarganya untuk tinggal disebuah rumah gubuk milik salah satu warga yang berbaik hati mengasihani mereka.

Melihat kedua orangtuanya yang begitu direndahkan karena miskin, Asya pun bertekad untuk mengangkat derajat orangtuanya agar tidak ada lagi yang berani menghina mereka.

Lalu mampukan Asya mewujudkannya disaat cobaan datang bertubi-tubi mengujinya dan keluarga?

Ikuti terus cerita perjuangan Asya di sini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Araya Noona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Pagi harinya, Asya sudah bersiap-siap untuk pergi bernyanyi namun urung saat keadaan sang ayah tiba-tiba menurun drastis. Bahkan Luna pun izin tidak masuk sekolah karena khawatir dengan keadaan sang ayah.

"Suami saya kenapa, Dok?" tanya Yani pada dokter yang menangani suaminya.

"Kami sudah menduga akan seperti ini. Apalagi Bapak Hamid mengalami patah tulang di bagian paha," kata sang dokter mulai menjelaskan apa yang dialami oleh Hamid. "Beberapa serpihan dari tulangnya membuat cidera yang dialami Pak Hamid semakin parah hingga kami harus melakukan operasi segera untuk mengeluarkan serpihan tersebut," lanjutnya.

"Operasi, Dok?" Asya bertanya dengan wajah kaget.

"Iya. Kami akan membuat rujukan agar Pak Hamid bisa dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar. Karena di sini peralatannya masih sangat terbatas."

"Jadi, suami saya akan di operasi di rumah sakit lain?"

"Benar sekali, Bu."

Setelah mendapatkan penjelasan, Yani dan Asya pun keluar dari ruangan dokter tersebut menuju ruang rawat Hamid di mana Luna sedang menjaganya di sana. Jika akan dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar itu berarti biaya yang diperlukan juga tidak sedikit. Apalagi Hamid harus dioperasi.

Yani dan Asya hanya bisa terdiam. Larut dalam pikiran bagaimana caranya mereka bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat. Luna sendiri hanya menatap ibu dan kakaknya tanpa berani bertanya. Dari raut wajahnya saja Luna sudah bisa menebak jika keadaan mereka tidak baik-baik saja. Hingga bunyi pintu yang terbuka membuat ketiga wanita itu menoleh.

"Assalamualaikum." Suara seorang wanita membuat atensi mereka teralih.

"Walaikumsalam. Eh, ibu Ismail. Silakan masuk, Bu," kata Yani menjemput wanita itu untuk masuk kemudian duduk bersamanya di kursi kayu yang ada di sana. Dengan cepat wanita itu mengubah raut wajahnya ramah.

"Gimana keadaan Pak Hamid?" tanya Ibu Ismail, istri Pak Ismail pemilik motor yang dipakai Hamid buat ngojek.

"Keadaannya tadi sempat menurun, Bu. Tapi, alhamdulillah sudah membaik lagi," jawab Yani tersenyum getir melihat sang suami yang saat ini tengah tertidur.

"Ya Allah. Semoga Pak Hamid lekas sembuh ya," katanya menatap iba pria yang masih berbaring di atas ranjang tersebut.

"Amin," kata Yani dan Asya hampir bersamaan. "Makasih ya, Bu," tambah Yani.

"Iya, Bu, sama-sama," timpalnya.

"Oh iya, maksud kedatangan saya kemari selain buat jengukin Pak Hamid, saya juga mau tanya," ujar wanita itu menjeda sebentar ucapannya untuk sekedar membasahi bibirnya yang terasa kering. "Kapan kalian mau ganti rugi motor saya?" lanjutnya menatap Yani dan Asya bergantian.

Wanita itu tahu pasti keluarga Yani sudah mengatainya tidak punya hati, menagih di saat keadaan mereka masih seperti itu. Namun dia juga tidak bisa diam saja sebab motornya yang dikendarai Hamid hari itu benar-benar hancur tak berbentuk. Entah masih bisa diperbaiki atau tidak, dia juga tidak tahu. Dia hanya menuntut jawaban apakah mereka bersedia akan mengganti rugi atau tidak.

"Akan kami usahakan, Bu. Kami pasti akan ganti rugi. Ibu tenang saja." Asya yang angkat bicara. "Tapi mungkin belum bisa dalam waktu dekat ini karna ayah saya harus menjalani operasi. Tidak apa-apa kan?" lanjut Asya memberitahu wanita itu keadaannya sekarang. Berharap agar wanita itu bisa sedikit mengerti.

Bu Ismail cukup kaget mendengar jika Hamid harus melakukan operasi. Dalam hati dia bertanya-tanya Hamid akan melakukan operasi apa. Namun niatnya urung saat melihat raut wajah Asya yang sudah tidak bersahabat. Sepertinya gadis itu benar-benar marah padanya.

Ck! Bodo amat! Dia ke sana juga untuk menuntut haknya. Jadi kalau keluarga Hamid marah, dia tidak akan peduli sama sekali. Toh, anak gadis pria itu juga sudah berjanji akan ganti rugi. Itu sudah lebih daru cukup.

"Iya, gak apa-apa," katanya mengangguk pelan kemudian berdiri dari sana. "Kalo begitu saya pamit. Assalamualaikum."

"Walaikumsalam." Hanya Yani yang menjawab sebab Asya masih sangat kesal dengan wanita itu. Benar-benar tidak punya perasaan. Apakah dia tidak bisa menunggu sampai keadaan ayahnya membaik? Saking kesalnya Asya sampai menjatuhkan air mata sambil melihat ke arah luar jendela. Dia tidak ingin Ibu dan adiknya melihatnya lemah seperti ini.

Setelah kepergian Ibu Ismail jadi semakin banyak orang yang datang menjenguk Hamid. Orang-orang di kampungnya baru tahu jika Hamid mengalami kecelakaan dari Pak Ismail.

Mereka semua turut prihatin dengan apa yang sudah menimpa Hamid dan keluarganya. Beberapa juga memberikan dukungan moral agar mereka bisa kuat melewati semua cobaan ini dengan sabar.

"Bu Sekar?" Bu Siti pemilik warung memanggil Bu Sekar yang sedang melihat ke arah Asya yang sedang sibuk menyuapi ayahnya.

"Kata Bu Sekar, Asya pergi sama cowok semalam. Tuh, buktinya Asya ada di sini. Berarti dia semalam bukan pergi sama cowok tapi emang pulang buat ambil pakaian terus nginep di sini," kata Bu Siti.

Ya. Yang melihat Asya bersama Zhaki semalam adalah Bu Sekar, tetangganya. Sebelum datang ke sana dia sudah menyebar gosip yang tidak-tidak tentang Asya. Dia mengatakan jika kemungkinan Asya pergi kawin lari dengan seorang pemuda. Para warga memang tidak langsung percaya begitu saja. Apalagi setelah Pak Ismail mengatakan jika Hamid kecelakaan. Mereka semua sudah menduga jika Asya ada di sana dan bukannya kawin lari seperti yang dikatakan Bu Sekar.

"Yah ... mana saya tau, Bu. Kan saya cuma ngomong sesuai dengan apa yang saya liat," kata Bu Sekar mencoba membela diri.

Bu Siti dan ibu-ibu yang lain hanya bisa merotasikan matanya malas. Bu Sekar memang terkenal sebagai biang gosip di kampung mereka. Terkadang mereka percaya namun lebih banyak tidak juga karena berita yang disampaikannya belum tentu benar.

"Makanya Bu cari tau dulu. Karna jatuhnya bisa jadi fitnah loh," kata Bu Siti lagi yang diangguki setuju boleh ibu-ibu lain.

Bu Sekar yang sudah merasa malu memilih berlalu. Bahkan dia sudah tidak sempat pamit pada Yani. Jika dia di sana ibu-ibu akan terus memojokkannya jadi lebih baik dia pergi saja. Namun satu hal yang pasti perasaan malu itu membuat Bu Sekar jadi menaruh dendam pada Asya dan keluarganya. Dia kesal karena setiap kali dia menyebar gosip tentang keluarga itu selalu saja mereka bisa menangkisnya.

"Pokoknya saya harus cari tau Si Asya itu kerja apa. Liat aja nanti saya akan bikin mereka menyesal sudah membuat saya malu," katanya menatap sinis ke arah kamar rawat Hamid sebelum benar-benar pergi dari sana.

Berita Hamid kecelakaan sepertinya sudah menyebar kemana-mana hingga keluarga pria itu pun datang menjenguk.

1
Nur Hayati Dzacaulnaufin
mengapa Asya tidak minta izin pd Ustadz tuk menjenguk ayahnya
n memberitahu klo dia adalah tulang punggung kluarganya n ada utang yg harus dibayar
Araya Noona
Jangan lupa memberikan dukungan jika kalian suka dengan karyaku ini yah😁😁. Terimakasih untuk yang sudah membaca😉
Nur Hayati Dzacaulnaufin
Biasa
Shezan Ezan
ceritanya bagus, dan keluarga pak hamid harus melawan jngn diam kalau diintimidasi oleh keluarganya, karena mereka susah keluarganya ogah untuk membantu,



saran saya kalau bisa ceritanya s lanjutkan terus supaya pembaca tidak terputus untuk membaca novelnya, karena kalau suka berhenti sampai berhari hari baru muncul kelanjutan bab nya mana pembaca akan bosan menunggu,
Araya Noona: untuk saat ini memang sampai bab 27 kak besok akan diperbaharui lagi babnya😊😊
Shezan Ezan: tapi kenapa setelah saya sampai bab 27 ada tulisan bersambung, trus sya scrolling k bawah untuk lanjut bab selanjutnya sdah cerita lain yg muncul,
total 4 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up thor
Araya Noona: Iya kak sabar yah
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Ah Serin
lanjut lagi please
Araya Noona: pasti kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!