Kisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}.
__________________***________________
Ini adalah kisah cinta terlarang, dimana hanya ada air mata yang selalu menemani. Perjuangan yang begitu besar hingga pengorbanan dan nyawa menjadi taruhan.
“Apa salahnya jika mencintai? Apa salahnya jika kami ingin menikah? Sudah sekian lama kami dipisahkan, dan takdir mempertemukan ku kembali dengannya. Tepat dibawah menara Eiffel! Tapi lagi-lagi takdir memisahkan kami lagi, saat aku mengandung anaknya. Dan perpisahan ini berlanjut lagi sampai 14 Tahun! Hingga usia anak kami 13 Tahun, dan aku selalu menunggunya di bawah menara Eiffel.
Tapi tetap saja, dia belum kembali tanpa kabar.”
~Cassea Laura Chadwick~
________________________________
Apakah dia sudah memiliki keluarga sendiri? Apakah dia melupakan ku?
Mungkinkah, Tuhan sudah mengambilnya dariku?
_________________________________
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MERCI : BAB 21
PRIA PENGERTIAN
Universitas Paris.
Kelas sedang berlangsung. Lea yang sedari tadi menunggu kedatangan Cassea, mulai merasa cemas dengan keadaan yang tengah menimpah temannya itu. Mata Lea terus melihat ke arah pintu kelas, berharap kalau Cassea terlambat. Kebetulan sekali dosen yang mengajar adalah ibu Cloe, si Dosen Killer. Ibu Cloe yang melihat gerak-gerik Lea terlihat kebingungan, mulai membuka suara di seisi ruangan.
"April! Apa yang sedang kau cari? Apa kau tidak mendengarkan pelajaran Ibu tadi?" Tegas ibu Cloe.
"Tidak Bu. Maksud ku, aku mendengarkan pelajaran Ibu!" jawab Lea.
Hampir semua dosen tahu kalau Lea dan Cassea sangat dekat, layaknya saudara kembar. Ibu Cloe yang paham soal pikiran Lea saat ini, dia ingin memberitahu sesuatu kepada Lea yang kini kembali fokus ke tugasnya.
"Teman mu saat ini sedang berada di rumah sakit. Ibu di beritahu kalau kakinya patah!" ucap ibu Cloe melihat ke arah Lea.
Seketika Lea terkejut mendengar hal itu, bagaimana Cassea sampai tidak memberitahunya soal itu. Kini Lea hanya bisa sabar menunggu jam kuliahnya selesai.
...***...
Di dalam kamar rumah sakit. Cassea hanya bisa terbaring di atas ranjang tanpa melakukan apapun. Sampai Zach datang di ruangan Cassea lagi.
"Kau sudah baik 'kan?" tanya Zach yang baru saja masuk ke dalam ruangan.
"iya!" jawab Cassea tersenyum lebar.
Zach yang sudah berdiri di samping Cassea sambil membawa sekantong makanan untuk Cassea. (Sungguh pria pengertian!)
"Aku bawakan sarapan untukmu, makanlah." Ucap Zach yang menaruh sekantong makanan tadi di atas meja.
"Hmm.." Cassea mulai meraih makanan yang di bawa Zach tadi.
Sebelum memakannya, Cassea mencium aroma yang begitu hangat dan lezat untuk sarapannya, dengan sangat lahap wanita itu memakannya tanpa pikir panjang.
Karena sibuk menyantap makanan yang begitu lezat, Cassea sampai lupa dengan keberadaan Zach yang masih setia diam melihatnya makan. Seketika Cassea mengambil satu suapan untuk diberikan pada Zach.
"Kau mau?" ujar Cassea sembari menyodorkan satu suapan itu kepada Zach. Namun Zach menolaknya dan menyuruh Cassea untuk menghabiskan makanan dengan porsi setimpal sendirian.
Cassea tidak ingin durhaka karena menolak perintah gurunya, dan kembali menyantap lahap makanan lagi.
"Kau tahu? Menurutku.. kebanyakan wanita lebih ganas saat makan, dari pada bermain di luar sana!" ucap Zach yang membuat Cassea berhenti.
"Kenapa bisa begitu?" tanya Cassea yang mulutnya penuh.
"Ya, jika mereka sudah berhadapan dengan makanan, maka aura serigala mereka akan keluar dengan ganas!" jawab Zach tersenyum, melihat wanita di depannya saat ini.
Mendengar itu, Cassea merasa tersindir oleh Zach. Tapi meski begitu, Cassea masih tidak peduli dengan ucapan Zach.
"Memang benar! Maka dari itu, pria harus takut kepada wanita, karena kenapa? Karena jika sampai aura kemarahan serigala keluar, semua yang wanita lihat akan dimakan, termasuk seorang pria!" balas Cassea lanjut makan.
Zach terdiam seketika, ucapan Cassea juga ada benar nya. Bahwa kekuatan wanita lebih kuat. Dia orang itu menikmati kebersamaan bersama, meski di dalam rumah sakit.
.
.
.
Selesai makan Cassea begitu kenyang sampai-sampai perut dan dadanya begitu sesak sekali dengan kenikmatan tadi. Jika dilihat perut Cassea yang awalnya kurus, kini menjadi buncit.
"Ha.. kenyang nya.. aku hampir tidak bisa bernafas." Gumam Cassea memegang perut buncitnya.
Saat asik bersantai, seorang dokter masuk untuk memeriksa kaki Cassea lagi. Hampir setiap hari Cassea harus di periksa tiga kali.
"Tidak lama lagi kakimu akan segera sembuh! Mungkin ini keberuntungan mu karena lukanya tidak terlalu parah, tetaplah beristirahat dan jangan mencoba untuk jalan-jalan dulu, ya!" jelas dokter itu.
"Kalau begitu, aku pergi dulu!" pamit dokter dengan sangat ramah kepada Cassea dan juga Zach.
Tidak lama dokter itu pergi keluar, sementara Cassea kembali terlentang di atas ranjang. Beberapa detik, dia teringat dengan banyak hal yang ada di luar sana. Soal Lea, mencari pekerjaan baru, belajar melukis bersama Zach, dan kesenangannya di malam hari.
Pikiran Cassea terhenti saat seorang perawat masuk ke dalam ruangannya dengan membawa obat yang harus dia minum.
"Tolong diminum sesudah makan ya!" pinta Perawat itu. Zach menerima obat nya, lalu meletakkannya di atas meja.
Saat Perawat itu hendak berjalan keluar, Cassea dengan cepat menanyakan sesuatu padanya.
"Maaf, apa pasien Kheysa Chadwick sudah sembuh?" tanya Cassea merasa sedikit khawatir dengan keadaan Khey.
"Iya, dia baru saja pulang bersama ibunya." Jawab Perawat itu, dan kembali melanjutkan langkahnya.
Cassea terdiam, entah apa yang saat ini dia pikirkan mengenai saudari tirinya itu. Zach yang sudah tahu setengah dari cerita Cassea, mencoba untuk membantu melupakan kejadian jeleknya.
Zach memegang tangan Cassea dan mengusapnya dengan sangat lembut, hingga tatapan pun kembali lagi antara mereka.
"Jangan pikirkan jeleknya, berpikirlah tentang baiknya saja, mungkin dengan begitu, amarahmu akan mereda sendiri!" ujar Zach tersenyum tanpa sadar akan satu hal.
Cassea juga tersenyum, sampai pada akhirnya mereka berdua tersadar akan tangan masing-masing. Dengan gerakan cepat Zach menarik tangannya kembali, sementara Cassea hanya tersenyum kecil sambil menunduk.
"Apa kau tidak bekerja, dengan terus menemaniku di rumah sakit?" tanya Cassea yang menghentikan perasaan berdebar tadi.
"Aku... Aku seorang pelukis, jadi. Jadi pekerjaanku selalu berbeda-beda. Bisa di bilang Part Time." Jawab Zach yang merasa gugup dengan pertanyaan Cassea yang sangat sederhana itu.
Seolah Zach sedang menutupi rahasia yang begitu besar pada Cassea. Cassea mengerti, namun Cassea sedikit aneh dengan jawaban Zach, ditambah dengan ucapan yang terbata-bata.
Lagi dan lagi, Zach dan Cassea kembali menghabiskan waktu bersama dengan dipenuhi canda tawa mereka. Jika saja ketiga teman Zach itu melihatnya saat ini, mungkin saja mereka akan menggodanya dan tidak percaya dengan senyuman yang terus terukir di wajah Zach.
...📖📖📖...
("Rasa gugup mulai menakuti ku, aku tidak bisa mengatakan rahasiaku kepada semua orang apalagi kepada dirimu yang masih asing bagiku! Meski pun aku sudah mengenalmu lama, tetap saja aku tidak akan bisa mengatakannya......")
...📖📖📖...
01:30 PM.
Waktu sudah menunjukan siang hari, Lea yang baru saja tiba di rumah sakit, segera berjalan dengan cepat ke ruangan Cassea. Perlahan pintu ruangan terbuka dan terdapat Lea yang berjalan masuk, lalu memeluk Cassea dengan rasa khawatirnya.
"Kau tidak apa? Kenapa ini bisa terjadi? Kenapa kau tidak menghubungiku? Kau selalu saja membuatku khawatir." Pertanyaan Lea yang tanpa henti membuat Cassea kebingungan untuk menjawabnya.
"Tenanglah dulu, aku akan menceritakan semuanya kepadamu, oke!" balas Cassea menenangkan temannya itu.
Zach beranjak dari duduknya dan memilih keluar untuk memberikan waktu kepada Lea dan Cassea berdua di ruangan itu. Saat Zach sudah keluar, kedua wanita tadi mulai bercerita panjang lebar tanpa henti.
Sedangkan di luar, Zach mendapat panggilan dari Aami, temannya. Zach mengangkat panggilan itu sambil berjalan menjauh dari ruangan Cassea.
["Halo, Zach! Kau ada di mana sekarang?"] tanya Aami lewat telfon.
["Aku sedang ada urusan lain, memang ada apa?"] tanya balik Zach.
["Aku ada informasi penting, cepat datanglah kemari."] Jawab Aami serius.
["Baiklah."] Zach mematikan panggilannya dan masuk kedalam ruangan Cassea dengan tergesa-gesah
Mendengar suara pintu terbuka, percakapan kedua wanita tadi terhenti karena menoleh ke arah pintu yang saat ini Zach berdiri.
"Maaf memotong, aku pamit pergi dulu karena ada urusan yang mendadak. Dan tolong jaga dia." Ucap Zach kepada Cassea dan juga Lea.
Lea tersenyum kearah Cassea, seperti senyuman yang tidak biasa. Sementara Zach berjalan cepat menuju ke mobilnya, lalu melaju dengan kecepatan ke arah menuju Four Season Hotel V.
sedang ayah cassea tdk setuju & akan kah cassea mampu utk memperjuangkan cinta nya kpd zach 😀😍🫢🤭
cassea anak mafia..
Ellan sahabat kecilnya cassea..
apakah zach itu ellan ???
zach sprtu nya peduli dng kehidupan cassea ..
ada hubungan apa dng lowray ayah cassea?
zach & caseea