Menjalani kepahitan hidup bertubi-tubi, membuat Anya akhirnya terjebak dalam dunia malam yang tak pernah dibayangkannya. Suatu hari sepulang bekerja dalam keadaan setengah mabuk, Anya menabrak seorang pria. Pria itu ternyata kengalami amnesia hingga Anya terpaksa menampungnya untuk sementara waktu.
Siapa sangka jika pria tanpa identitas yang sebelumnya papa dan sebatang itu termyata adalah seorang pengusaha kaya yang dinyatakan hilang dalam sebuah kecelakaan misterius, bahkan sudah dianggap meninggal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzati Zah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Dari hari ke hari perkembangan Anton semakin pesat. Pertama-tama Anton sudah bisa berjalan sambil berpegangan. Gerakan tangannya pun semakin banyak dan leluasa. Anton meminta izin pada Anya untuk membantu mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga sebagai latihannya. Dan benar saja, kemampuan Anton berkembang sangat pesat. Hingga akhirnya Anton mampu berjalan tiga sampai lima langkah tanpa berpegangan.
Setiap hari di rumah Anton terus berlatih, dengan disaksikan Anya yang duduk di pinggir sambil memberikan semangat. Benar-benar seperti anak kecil yang baru belajar berjalan. Dan Anton pun merasa takjub dengan kemampuannya sendiri.
Setelah merasa lelah, Anton pun beristirahat. Duduk di sofa bersama Anya sambil menikmati minuman dingin dan berbagai makanan kecil.
"Bagus sekali, sebentar lagi pasti kamu akan benar-benar bisa berjalan..."
"Ya, dan aku sangat bersyukur untuk itu...kamu tahu Anya, begitu banyak dan begitu besar nikmat yang telah di berikan Tuhan pada manusia, bisa berjalan, bisa melihat, bisa mendengar, bisa bicara, bisa makan dan minum dengan nikmat. Kita sering menganggapnya biasa, padahal itu adalah hal besar. Saat Tuhan mengambil salah satunya, baru sangat terasa..."
"Ya, kamu benar, padahal dengan keadaan yang sempurna saja kita sering mengeluh dan merasa kurang..."
"Itulah manusia, tak pernah merasa cukup. Aku sudah merasakannya sendiri. Aku hanya kehilangan dua hal, kemampuan untuk berjalan dan untuk mengingat...tapi rasanya duniaku seperti runtuh....padahal kenyataannya masih banyak hal lain yang bisa kulakukan daripada yang aku tidak bisa..."
Keesokan harinya, Anya mengantar Anton untuk melakukan fisioteraphy seperti biasa. Kali ini Anton sudah bisa berjalan perlahan-lahan sambil terus mempertahankan keseimbangannya. Dan itu adalah kemajuan yang besar. Setelah selesai dengan fiaioteraphy, hari itu juga jadwal Anton untuk bertemu dan berkonsultasi dengan dokter.
"Kemajuan anda sangat bagus dan bisa dipastikan tidak lama lagi anda akan bisa kembali berjalan dengan normal, untuk itu fisioteraphy sudah tidak diperlukan lagi. Sebagai gantinya, anda harus rajin-rajin berlatih di rumah...", begitu kata dokter di akhir sesi konsultasi Anton.
Anton dan Anya saking berpandangan dan sangat senang mendengarnya.
Jadi hari itu, menjadi kali terakhir Anton melakukan fisioteraphy. Anya mengajak Anton turun ke lantai bawah rumah sakit. Disana ada toko kecil yang menjual aneka roti dan kue yang cukup lezat. Anya lalu membeli aneka roti dan kue sebanyak dua dus besar.
"Untuk apa kau membeli sebanyak ini?", tanya Anton heran.
"Ayo kita ke atas lagi dan bertemu para teraphysmu, kita harus berterimakasih, karena berkat jasa merekalah kamu kembali bisa berjalan" ,ucap Anya dengan riang.
"Baiklah, terimakasih banyak Anya...harusnya akulah yang melakukannya..."
Mereka lalu kembali naik menggunakan lift dan menemui beberapa teraphys yang kebetulan tidak sedang bertugas.
Anton berpamitan dan berterimakasih pada mereka semua. Dan para teraphys itu juga sangat terharu. Banyak pasien yang mereka bantu untuk sembuh, tapi tidak banyak yang mau mengucapkan terimakasih seperti Anton dan Anya. Tapi mereka menjalani itu dengan ikhlas karena sudah menjadi tugas dan kewajiban.
Setelah selesai, merekapun kembali turun untuk pulang ke rumah.
"Bagaimana kalau kita mampir makan diluar? Hitung-hitung untuk merayakan kesembuhanmu?"
"Apa tidak berlebihan Anya? kurasa tidak perlu..."
Anya tidak peduli dengan jawaban Anton. Anya meminta supir taksi online berhenti di sebuah kedai bakso yang cukup ramai.
"Kita makan ini saja ya?"
Tentu Anton mau tidak mau hanya menurut. Aroma kaldu langsung tercium saat mereka masuk. Anya memesan dua mangkok bakso dan mengajak Anton duduk. Ini adalah pertama kalinya Anton pergi keluar tanpa menggunakan kursi roda.
Setelah pesanan datang, mereka segera menyantapnya dengan lahap.
"Ini enak sekali..",kata Anton dengan mulut yang penuh.
Tiba-tiba terbersit kekhawatiran di benak Anya.
"Sekarang kamu sudah bisa berjalan dan suatu hari nanti kamu juga pasti akan mengingat semuanya, kalau kamu sudah ingat semuanya apa kamu akan kembali pada keluargamu dan meninggalkan aku?", tanya Anya tiba-tiba.