Yun Li An, satu-satunya Jenderal perang wanita kerajaan Choi, dia telah mengalahkan ribuan pasukan musuh setiap kali berperang.
Namun sayangnya dia harus mati di tangan kepala pasukan yang dia pimpin, karena dia tidak menyetujui keinginan Putra Mahkota.
"Jenderal Yun, jangan salahkan aku yang melakukan ini padamu. Tapi salahkan dirimu sendiri, yang membuat Putra Mahkota menginginkan nyawamu!"
Tang Liu An, ketua mafia yang sangat ditakuti oleh banyak kelompok mafia lainnya, karena selalu membuat berbagai senjata dan obat.
Tetapi dia dikhianati oleh anak buahnya yang ingin merebut sebuah cincin penyimpanan yang dia ciptakan. Karena di dalam cincin itu terdapat berbagai senjata dan obat yang berhasil dibuat oleh Tang Li An.
"Di mana ini, dan kenapa aku memakai pakaian seperti ini?"
🍀 Silakan baca tuk kelanjutan ceritanya
Jangan lupa untuk memberi dukungan pada karya-karya Ana
Terima kasih 🙏 😄
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#Bab 22
Yun Li An dan semua pasukannya kembali ke istana kerajaan, bersama dengan Bai Qin dan sisa pasukan Putra Mahkota yang masih hidup dan terluka.
Kali ini Yun Li An kembali bukan hanya membuat dua kerajaan berdamai, tetapi dia juga mendapatkan tanah yang berada dibagian terluar milik kerajaan Quan.
Bai Qin yang mengetahui hal itu tentu tidak akan tinggal diam, namun Yun Li An yang bukan orang bodoh tentu tidak akan menyerahkan tanah yang dia dapatkan itu kepada Kaisar, setelah Kaisar mengetahuinya.
Terlebih tanah itu bisa dia gunakan untuk dijadikan ladang padi atau gandum. Dan dengan begitu, dia benar-benar bisa membuat pasukan khususnya aman dari rasa lapar.
"Jenderal Yun, apa yang akan kau katakan pada Yang Mulia Kaisar mengenai tanah itu?" ucap kepala Pasukan.
"Katakan saja yang sebenarnya, di dalam kertas yang ditulis oleh Raja Quan adalah namaku, artinya tanah itu milikku. Jika Yang Mulia ingin mengambilnya, maka dia harus memberikanku lagi mutiara kerajaan Quan itu,"
Yun Li An memiliki banyak cara, untuk mendapatkan sesuatu yang menurutnya akan menguntungkan baginya dan pasukan khsusunya.
Seperti kehidupan dia dulu, yang juga memiliki lebih dari 500 anak buah di dalam satu mansion besar miliknya.
Yun Li An dan pasukannya memasuki istana kerajaan, dan di sana sudah berdiri Kaisar Choi dan juga Putra Mahkota.
"Salam kepada Yang Mulia Kaisar dan Yang Mulia Putra Mahkota!" ucap Yun Li An.
Kaisar mengangguk, "Apakah Raja Quan menyetujui untuk berdamai?"
"Iya, Yang Mulia. Ini adalah titah darinya, sebagai bukti jika kerajaan Choi dan kerajaan Quan telah berdamai,"
Yun Li An memberikan sebuah gulungan berwarna emas pada Kaisar Choi.
"Bagus! Setelah bertahun-tahun, akhirnya kedua kerajaan bisa berdamai," ucap Kaisar Choi setelah membaca gulungan dari Raja Quan itu.
Yun Li An menatap Kaisar Choi dengan dingin, "Bukankah itu karena selama ini kau tidak mau mengembalikan mutiara milik kerajaan Quan itu? Jika saja kau mengembalikannya lebih awal, sudah pasti perang ini tidak akan berlarut-larut dan Putramu tidak akan kehilangan banyak pasukan perangnya,"
Putra Mahkota melihat jumlah pasukan perang miliknya, "Dimana pasukan perangku yang lain?"
Bai Qin diam, tentu dia tidak bisa menjawab pertanyaan Putra Mahkota, karena dia mengalami kekalahan besar.
Jika Yun Li An tidak datang tempat waktu saja, mungkin nyawanya juga sudah melayang di tangan Panglima perang Ho.
"Pasukan perang anda sudah mati di dalam pertempuran, Yang Mulia," ucap Yun Li An.
"Tidak mungkin! Pasukan yang berada di perbatasan lebih dari 1000 orang, bagaimana hanya tinggal..."
"Yang Mulia, apakah anda tidak melihat kondisi kepala Pasukan yang berada di atas tandu? Tangannya terluka parah dan mungkin hampir putus, dan jika saya datang terlambat, mungkin kepala dia sudah tergeletak di atas tanah!"
Kedua tangan Putra Mahkota mengepal dengan kuat, dia tentu tidak bisa menerima jika pasukan perangnya hanya tinggal beberapa ratus saja.
"Jenderal Yun, apakah kau tidak membantu pasukan Putra Mahkota?" ucap Kaisar.
"Yang Mulia, apakah anda benar-benar mempertanyakan hal itu kepada saya, sementara anda sendiri yang menunda memberikan mutiara itu pada saya?"
Kini Kaisar tidak bisa berkata lagi, memang benar dia, dan Putra Mahkota yang sejak awal tidak mau mengembalikan mutiara itu pada kerajaan Quan, hingga akhirnya mereka melihat sinyal dari salah satu prajurit yang berada di medan perang.
"Yang Mulia, jarak antara ibukota dengan perbatasan utara cukup jauh, kami memerlukan waktu untuk berkumpul dan juga berjalan ke sana. Jika pasukan Yang Mulia Putra Mahkota telah banyak yang mati di sana, itu merupakan hal yang wajar dalam sebuah peperangan,"
Putra Mahkota semakin geram mendengar ucapan Yun Li An yang selalu bisa menekan mereka berdua.
Kini Pasukan perangnya telah berkurang sangat banyak, dan saat ini yang tersisa juga banyak yang terluka. Sudah dipastikan Pasukannya tentu tidak bisa berada di perbatasan utara lagi.
"Bawa kepala Pasukan kembali, dan juga obati luka kalian semua!" ucap Putra Mahkota.
Melihat kekesalan Putra Mahkota dan Kaisar Choi, membuat Yun Li An sangat puas. Sementara Pangeran kedua Choi hanya bisa melihat semua tindakan Yun Li An dari jauh.
"Yang Mulia, saya dan semua pasukan saya juga harus kembali," ucap Yun Li An.
"Ya, kalian semua bisa kembali!"
"Terima kasih, Yang Mulia,"
Yun Li An dan semua pasukannya memberikan hormat pada kaisar Choi dan Putra Mahkota. Setelah itu mereka semua kembali ke tempat latihan yang berada di istana bagian luar.
"Ayah Kaisar, kita tidak bisa terus seperti ini! Saat ini pasukanku hanya tinggal beberapa ratus orang, Yun Li An pasti akan menguasai semua wilayah perbatasan!" ucap Putra Mahkota.
"Dia tidak akan bisa melakukan itu, meski dia adalah Jenderal perang yang paling ditakuti, dan juga memiliki token ribuan pasukan khusus yang hebat. Namun aku adalah Kaisar di kerajaan Choi ini!"
"Ayah Kaisar benar, meskipun dia ingin melakukan sesuatu, dia masih harus mendapatkan izin dari Ayah Kaisar,"
Kaisar Choi mengangguk, dia merasa jika Yun Li An tidak bisa melakukan apapun selama dia masih bertahta di atas singgasananya.
Yun Li An dan para pasukannya tiba di tempat pelatihan, pasukannya yang lain menatap kedatangan Jenderal mereka dengan bingung.
"Jenderal Yun, apakah perang di perbatasan sudah selesai?" ucap salah satu prajuritnya.
"Sudah, dan pasukan Putra Mahkota kalah!"
"Lalu, apakah kau dan pasukan yang lain tidak ikut berperang?"
"Untuk apa? Kaisar ingin Pasukan Putra Mahkota lenyap, maka aku membantunya dengan datang sangat lambat,"
Para prajuritnya saling menatap dengan penuh tanya.
"Cukup! Aku memiliki tugas untuk kalian!" ucap Yun Li An.
"Tugas?"
"Benar! Aku baru saja mendapatkan tanah yang sangat bagus. Kita bisa menanami tanah itu dengan gandum dan padi,"
"Jenderal Yun, apakah Yang Mulia Kaisar memberimu tanah lagi?"
"Hahaha! Bagaimana mungkin dia akan memberikan tanah lagi padaku. Setelah tahu tanah yang dia berikan sangat menguntungkan bagiku, apa kau pikir dia akan memberikannya lagi?"
Pasukan Yun Li An mengangguk bersama-sama, mendengar perkataan Yun Li An.
dan dari kerajaan mana asalnya. jangan sampai mata mata dari kerajaan Huang deh.
Seandainya Raja wu menikah dg orang lain bagaimana pembagian kerajaaan ini?
sedangkan pulau & pembangunan nya hasil keringat jendral Yun?
hrs dapat kaisar yg hebat, dingin dan tak tersentuh wanita tp bucin akut sama jendral Yun 🤣🤣🤣🤣hrs ya thor.. 🤣