Sebagai lelaki bertanggung jawab, Abas mau menikahi pacarnya yang hamil duluan. Mereka menikah di usia muda dan harus rela berhenti sekolah. Sayangnya kehadiran Abas sebagai suami Tari tidak begitu diterima oleh keluarga sang istri. Bisa dibilang Abas tak pernah diperlakukan baik sebagai menantu. Dia terus dihina dan diremehkan.
Hingga suatu hari, karena hasutan keluarga sendiri, Tari tega mengkhianati Abas dan membuang anaknya sendiri.
Abas diceraikan dan harus merawat anaknya seorang diri. Namun dia tak putus asa. Abas mengandalkan keahlian tangannya yang terampil mencukur rambut dan memijat orang. Abas selalu bermimpi memiliki usaha di bidang jasa cukur & pijat yang sukses. Dalam perjalanan menuju kesuksesan, Abas menemukan banyak wanita yang datang silih berganti. Bahkan mengejutkannya, sang mantan istri kembali tertarik padanya. Bagaimana perjuangan Abas setelah dibuang oleh istri dan mertuanya? Berhasilkah dia membangun usaha jasa yang sukses?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29 - Ingin Cepat Pulang
"Memangnya kenapa kalau pintunya ditutup, Bas? Jangan bilang kau menduga yang tidak-tidak," tukas Erna.
"Enggak kok. Tapi nggak enak aja. Gimana kalau suami Mbak datang? Takutnya dia jadi salah paham," terang Abas.
"Ish! Aku nggak punya suami loh. Aku sama suamiku udah lama pisah. Udah, tutup aja pintunya!" kata Erna. Perlahan dia tengkurap ke ranjang, lalu menurunkan kain jarik sampai ke pinggang. Terpampanglah punggung wanita itu. Tampak putih, mulus, dan berisi. Erna memang memiliki badan semok atau seringkali dibilang bahenol.
Sambil mendengus kasar, Abas tutup pintu kamar. Dia lalu duduk ke tepi ranjang dan mulai mengoles minyak ke punggung Erna.
"Aku mau dipijat seluruh badan ya, Bas..." ucap Erna.
"Hah?! Seluruh badan?" Abas sontak terkejut. Dia jadi berhenti mengoles minyak ke tubuh Erna.
Erna terkekeh mendengar Abas yang terkejut. "Lah, aku kan pelangganmu? Hak aku dong mau dipijat bagaimana. Lagian aku kan bayar juga," ungkapnya.
"Tapi Mbak, saya nggak bisa kalau seluruh badan. Jadi Mbaknya pilih saja bagian tubuh yang mau dipijat," balas Abas.
Erna menoleh ke samping, tepat ke arah Abas. "Emangnya kenapa sih kalau dipijat seluruh badan? Salah ya?!" cecarnya.
"Nggak salah sih, Mbak. Tapi kita ini kan lawan jenis, jadi takut nantinya khilaf," jelas Abas.
Erna terkekeh geli. "Bukannya kamu duda ya?" selidiknya.
"Emangnya kenapa kalau duda?" tanggap Abas.
"Ya berarti nggak punya pasangan dong. Jadi bebas main sama siapa saja. Lagian kan aku ini janda, cocok dong sama kamu yang duda." Tanpa diduga, Erna bangkit dari tengkurap. Dia berbalik menghadap Abas dan duduk. Parahnya Erna sengaja memamerkan buah dadanya pada Abas. Benda kembar itu tampak besar, putih, dan menggantung indah.
"Mbak! Apa yang kau lakukan?!" protes Abas yang langsung berdiri dan mengalihkan pandangan.
Erna tergelak. "Ya ampun lucunya. Kenapa kau berlagak sok lugu begitu? Kayak nggak pernah melakukannya saja," komentarnya.
"Saya nggak berlagak sok lugu, Mbak. Walau saya duda, saya punya hati yang harus dijaga. Kalau begini, saya pergi saja." Abas langsung beranjak keluar kamar tanpa melirik ke arah Erna sedikit pun.
Erna mematung dan terperangah melihat reaksi Abas. Dia tak menduga kalau ternyata lelaki itu tidak tergoda.
...***...
Kini Abas sedang dalam perjalanan pulang. Dia sebenarnya merasa gelisah dengan apa yang sudah dilakukan Erna padanya. Jujur saja, celananya sekarang terasa sesak.
Bagaimana tidak tergoda? Payu dara Erna berukuran jumbo. Abas hampir tidak pernah melihat buah dada sebesar itu di depan matanya sendiri.
Namun Abas berusaha menahan godaan. Memang begitulah dia. Abas merupakan lelaki yang teguh memegang prinsip. Apalagi jika mengenai hal hubungan dan kepercayaan. Tidak heran Abas sangat kecewa saat mengetahui perselingkuhan Tari.
Karena merasa memiliki hubungan khusus dengan Mila, maka Abas akan fokus akan hal itu. Dia juga menaruh kepercayaan yang besar pada perempuan tersebut.
Yang ingin dilakukan Abas sekarang adalah pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, dia langsung memeriksa Denis. Putranya itu tampak tertidur lelap.
Tanpa pikir panjang, Abas menemui Mila ke kamar. Perempuan tersebut terlihat asyik bermain ponsel.
"Abas? Kok sudah pulang? Cepat banget," ucap Mila seraya merubah posisi menjadi duduk.
Abas tak menjawab. Dia malah menyosor bibir Mila dengan penuh gairah.
Mila tak kuasa menolak. Hingga ciuman panas pun terjadi. Terdengar suara decapan lidah yang jelas dari kegiatan ciuman itu.
Perlahan Abas mendorong Mila telentang ke ranjang. Selanjutnya dia lucuti pakaian perempuan tersebut.
ingat entar tambah parah Lo bas....,