Delia harus menggantikan adiknya di hari pernikahan, karena adiknya yang tiba-tiba pergi tanpa alasan. Pria tampan bernama Reynan adalah sahabatnya sejak kuliah. Namun laki-laki itu malah jatuh cinta pada adiknya. Hanya ingin menyelamatkan dua keluarga yang mungkin akan malu jika pernikahan ini tiba-tiba batal. Delia terpaksa menggantikan adiknya sebagai pengantin wanita. Namun, apakah pernikahannya akan baik-baik saja dan berujung bahagia ketika pria yang menikah dengannya sama sekali tidak mencintainya. Bagaimana jika suatu saat adiknya kembali lagi?
"Jika aku bisa meminta, aku hanya ingin kembali ke waktu dimana aku ingin merubah satu bab dalam hidupku yang sampai saat ini selalu aku sesali. Waktu dimana aku bertemu denganmu dan mencintaimu" Delia Permata.
Ini bukan tentang harga diri lagi, ini tentang cinta dan luka. Tentang perasaan cinta yang teramat besar, namun ada luka yang menganga lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perceraian
Tok, tok, tok..
Tiga ketukan palu itu berbunyi nyaring di dalam ruangan sidang ini. Menandakan jika sidang ini telah selesai dan sepasang suami istri yang menikah 6 bulan itu telah resmi bercerai sejak saat ini.
Tes..
Air mata Reynan yang menetes begitu saja, segera dia usap kasar dengan punggung tangannya. Rasanya dunia terlalu tidak adil padanya. Saat dia mulai menyadari jika dirinya memang telah mencintai Delia dan bahkan sudah bisa membuka hatinya untuk Delia. Namun ternyata, takdir harus berkata lain ketika dirinya harus kembali terjebak dengan wanita di masa lalunya. Semuanya memang kesalahannya, tidak ada yang perlu Reynan salahkan lagi saat ini, selain dirinya sendiri.
Reynan keluar dari ruang sidang dengan di temani oleh orang tuanya dan juga pengacara. Wajah sendu dan penuh penyesalan itu tidak dapat dia sembunyikan. Apalagi ketika Delia tidak pernah datang ke persidangan, menunjukan jika wanita itu memang sudah benar-benar kecewa pada Reynan.
Ibu Dian menepuk bahu anaknya, dia tahu jika Reynan tidak pernah benar-benar menginginkan perceraian ini. "Semuanya sudah menjadi pilihan Reynan. Mama pernah mengatakan sama kamu, jika kamu tidak mungkin memiliki keduanya. Maka kamu tetap harus memilih satu diantara mereka. Dan sekarang kamu sudah memilih keputusan, tidak perlu menyesali lagi karena semua ini juga sudah menjadi takdir kamu dan jalan hidup kamu"
Reynan hanya diam menunduk mendengar ucapan Ibunya itu. Memang seperti itu yang dia rasakan saat ini. Semuanya memang sudah menjadi pilihan dan tidak mungkin Reynan akan membatalkan semua yang telah menjadi pilihannya. Dan satu hal yang harus dia ingat, jika dirinya juga tidak bisa lepas dari tanggung jawab atas bayi yang berada di dalam kandungan Diana. Mau bagaimana pun dirinya yang sudah membuat Diana hamil saat ini.
Aku memang berengsek, dan aku pantas mendapatkan hukuman seperti ini. Semuanya bahkan tidak setimpal dengan apa yang aku perbuat pada Delia selama ini.
"Nona Delia sudah menerima transferan uang dari pihak kita sebagai pengganti harta goni-gini. Jadi semuanya sudah selesai" ucap pengacara.
Pak Wira mengangguk, sebenarnya dia juga kehilangan Delia yang begitu baik. Sebagai menantu, Delia memang yang paling pengertian. Hingga Pak Wira saja tidak rela jika harus kehilangan menantu seperti Delia.
Mereka kembali ke rumah, Reynan yang melihat rumah ini tidak sama lagi sebelum pernikahannya menjadi kacau. Ketika dia yang ditinggalkan di hari pernikahannya, hingga Delia datang sebagai pengantin pengganti untuk adiknya yang pergi itu. Dan ketika Delia memasuki rumah ini, semuanya terasa berbeda. Reynan yang sudah pernah menyiksanya begitu parah, namun dia yang masih bisa tersenyum padanya dengan begitu tulus. Bagaimana Reynan bisa melupakan semua itu tentang Delia.
Reynan masuk ke dalam kamar, dia langsung menjatuhkan tubuhnya di atas sofa. Menatap ke arah meja rias, dimana dia pernah menyiksa Delia dengan begitu kejam. Bahkan dengan tega di menampar wajah Delia hingga membiru dan menarik rambutnya dengan kasar. Memperlakukannya bak seekor hewan liar.
Ya Tuhan, maafkan aku. Semua yang aku lakukan padanya memang sudah sangat keterlaluan. Aku benar-benar tidak tahu harus melakukan apa, tapi saat ini aku benar-benar menyesal.
Reynan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Menundukan tubuhnya dengan iskak tangis yang terdengar. Reynan benar-benar terluka dengan kesalahannya sendiri. Penyesalan yang semakin membuatnya begitu terluka. Sampai air matanya saja tidak bisa menjadi tanda seberapa sakit dan terluka dia saat ini karena perbuatannya sendiri. Sungguh Reynan sedang terpuruk dengan penyesalannya sendiri.
*
Di tempat yang berbeda, Delia hanya diam di dekat jendela kamar yang sengaja dia buka kaca jendelanya. Membiarkan angin masuk ke dalam kamarnya dan sinar matahari yang menyorot wajahnya. Tidak ada lagi air mata, karena rasanya semua air matanya telah kering sekarang. Delia yang sudah tidak mampu melakukan apapun lagi ketika hari ini dirinya dan Reynan telah resmi bercerai. Delia hanya perlu menerima apa yang sedang dijalaninya saat ini. Karena tidak akan ada lagi harapan dalam pernikahannya ini.
"Setelah ini, maka aku akan memulai hidup baru lagi. Aku tidak akan pernah bisa menjalani hidup seperti sebelumnya. Semuanya sudah berubah dan tidak mungkin bisa sama"
Hidup Delia yang sudah benar-benar hancur, segalanya telah berbeda sekarang. Bagaimana dirinya yang harus gagal dalam segala hal. Cinta, pernikahan dan mempertahankan keluarganya. Saat ini hubungan dia, Ibu dan adiknya juga tidak akan pernah bisa seperti dulu lagi. Delia yang benar-benar sudah bingung, saat ini dia hanya bisa menjalani hidup saja.
"Nak, ayo makan dulu"
Terdengar suara Ibu di balik pintu kamar yang tertutup. Delia menatap layar ponselnya yang menunjukan sebuah transferan sejumlah uang untuk dirinya sesuai dengan apa yang dia tanda tangan di surat perjanjian pembagian harta gono-gini setelah bercerai dari Reynan itu.
Delia menghela nafas pelan, dia melemparkan ponselnya ke atas sofa. Lalu berdiri dan berjalan ke arah pintu kamar. Membukanya dan melihat Ibu yang masih berdiri disana.
"Bu, lusa kita langsung pindah ya. Aku sudah cari rumah disana dan sudah bayar uang muka juga. Jadi kita tinggal langsung pergi saja" ucap Delia.
Ibu mengangguk, dia mengelus bahu anak pertamanya ini. Dibahunya ini terlalu banyak beban yang ditanggung sendiri oleh Delia. Terkadang sebagai seorang Ibu, dia merasa sangat tidak pantas. Karena dirinya harus mengorbankan salah satu dari anaknya hanya demi kebaikan satu anaknya saja. Sementara sekarang dirinya yang harus melihat bagaimana anak pertamanya yang benar-benar hancur karena ulahnya.
"Maafkan Ibu ya Nak, karena semua memang kesalahan Ibu. Seandainya sejak awal Ibu tahu kalau kamu mencintainya, mungkin Ibu tidak akan meminta bantuan Diana untuk menerima pengungkapan cinta Reynan hanya agar keluarga kita ini bisa terselamatkan dari jeratan hutang waktu itu" ucap Ibu dengan segala rasa penyesalannya.
Delia hanya tersenyum, dia merangkul bahu Ibu dan memeluknya. "Tidak papa Bu, karena memang sejak awal Ibu juga tahu sendiri jika Reynan memang mencintai Diana, bukan aku. Jadi sekarang ini u hanya perlu menerima kenyataan saja"
Ibu mengelus tangan Delia yang melingkar di dadanya. Memeluknya dengan hangat. "Ibu yakin jika suatu saat nanti kamu akan mendapatkan cinta yang sesungguhnya"
Delia mengangguk, meski sebenarnya hatinya sudah beku dengan yang namanya cinta. Semua tentang cinta yang dia anggap adalah luka. Membuat hatinya mulai tidak percaya lagi akan namanya cinta.
Setelah hari ini Delia dan Ibu yang membereskan beberapa barang yang akan mereka bawa ke luar kota. Rumah ini juga tidak akan di jual, karena terlalu banyak kenangan untuk rumah ini. Delia sudah mendapatkan uang kompensasi dari Reynan dan dia juga mempunyai tabungan. Semuanya akan cukup untuk menyicil sebuah perumahan kecil disana nanti. Lagian karier Delia juga akan semakin terjamin saat dirinya berada disana.
Suara bel pintu membuat Delia menghentikan sejenak apa yang sedang dia kerjakan saat ini. "Aku buka dulu pintu ya Bu, siapa juga yang datang pagi-pagi begini"
Delia membukakan pintu untuk tamu yang datang pagi ini. Dan dia melihat pengacara Reynan yang waktu itu pernah datang ke rumah sakit saat dirinya di rawat.
"Selamat pagi Nona, maaf saya mengganggu anda. Saya datang kesini mau memberikan surat cerai anda ini" ucap pengacara itu.
Tangan Delia bergetar saat dia mengambil sebuah map yang diberikan oleh pengacara itu.
*
lanjut kak tetap semangat 💪💪💪