Ini kisah yang terinspirasi dari kisah nyata seseorang, namun di kemas dalam versi yang berbeda sesuai pandangan author dan ada tambahan dari cerita yang lain.
Tentang Seorang Mutia ibu empat anak yang begitu totalitas dalam menjadi istri sekaligus orangtua.
Namun ternyata sikap itu saja tidak cukup untuk mempertahankan kesetiaan suaminya setelah puluhan tahun merangkai rumah tangga.
Kering sudah air mata Mutia, untuk yang kesekian kalinya, pengorbanan, keikhlasan, ketulusan yang luar biasa besarnya tak terbalas justru berakhir penghianatan.
Akan kah cinta suci itu Ada untuk Mutia??? Akankah bahagia bisa kembali dia genggam???
Bisakah rumah tangga berikutnya menuai kebahagiaan???
yuk simak cerita lebih lengkapnya.
Tentang akhir ceritanya adalah harapan Author pribadi ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amukan Kiara
Di rumah Kiara dan Haris.
Sudah beberapa hari ini Haris sibuk dan pulang larut malam, sibuk di kantor dan sibuk menghadapi persiapan sidang gugatan cerai yang di ajukan oleh Mutia terhadapnya hingga Haris nyaris tidak ada waktu sama sekali kepada Kiara. Haris memilih untuk pulang kekediaman utama untuk menghindari Kiara sementara waktu agar tidak menambah pusing kepalanya.
Malam ini Haris ingin menengok Kiara di rumahnya. Haris lesu karena upaya mediasi bersama Mutia selalu gagal, Mutia masih tetap ingin melanjutkan gugatan perceraiannya. Haris membuka pintu dengan kaki yang terseok-seok, lelah tubuh dan hatinya dan di tambah puasa membuat tubuhnya benar-benar terasa lemas tak berdaya.
Mata Haris membelalak terkejut luar biasa saat mendapati semua benda berserakan tidak berwujud, ruang dapur, ruang tamu berantakan luar biasa, rasanya Haris tidak ingin melanjutkan langkah ke kamar pasti di sana akan lebih mengejutkan lagi, namun hatinya tetap memintanya untuk melangkah dan benar saja saat masuk ke dalam kamar kondisi kamarnya lebih mengerikan di banding ruang tamu dan dapur. Kaca rias di kamar sudah berhamburan dan sedangkan Kiara sedang di atas ranjang membungkuk dengan rambut kedepan semua.
Kiara memakai baju tipis berwarna putih rambutnya kedepan semua saat dirinya meringkuk sembari memeluk lututnya, Saat mendengar langkah Haris mendekat, Kiara menengadah memandang Haris, sontak Haris merasa bersalah sekaligus merinding bulu kuduknya. Mata panda Kiara menghitam, matanya merah, dan wajahnya sembab penuh dengan derai air mata.
Haris menarik nafas, sungguh rasanya Haris tidak percaya jika istri keduanya ini memiliki sisi tempramen yang mengerikan. Haris duduk dan memandangi Kiara yang masih menangis sesenggukan di depannya.
"Kenapa... Apa yang membuat kamu seperti ini?" Tanya Haris pelan-pelan.
"Kemana kamu Mas??? Kenapa Aku, kamu acuhkan??? " Teriak Kiara sambil menarik-narik baju Haris.
"Apa Kamu bosan denganku??? Iya??? Kamu mau membuang aku, setelah semua ini??? Mana janji kebahagiaan yang dulu sering kamu janjikan Mas???" Ruang Kiara masih dengan menarik-narik baju Haris.
"Apa Kamu lupa bahwa aku tengah mengandung darah dagingmu??? Hah??? Aku cinta sama kamu Mas??? Tapi kenapa kamu balas cintaku seperti ini???" Kiara memukul-mukul dada Haris dengan pelan dan tetap menangis.
"Apa karena aku sudah mulai gemuk karena Hamil kamu akan membuang aku dan mencari wanita yang lebih seksi dari aku??? Iya??? Kamu mau meninggalkan Aku... " Kiara menjambak-jambak rambutnya sendiri seperti orang kesurupan membuat Haris kewalahan mencegahnya.
Haris berusaha memeluk Kiara agar tenang kedalam dekapannya, rasanya hatinya merasa bersalah juga terhadap Kiara karena sudah menyeretnya kedalam kehidupan rumah tangganya.
"Hahahaha ternyata begini rasanya Mbak Mutia saat di campakkan karena kamu memilih menikahi Aku..., Aku benar-benar sakit Mas... Hatiku tidak sekuat Mbak Mutia... Aku memilih mati saja bila harus menjadi janda untuk yang kedua kalinya..." Kata Kiara di dalam dekapan Haris.
Haris semakin merasa terpukul, benar ucapan Mutia kala itu bahwa dirinya harus memperhatikan Kiara, ternyata Kiara memiliki gangguan mental saat dirinya sedih dan tertekan perasaanya apa lagi dirinya saat ini tengah hamil.
"Maaf... Maafkan Mas, Kiara... Mas terlalu sibuk mengurusi persiapan sidang gugatan cerai yang akan mas hadapi, Karena Mutia benar-benar menginginkan perceraian." Terang Haris masih mendekap Kiara yang menangis di pelukannya.
"Mas tidak akan meninggalkan kamu... Tenang ya... " Kata Haris merapikan rambut Kiara yang amat sangat berantakan.
Kiara memeluk Haris dengan isak nya, Haris membiarkan Kiara tenang di pelukannya, hingga Kiara tertidur. Setelah Kiara tertidur Haris menghubungi bibi di kediaman utamanya untuk datang ke rumah Kiara dan membereskan kekacauan di rumah Kiara.
***
Haris masuk ke kamar Mandi ingin membersihkan dirinya di kamar mandi namun dirinya terkejut saat melihat kaca kamar mandi penuh dengan coretan merah sepertinya ulah Kiara. Coretan yang bertuliskan (Aku ingin mati saja), sejenak Haris merinding lalu menghapus tulisan itu dengan sabun dan spons, Haris mengurungkan diri untuk mandi karena tiba-tiba perasaanya tidak enak.
Haris lalu buru-buru memakai bajunya lagi dan keluar dari kamar mandi dan saat Haris membuka pintu dan melihat ke ranjang, nampak Kiara tengah mencoba menggores tanganya dengan pecahan kaca di nadinya.
"JANGANNNNN!!!"
Haris terlambat Kiara sudah melakukan itu dengan berurai air mata, Haris berlari lalu memeluk Kiara sembari menangis panik. "Bertahanlah... Maafkan Aku..."Haris membopong tubuh Kiara keluar dari kamarnya dan berlari ke mobil untuk membawa Kiara kerumah sakit.
"Aku Mencintaimu Mas... aku sangat-sangat mencintaimu... Aku lebih baik mati jika rasa cintamu untukku sudah tidak ada lagi..." Kata Kiara lemah kemudian memejamkan matanya.
Mobil Haris melaju ugal-ugalan menuju rumah sakit, namun saat di tengah perjalanan tiba-tiba mobilnya berhenti tidak bisa bergerak lagi.
"Astagaaaa, bagaimana bisa saat seperti ini bensinku habis..." Haris semakin cemas karena darah di tangan Kiara bisa saja keburu habis.
Haris keluar sembari membopong Kiara dan menghentikan semua mobil yang lewat namun tidak ada yang mau berhenti, hingga mobil yang sangat dia kenal berhenti.
"Ayuk..." Kata orang itu yang ternyata Mutia yang sedang pulang dari bekerja, sungguh kebetulan yang amat menyelamatkan sekali.
Haris membawa masuk tubuh Kiara kedalam mobil Mutia, tanpa banyak bertanya Mutia meminta Tya yang menyetir untuk melajukan mobilnya.
Mobil itupun melaju membelah jalan raya dan menuju rumah sakit, sampai di rumah sakit pun Kiara langsung di bawa keruang tindakan. Semua orang menunggu di depan, Haris nampak kebingungan harus bersikap di depan Mutia.
Mutia menghampiri Haris lalu menepuk pundak Haris yang nampak sedang melamun. "Kiara pasti akan baik-baik saja... Maaf kami pamit untuk pulang..." Kata Mutia yang di angguki Haris.
Mutia dan Tya melangkah pergi kemudian Haris memanggilnya kembali, merekapun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Haris. " Terimakasih... Terimakasih sudah mau menolong Kiara..." Kata Haris.
"Siapapun... Yang menghalangi jalan ku karena ingin meminta tolong pasti kami bantu, termasuk Kiara... " Kata Mutia yang di sepakati Tya dengan anggukan kepala.
Haris tersenyum, sungguh Mutia benar-benar Mutiara yang istimewa baik rupa maupun karakternya, namun mengapa dirinya waktu itu tidak bisa melihat dengan jelas segitu baiknya istri pertamanya ini. Haris jadi merasa semakin tidak rela berpisah namun juga semakin merasa kecil, sungguh dirinya sangat tidak pantas memiliki Mutia yang begitu sempurna, namun hatinya benar-benar masih menginginkan Mutia.
Haris terkejut saat Dokter keluar dan menepuk pundaknya," Alhamdulillah... Anda datang membawanya tepat waktu, ibu dan janinnya masih bisa bertahan..." Haris tersenyum mengangguk dan merasa lega, kalau saja Mutia memilih meninggalkan dirinya tadi dan tidak membawanya mungkin Kiara dan bayinya saat ini tidak akan selamat, Beruntungnya Mutia memiliki hati yang luar biasa, meski Kiara telah banyak menorehkan luka, Mutia tidak memilih untuk meninggalkannya tanpa menolongnya.
****
Maaf bila banyak salah ketiknya...🙏🙏🙏
Alhamdulillah senang bngttt
Semoga ada ke ajaiban dan Arsya bisa selamat