Bagaimana jadinya kalau kita dijodohkan dengan orang yang kita cintai?
Pasti bahagia sekali bukan? Tapi, tidak untuk Nabila. Justru perjodohan inilah yang menjadi pintu awal penderitaannya.
Bagaimana tidak? Nadeo sang suami yang terang-terangan mengatakan tidak menginginkan pernikahan ini dan akan melakukan poligami. Parahnya lagi, nadeo membawa istri kedua tinggal satu atap bersama dengan Nabila. Wanita mana yang tidak sakit hati, melihat orang yang kita cintai bermesraan setiap hari didepan kita.
Bisakah Nabila bertahan dengan rumah tangganya? atau lebih memilih mundur dan kalah? Yuk baca selengkapnya di menepi (mencintai dalam sepi?)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon da alfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Noda Yang Ke Dua
Nabila memandang pil kontrasepsi yang ada di tangannya. Ia bingung, haruskah ia meminum pil tersebut? Jika ia meminumnya, itu artinya ia siap jika sewaktu-waktu Nadeo datang lalu melakukan itu lagi kepadanya. Ah..., tidak, Nabila tidak siap. Memikirkannya saja ia sudah geli.
Mengingat lagi pesan Cinthya yang menyuruhnya untuk minum pil kontrasepsi, agar mencegah hal yang tidak di inginkan. Tapi, jika diminum itu juga berarti bahwa Nabila percaya diri bahwa Nadeo akan datang dan melakukan hal itu lagi padanya. Tapi jika tidak diminum akan semakin bahaya. Bagaimana jika Nadeo benar-benar datang dan melakukan itu padanya?
Krekkk!!!
Suara pintu kamar Nabila terbuka. Nabila yang larut dalam lamunan terkejut, apalagi ketika melihat sosok Nadeo yang masuk ke dalam kamarnya, dengan cepat Nabila menyembunyikan tangannya kebelakang dan tampak gugup.
"Kamu kenapa?" Tanya Nadeo yang merasa aneh dengan tingkah Nabila.
"Ga...,gak papa. Ngapain Mas masuk kesini tanpa izin?"
"Ada yang mau aku omongin...," Nadeo heran dengan tingkah Nabila dan mendekati, "Kamu lagi nyembunyiin apa sih?"
"Bukan apa-apa, gak ada apa-apa." Masih gugup.
"Kamu kayak nyembunyiin sesuatu dari aku, coba lihat!"
Nadeo mendekat, ia langsung mencoba mengambil sesuatu yang ada di belakang Nabila, tapi Nabila melawan.
"Pergi Mas!"
Nadeo tak menghiraukan ucapan Nabila. Nadeo yang masih penasaran, terus menarik tangan Nabila dengan posisi hampir memeluk Nabila.
"Aku bilang pergi, pergi Mas!"
"Aku pengen tau apa yang kamu sembunyiin!"
"Bukan apa-apa!"
Karna dorongan dari tubuh Nadeo, Nabila terbaring di ranjang, dan Nadeo berhasil mengambil barang yang di sembunyikan Nabila.
Pil KB? Untuk Apa? Pikir Nadeo. Untuk apa Nabila membelinya? Atau jangan-jangan...., Nabila takut hamil anaknya? Nadeo tersenyum menyeringai.
"Kenapa kamu beli ini? Buat apa?" Cecar Nadeo.
Tidak ada jawaban. Diam.
"Jawab!! Kenapa?" Nadeo mulai menaikkan intonasinya. "Kamu takut aku hamilin kamu?"
Nabila sedikit kaget dengan teriankan Nadeo, ia juga takut melihat Nadeo marah. Hingga ia tak berani hanya sekadar untuk menjawab pertanyaan Nadeo, karna jawabannya pasti akan membuat Nadeo murka.
"Baik, kamu sendiri yang memintanya!" Kata Nadeo dengan nada yang datar, tapi ekspresinya tak dapat diartikan. Kemudian disusul senyum seringai di bibirnya, yang menambah kesan mengerikan untuk Nabila.
Nabila mendongak melihat ke arah Nadeo, sepertinya malam ini ia akan menjadi santapan Nadeo.
"Mas mau ngapain?" Akhirnya meski takut, suaranya berhasil keluar.
"Hamilin kamu!" Jawab Nadeo enteng dengan jari jemari yang membuka kancing kemejanya, lalu membuang kemeja serta pil itu asal, lalu disusul dengan tali pinggang serta celananya.
Nabila menggeleng, ia mengerti apa yang ingin dilakukan Nadeo. Nabila mundur menjauh ke belakang, tapi dengan gesit Nadeo menarik pinggul Nabila dan mendekapnya.
"Jangan Mas!" Mohon Nabila diiringi gelengan.
"Pikiran kamu terlalu jahat sama aku Bil. Kamu mau minum pil itu agar tidak hamil kan?"
Nadeo melepaskan boxernya, kesempatan itu Nabila gunakan untuk lari, namun dengan cepat Nadeo menarik lengan Nabila. Nabila tampak ketakutan, dan matanya sudah berkaca-kaca.
"Kamu takut hamil kan? Takut gak bisa menikah dengan Egy!"
Nabila menggeleng, air matanya lolos begitu saja. "Jangan Mas! Aku mohon."
Tak peduli dengan permohonan Nabila, Nadeo menghempaskan tubuh Nabila ke ranjang dan segera menindignya. Nadeo mengunci tubuh Nabila, dan menarik apapun yang menutupu tubuh Nabila, meski empunya menolak dan melawan, tapi Nadeo tak menghiraukan sekalipun.
Setelah tubuh Nabila polos, Nadeo langsung ******* bibir Nabila dengan rakus. Nabila mendorong dan memukul-mukul dada bidang Nadeo agar menghentikan aksinya, tapi itu tak berpengaruh sedikit pun pada Nabila.
Hal yang ditakutkan Nabila terjadi lagi. Bahkan Nabila tak sempat meminum pil yang baru dibelinya tadi.
Nadeo menelusuri leher Nabila, dan memberikan jejak kepemilikan disana. Merah. dan sesekali Nadeo menggigitnya. Nadeo bagaikan orang yang kelaparan, ia begitu rakus terhadap tubub Nabila, ia tak peduli bahwa Nabila merintih kesakitan, menolaknya dan menangis memohon agar Nadeo menyudahi semuanya. Nadeo hanya fokus pada satu hal, hasratnya harus segera dituntaskan.
Lama berpacu hingga akhirnya Nadeo sampai ke puncak yang didambanya. Nadeo mengerang, mendesah, dan meracau tidak jelas serta memanggil nama Nabila. Tubuh Nadeo begetar hebat memuntahkan benih ke rahim Nabila setelah pelepasan yang begitu dahsyat. Nadeo lemas, kemudian berbaring di samping Nabila yang sudah tak berdaya dan menciumi kening Nabila seraya berbisik. "Makasih sayang, i love you!"
Sedih dan marah bercampur menjadi satu. Tapi untuk melawan Nadeo, tubuh Nabila sudah tak berdaya, rasanya tulangnya remuk semua, area kwanitaannya sakit dan perih karna paksaan dari benda tumpul milik Nadeo. Mungkin juga karna ini adalah kali ke dua dan miliknya masih sangat sempit.
Air mata masih terus membanjiri pipi Nabila, hingga akhirnya ia berteriak. "Pergi!!"
Nabila mendorong Nadeo, ia merasa jijik berada di samping Nadeo yang telah melakukan semua ini padanya. Tapi Nadeo malah menarik tubuh Nabila dan memeluknya erat, hingga Nabila tak mampu melawan lagi. Nabila menangis di pelukan Nadeo dan terus memukul dada bidangnya Nadeo.
Padahal niat awal Nadeo ke kamar Nabila adalah untuk menyampaikan bahwa besok adalah jadwal menjenguk mama. Tapi malah berakhir seperti ini. Tak apa, Nadeo sangat bahagia. Ini adalah hasrat terpendamnya selama ini. Ia mencoba menahan diri untuk tak menyentuh Nabika, dan kesabarannya roboh malam ini.
"Pergi Mas!!" Teriak Nabila masih dalam pelukan Nadeo.
"Shhuuuttt!!! Tidur ya? Besok kita ke rumah Mama, kita jenguk Mama."
"Aku benci sama kamu Mas!"
Nadeo tak peduli dengan segala umpatan Nabila, karna itu semua pantas ia terima. Tapi untuk menyesal, tidak ada. Nadeo sangat menikmati itu semua, biarlah begini, ia sangat bahagia.
Dengan begini ia juga bisa membuktikan pada Egy, bahwa hanya dialah yang bisa dan yang boleh memiliki Nabila. Dan dirinyalah pemenang dari persaingannya dengan Egy.
"Maaf gy, Nabila sudah jadi milik aku, hanya aku yang berhak atas dia. aku adalah pemenangnya gy" Batin Nadeo di akhiri dengan senyum mengembang.
n
🥰🥰😝
🥰🥰cegukan