Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27
Yudi menuju kamar Rendi, di sana sahabatnya sedang berbaring di atas kasur.
"Ren !" Sapanya.
"Yudi? Kau tah yang datang?"
"Bagaimana keadaan mu? Aku mendengar kau sudah pulang dari Bapak dan aku langsung ke sini" Aku Yudi.
Rendi beranjak dari tidurannya lalu duduk.
"Terima kasih sudah mau datang, kita ngobrol dikursi depan saja sambil ngopi atau minum teh" Ajaknya.
"Baik lah, sudah bisa jalan sendiri?" Tanya Yudi melihat Rendi berjalan.
"Alhamdulilah sudah tidak sempoyongan lagi"
"Syukur lah jika begitu"
Sampainya diruang tamu Rendi dan Yudi duduk berhadapan.
Tak lama Cyra datang membawa dua gelas teh manis dan camilan.
"Minumnya Mas" Cyra meletakan segelas teh manis dihadapan suami juga meletakan segelas teh manis dihadapan Yudi.
Selesai dengan tugasnya Cyra kembali masuk kedalam menaruh nampan ditempatnya semula.
Rendi dan Yudi pun bertukar cerita selama keduanya tidak bertemu sesekali keduanya tertawa bersama.
Cyra memilih kembali kekamar rebahan diatas kasur dan bermain ponselnya.
Satu jam Rendi muncul ikut berbaring disisinya.
"Ponsel baru?" Tanya Rendi melihat merk ponsel Cyra yang berbeda.
"Yang lama tidak tahu kemana"
"Maksudnya hilang?"
"Iya"
Rendi mengangguk paham kemudian teringat akan nasib ponselnya sendiri yang retak dan ternyata rusak tidak bisa lagi diperbaiki sekarang Rendi tidak memiliki ponsel.
"Sebenarnya sebulan kemarin kau pergi kemana?" Rendi ingin tahu.
"Kerja diapartement"
"Apartement?" Rendi membeo.
"Iya"
"Masih di jakarta sini?" Rendi ingin tahu lebih detail.
"Iya" Jawab Cyra.
"Pantas saja aku mencarimu ke Banjarnegara tidak ada aku sampai pusing mencarimu kemana-mana tahunya masih di jakarta" Rendi tak menyangka.
Cyra menatap Rendi yang matanya terpejam.
"Niatnya aku ingin pulang kerumah Bapak tapi dijalan ada orang jahat yang mencelakaiku untungnya ada orang baik yang menolongku dan memberiku pekerjaan alhamdulilah aku masih bisa bertahan hidup sampai sekarang"
Kedua mata yang terpejam itu segera terbuka Rendi menatap Cyra dalam-dalam.
"Siapa orang jahat itu? Kenapa kau tidak memberitahu ku ?!"
Cyra tersenyum sinis. "Aku tidak tahu"
Rendi menghela karena Cyra tidak mengenal orang jahat itu.
"Kau kerja apa di apartement?" Rendi penasaran.
"Hanya sebagai pelayan tapi aku suka pekerjaan itu gajinya besar dan bos ku juga baik. Terlebih bos aku adalah orang yang menolong ku aku merasa sangat berhutang budi padanya" Tukas Cyra.
"Apa aku boleh mengenalnya?" Rendi bersyukur karena ada orang asing yang baik pada Cyra.
"Tidak perlu, lagi pula aku sudah tidak bekerja disana lagi aku sudah mengundurkan diri kemarin"
"Kenapa mengundurkan diri? Apa kau takut aku memarahi mu?" Tebak Rendi.
"Aku sudah berjanji pada Hasa untuk tidak meninggalkannya"
Rendi lesu. "Jadi ... kau kembali hanya untuk Hasa tidak untuk aku juga?" Rendi sedikit kecewa.
Cyra menahan senyum ide jahil terlintas.
"Kalau iya kenapa?" Godanya.
"Tidak papa, ya sudah aku ingin tidur" Rendi tidur membelakangi Cyra.
Melihat Rendi kesal Cyra tersenyum geli.
Pukul 10 malam.
Cyra tak bisa tidur sejak tadi hawa terasa sangat panas di tubuhnya. Padahal Rendi sudah terlelap sejak tadi jam 8 malam.
Cyra keluar kamar keluar rumah dan duduk di undakan teras. Terlihat sekeliling rumah sudah sepi mungkin semua orang sudah pada tidur.
Cyra menyipit saat ada sorot yang mengenai mata dan wajahnya.
"Eh, mbak Cyra toh kirain mal1ng?" Kekeh Usman mematikan senternya.
Hari ini hari kamis seharusnya jadwal Rendi untuk ronda malam juga, tapi Rendi baru saja sakit jadi dia tidak berangkat.
"Hus, suka sembarangan kalau ngomong" Tegur Andi.
" Maaf mbak Cyra teman ku ini memang suka rada-rada" Imbuh Andi.
Usman tak terima ia memukul topi Andi bagian depan.
"Oiya mbak, kata pak rt Rendi sudah pulang dari rumah sakit apa betul?" Tanya Usman.
"Iya, pulang tadi sekitar pukul 1 siang" Jawab Cyra.
"Rendi-nya sudah tidur belum mbak? Kita ingin menjenguk" Sambung Andi.
"Kalian masuk saja biar aku bangunkan Mas Rendi-nya" Cyra berdiri dari duduknya.
"Lho jadi Rendi sudah tidur tah mbak?" Tanya Usman.
"Iya, tapi tidak apa-apa"
Usman dan Andi kompak melambai tangan.
"Besok saja lah mbak kasihan Rendi lagi istirahat kami permisi saja mbak, assalamualaikum" Pamit Usman.
"Waalaikumsalam" Cyra menatap Usman dan Andi yang pergi dari depan rumahnya.
Sedikit jauh dari Cyra berada, Andi menarik lengan Usman.
"Kenapa tah narik-narik?" Sungut Usman.
"Us, tadi sempat natap wajahnya mbak Cyra tidak?"
"Sempat, kenapa?" Usman heran.
"Mbak Cyra jadi glowing pipinya juga sedikit berisi tidak kurus banget kaya yang kemarin-kemarin"
Usman juga menyadari perubahan Cyra.
"Manusia kan memang seperti itu bisa berubah-ubah apa lagi kalau merawat diri ya sudah pasti jelek jadi cantik yang cantik yo tambah cantik"
Andi setuju dengan Usman. "Tapi di sini banyak yang tidak suka sama mbak Cyra kau tahu kan Us?"
"Iya, aku juga mendengar bisik-bisik tetangga mereka tidak suka karena mbak Cyra yang kurus banget dan masih kaya bocah" Beber Usman setahunya memang seperti itu.
"Amit-amit deh aku punya istri seperti itu" Andi begidik ngeri.
Usman geleng kepala. "Ya jangan begidik juga kali memangnya mbak Cyra kotoran ayam apa? Dasar !" Omel Usman dengan kekehan.
Cyra meremas kaos bagian dadanya hatinya terasa nyeri, tanpa Usman dan Andi sadari Cyra mendengar semua perkataan mereka.
"Kenapa semua orang membenci ku? Kenapa semua orang memandang ku karena fisik? Padahal aku tidak seperti itu pada mereka semua"
Cyra menutup wajah dengan kedua tangannya ia menangis dalam diam.
"Sayank kau sedang apa?" Rendi muncul di pintu.
Mendengar suara Rendi secepatnya Cyra menghapus air matanya.
"Kenapa bangun Mas? Kau haus ya biar aku ambilkan" Cyra bersikap biasa saja seolah tak terjadi apapun mendekati suaminya dengan senyum seperti biasanya.
"Air putih hangat saja nanti bawa ke kamar ya yank"
Cyra mengangguk masuk ke dalam rumah bersamaan dengan Rendi. Tak lupa pintu depan ia kunci.
Cyra menuju dapur dan Rendi masuk kamar Cyra menuang air panas dari tremos ke dalam gelas cangkir warna hitam gambar micky mouse setengahnya dan di campur dengan air adem supaya tidak terlalu panas.
Setelah jadi Cyra membawanya ke kamar sesuai perintah suami.
"Mas minum hangatnya sudah jadi" Cyra membangunkan Rendi yang berbaring di atas kasur dengan kedua mata terpejam.
Rendi segera bangun dan meminumnya saat menyentuh tenggorokan minum putih hangatnya begitu melegakan.
"Terima kasih sayank" Ucap Rendi memberikan cangkir pada Cyra.
Cyra menerimanya. "Sama-sama" dan membawa cangkir itu kembali ke dapur.
salam dari "aku dan teman kamarku"
"aku dan teman kamarku"
terima kasih
huhuhu....
tp seneng sih end mereka mau niikah lagi bahagia selalu cy ren
hiks..hiks...
semangat author ku sehat selalu murah rezekinya
thor sedih bngt bab yang ini.
double up ya thor. plisss ... pnsarn sma bab slnjutnya.
trnyta agam juga suka nonton drama./Facepalm//Facepalm/
apa beneran cyra sama rendi bakalan pisah?
nggak kuat melihat mereka berdua berakhir dngan perpisahan.
/Sob/
semoga aja mereka bisa damai lagi bahagia bersama lagi.
ktanya nggk rela. kok mlh ngomong gitu./Sob//Sob//Sob/