Kebaikan hati seorang Arsy yang menolong seorang pemuda dan seorang kakek, membuat dirinya harus di kejar-kejar seorang pemuda yang terkenal kejam di dunia mafia. Kenapa?
Jika penasaran, baca yuk!
Oya, semua kisah dalam cerita ini hanyalah fiktif belaka. Tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Para pengunjung ada yang datang dan ada juga yang pulang. Sehingga meja pun selalu terisi oleh pelanggan.
"Kak, jika capek istirahatlah," pinta Arsy pada Arsa.
Karena Arsy melihat jika kakaknya juga sibuk melayani para pengunjung yang datang.
"Apa selalu seperti ini?" tanya Arsa. Arsy menggeleng lalu tersenyum.
"Tidak, cuma dihari Sabtu dan Minggu yang biasanya ramai. Jika hari-hari lain walaupun ramai, tapi tidak seperti ini," jawab Arsy.
Para pelayan dan juga koki, meskipun mereka sibuk, tapi mereka sangat senang. Karena sudah pasti mereka akan dapat bonus dari boss mereka.
Seperti yang sudah-sudah, jika ramai pengunjung yang makan, dan keuntungan restoran berkali lipat, maka mereka akan mendapatkan bonus.
Arsa kembali melayani pelanggan, ia sangat menikmati peran sebagai pelayan. Hingga ia lupa untuk bermain ponsel.
"Ternyata asyik juga meskipun capek," batinnya. Kemudian ia mendatangi pelanggan yang baru datang.
"Selamat datang Tuan, mau pesan apa?" tanya Arsa ramah.
Pria itu pun memandangi Arsa yang menggunakan masker. Lalu iapun memesan makanan.
"Baik Tuan, mohon tunggu sebentar," ucap Arsa setelah pelanggannya memesan makanan.
Arsa seperti biasa menyerahkan catatannya kepada koki. Dan tidak butuh waktu lama, sang koki pun memanggil Arsa untuk mengantar pesanan tersebut.
Sang koki mengira jika Arsa adalah pelayan baru di restoran ini. Karena mereka juga tidak kenal dengan Arsa.
"Nona, hari ini pelanggan sangat ramai," ucap pelayan kepada Arsy.
"Benar, Alhamdulillah, ini rezeki kita," ujar Arsy.
Arsy senang karena untungnya banyak, sedangkan pelayan dan pekerja lainnya ikut senang karena akan mendapatkan bonus.
Meskipun sedikit, namun bagi mereka, bonus tersebut sudah sangat lumayan dan sangat berarti bagi mereka.
Hingga malam hari, pelanggan pun masih berdatangan untuk makan malam. Pokoknya seharian ini mereka benar-benar sibuk.
Arsy juga sibuk mentransfer uang bonus kepada kepada pekerjanya. Hingga jam 10 malam, barulah restoran ini tutup.
Para pekerja mengucapkan terima kasih karena sudah menerima bonus dari boss mereka. Dan kini saatnya mereka untuk pulang.
"Terima kasih sudah membantu," ucap Arsy pada Naura, saat ini mereka sudah berada diparkiran.
"Sama-sama, lumayan buat jajan." Naura mengibaskan uangnya pemberian Arsy. Arsy sengaja memberi uang tunai pada Naura. Upah dia menjadi pelayan dadakan satu hari.
Naura melambaikan tangannya saat masuk kedalam mobil. Dan dibalas oleh Arsy dan Arsa yang masih diparkiran.
Arsa menolak saat Arsy ingin membayarnya. Karena ia memang ingin membantu tanpa imbalan apapun.
Akhirnya merekapun pulang menggunakan kendaraan masing-masing. Arsy melajukan motornya menyelusuri jalanan malam.
Diikuti oleh Arsa dengan mobil, sekaligus mengawal Arsy dari belakang. Namun saat di lampu merah ada sebuah mobil berhenti disamping motor milik Arsy.
Pemilik mobil tidak menoleh sama sekali. Namun ia merasa berdebar tanpa sebab. Kemudian pemilik mobil menoleh ke kiri dan melihat motor juga menunggu lampu berubah warna.
Pemilik mobil keluar, tapi lampu merah sudah berubah warna menjadi hijau. Suara klakson mobil lain pun berbunyi, terpaksa pemilik mobil harus menjalankan mobilnya mengejar motor tersebut.
Merasa ada yang mengejar, Arsy pun melajukan motornya. Kemudian Arsa pun menyalip mobil tersebut untuk menghalangi mobil yang mengejar adiknya.
"Mobil itu mencurigakan, kenapa sepertinya dia mengejar ku?" gumam Arsy yang semakin melakukan motornya.
Zio yang merasa dihalangi pun mencoba menyalip mobil Arsa. Namun Arsa juga gesit dalam mengendarai mobil. Sehingga Zio tidak berpeluang untuk mendahului mobil Arsa.
Hingga akhirnya Zio pun kehilangan jejak Arsy. Karena motor Arsy sudah menghilang dari pandangannya.
"Sial, aku yakin itu adalah gadis yang aku cari selama ini. Walaupun wajahnya tidak terlalu jelas, tapi debaran hatiku tidak bisa dibohongi," umpat Zio dalam hati.
Setelah mobil Zio lewat, Arsy keluar dari persembunyiannya. Tadi ia masuk ke sebuah gang dan tidak disadari oleh Zio. Karena terhalang oleh mobil Arsa.
Sementara Arsa yang merasa adiknya sudah selamat pun memutar setir kembali kepada adik dan berhenti didekat motor adiknya.
"Kamu sudah aman, tapi kenapa pemilik mobil itu mengejar mu?" tanya Arsa penasaran.
"Tidak tahu, aku tidak memperhatikan plat nomornya," jawab Arsy.
Akhirnya merekapun kembali menjalankan kendaraan mereka masing-masing untuk kembali ke mansion.
Setibanya di mansion, Arsa dan Arsy memarkirkan kendaraan mereka di garasi yang berbeda.
Kemudian mereka masuk, karena sudah larut, mansion pun sudah terlihat sepi. Keduanya langsung ke kamar untuk beristirahat.
"Kak, apa kamu melihat plat mobil tadi?" tanya Arsy sebelum mereka masuk kedalam kamar.
"Aku tidak melihat dengan jelas, karena menghalangi mobil itu untuk mengejar mu," jawab Arsa lalu masuk kedalam kamar.
Arsy berpikir keras tentang mobil yang mengejarnya tadi. Namun ia tidak menemukan jawabannya.
"Besok sajalah aku selidiki, sekarang aku ingin istirahat, capek," gumam Arsy lalu merebahkan tubuhnya diatas ranjang.
Arsa juga sama, ia juga merasa sangat capek setelah tadi melayani banyaknya pelanggan yang datang.
Sementara Zio ...
Ia masih mengitari jalanan kota berharap bisa bertemu dengan pengendara motor tadi. Karena ia yakin, jika pengendara motor itu adalah orang yang dicari-cari nya.
Zio teringat saat malam sebelumnya. Perasaannya juga sama saat melihat pengendara motor yang melewatinya. Namun motornya berbeda.
"Kemana kamu perginya, tiba-tiba aku kehilangan jejak," gumam Zio saat ia berhenti dipinggir jalan.
Zio menyandarkan tubuhnya disandaran kursi kemudi. Sebelum melanjutkan perjalanan mencari pemilik motor yang membuatnya berdebar.
"Sebaiknya aku pulang saja, tidak mungkin dia berkeliaran dimalam selarut ini," batin Zio. Kemudian ia menjalankan mobilnya kembali ke mansion.
Dalam perjalanan, Zio terus memikirkan perasaannya yang tiba-tiba berdebar, perlahan ia memegangi dadanya.
"Perasaan ini, perasaan yang belum pernah aku rasakan pada lawan jenis manapun, tapi saat pemilik motor itu mendekat, perasaan ini timbul," batin Zio.
Zio akhirnya tiba di mansion miliknya. Saat di ruang tamu, ia melihat sang kakek masih duduk di sofa.
"Kakek belum tidur? Seharusnya kakek istirahat," tanya Zio lalu menghampiri pria tua itu.
"Kakek belum bisa tenang jika kamu belum menemukan gadis itu," jawab Kyro tanpa menoleh lawan bicara.
"Iya kek, aku juga sudah berusaha mencari gadis yang kakek maksud, tapi aku tidak ketemu. Seperti mencari jarum di lautan luas," bujuk Zio agar sang kakek mau istirahat.
"Aku tidak tahu, kenapa kakek begitu ngotot ingin gadis itu? Semakin membuatku pusing saja," batin Zio.
Kemudian Zio memapah tubuh sang kakek agar mau istirahat. Dan berjanji akan mencari gadis itu agar sang kakek bisa tenang.
"Kakek istirahat ya, kakek belum sembuh sepenuhnya dan baru keluar dari rumah sakit," bujuk Zio.
Biar bagaimanapun, sang kakek adalah orang yang sudah merawatnya sejak kecil. Sejak kematian kedua orangtuanya.
paham...
jd jangan terlalu sombong