seorang gadis cantik bernama Jenna putri Maxim. ia handal dalam segala bidang baik dalam bidang hacker, beladiri, dan menembak serta pintar dalam akedemik apapun, namun semenjak snang ibu menghilang karena sebuah tragedi yang di lakukan oleh adik dari ayahnya membuat Sang gadis nekad membentuk sebuah kelompok mafia untuk mencari keberadaan Sang ibu.
apakah ia mampu bertemu kembali dengan Sang ibu kembali? apakah ia mampu ceria kembali setelah kembali Sang ibu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Septi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mainan lagi
" Baik Queen silakan. " Hormat anak buah Naga hitam memberi petunjuk arah masuk.
" Dimana? " Tanya Jenna datar.
" Ada Queen di ruangan hitam. Mereka sengaja kami pisahkan. " Jelas anak buahnya.
" Kenapa? "
" Mereka terlalu berisik Queen. " Sahutnya lagi.
Tanpa banyak tanya Jenna langsung membawa Lili masuk ke dalam.
Lili yang baru sekali ini masuk lingkungan percakapan merasa sedikit merinding, jiwa psychopath nya tiba-tiba sedikit luntur, apalagi ia melihat tampang anak buah Jenna terlihat seram dan dingin apalagi mereka memegang senjata laras tepat di depan gerbang masuk. Membuatnya merinding.
Pada saat mereka melewati lorong- lorong yang sedikit cahaya makin masuk kedalam suasana semakin rasa mencekam. Namun ketika Lili menghirup bau amis yang tak lain adalah bau darah. Membuat jiwa psychopath nya bangun dan langsung ingin mencari mangsa. Karena sudah lama ia tidak lagi bermain - main dengan nyawa manusia lagi.
Jenna yang sangat tahu jika sang kakak memiliki jiwa psychopath, maka dari itu ia tidak ragu lagi untuk membawa sang kakak ke tempat eksekusi manusia di tempat itu. Sejenak Jenna menghentikan langkah dan melirik sang kakak yang sedang asik melihat setiap sudut lorong hitam tersebut.
" Mereka di tempat yang terpisah Lo boleh pilih yang mana dulu. Gue tahu Lo suka kan dengan memainkan organ mereka. Sekarang terserah Lo Mbak gue izinkan Lo pilih yang mana terlebih dahulu. Lo sudah sangat hauskan? Ya sudah silakan Lo bermain - main. Gue akan menjadi penonton setia Lo nantinya secara live. " Ujarnya santai seraya tersenyum devil.
" Benarkah? Aku sangat bahagia bisa dapat mainan lagi" Ujarnya dengan senang hati.
Tak butuh lama Jenna sampai ke tempat Melati dan Nadira disekap. Tibanya disana ada penjaga yang menjaga tempat itu, mereka melihat kedatangan Jenna dan Lili langsung membukakan pintu dan memberi hormat pada Queen mereka.
Jenna dan Lili langsung melangkah masuk dan tak lupa di samping nya ada Jack dan bastian sebagai tangan kanan Jenna yang selama ini membantunya baik dalam dunia hitam maupun mengurus perusahaannya yang secara diam- diam di bangun atas usahanya sendiri dan lebih pesat dan maju di bandingkan perusahan sang Daddy.
Bastian dan Jack akan senantiasa mendampingi Jenna untuk mengeksekusi korbannya malam ini bersama sang kakaknya.
Ia berjalan santai bahkanbahkan tatapan nya jatuh kepada wanita yang sedang duduk terikat di dalam ruangan itu dalam keadaan sangat mengkhawatirkan dengan wanita itu yang tak lain adalah Melati.
Lili melangkah masuk dengan langkah santai melirik wanita yang masih terikat dalam keadaan pingsan mata indahnya melirik tajam ke arah Melati dari ujung rambut sampai ujung kaki.
" Ck.. Tidak ada bagus - bagusnya sama sekali, begini nih jadi tipe calon mama kita big no! " Hardik Lili setelah memperhatikan Melati yang masih terikat.
Jenna hanya memilih duduk santai di tempat duduk yang sudah di sediakan oleh anak buahnya tadi untuknya. Kali ini ia ingin melihat langsung permainan sang kakak dengan cara mengeksekusi orang langsung di hadapannya. Ia ingin melihat berapa jauh kekejaman sang kakaknya itu.
Plak
Tanpa basa - basi Lili langsung menampar wajah Melati yang masih pingsan. Ia sedikit geram ketika ia datang Melati tidak menyambut kedatangan nya dengan baik.
Melati yang tadinya pingsan langsung terkejut setelah mendapatkan satu tamparan yang tak main - main ia dapat kan. Ia masih belum sadar dimana dirinya sekarang.
" Dimana ini ?? kenapa saya di ikat begini. Lepaskan saya.! " Ujar Melati yang meronta - ronta ingin di lepas kan dari rantai yang mengikat tubuhnya. Sebelumnya ia belum sadar jika Jenna dan Lili sudah berdiri di hadapannya.
" Hallo Tante.. " Sapa Lili seraya menyeringai di hadapan Melati.
Deg
Melihat tatapan dan senyuman Lili terlihat sangat menakut baginya, begitu susahnya Melati menelan salivanya sendiri.
" Anak sialan! Lepas kan saya. Mau apa kau hah? " Ucap Melati seraya meronta - ronta ingin di lepaskan dari rantai itu.
" Ha.. Ha... Ha.. " Pecah sudah tawa Lili ketika mendengar perkataan Melati itu.
" Awas kau ya.. Ku buat kau menyesal sudah membuat saya begini! " Ancam Melati kepada Lili yang masih tertawa lepas.
" Ups.. Takut tan.. " Ejek Lili seraya menutup mulutnya di depan Melati.
" LEPASSS! " Teriak Melati yang tetap kekeh ingin di lepas.
" Tante yakin mau lepas ya? Boleh.. Kok kalau tante nggak sabar lagi.. Boleh... Boleh.. Ha.. Ha.. Tapi nanti ya Tan kalau Tante sudah beda alam. Pasti kita bakalan lepasin kok! Tenang... " Ejek Lili semakin menjadi - jadi.
" Brengsek!!! " Bentak Melati meluapkan emosinya.
Plak
Satu tamparan sudah berasa di pipi Melati sehingga mata
" Berani ya Lo bentak - bentak gue! " Ujar Lili mencengkram rahang Melati sangat kuat.
" Sebelum nya Lo sudah gue peringatan kan jangan macam - macam sama Gue. Tapi Lo dengan sengaja pancing emosi gue. " Sentak Lili seraya berbisik di telinga Melati.
Setelah itu Lili menoleh kearah sang adik yang duduk anteng di sofa itu.
" Jen, gue rasa ini tempat pasti punya alat kedokteran nya kan? Seperti nya gue punya pasien sekarat Jen. Boleh tidak gue pakai alat kedokteran Lo sebentar. " Minta Lili pada sang adik.
Jenna paham apa yang di maksud sang kakak dengan kata alat kedokteran. Ya alat itu tak lain seperti alat-alat yang biasa di gunakan oleh dokter di ruang operasi.
" Ada kok kak.. yang mau yang baru atau yang sudah karatan? " Tawar Jenna tertawa simpul.
" Wah seperti nya yang karatan lebih bagus. Ayo Jen bawa kesini. Gue nggak sabar buat obatin pasien gue. " Lili terlihat senang atas tawaran sang badik.
" Jack.. Lo. Dengarkan apa yang di minta sama kakak gue ini. " Panggil Jenna datar dan dingin.
" Dengar queen, sebentar saya ambilkan dulu queen. " Ucap Jack langsung berlalu dari hadapan mereka bertiga untuk mengambil alat yang di minta queennya tadi.
Tak butuh waktu lama Jack kembali dengan beberapa alat yang sengaja di len takkan di dalam box yang ada di tangannya itu. Dan menyerahkan ke arah Jenna.
Melati melihat alat - alat operasi itu membuatnya ketakutan.
" Please.. Gue mohon tolong jangan sakitin saya. Jika kalian memang tidak mau saya menjadi ibu kalian baik saya akan pergi jauh dan meninggalkan daddy kalian itu. Tapi saya mohon lepaskan saya. " Ucap Melati merasa menyesal sudah menyakiti kedua anak Calon suaminya itu.
" Ha.. Ha.. Ter- lam- bat! " Jawab Lili tertawa lepas.
" Tolong... Siapapun yang bisa mendengar saya tolong.. Lepaskan saya dari manusia sialan ini. " Teriak Melati meminta tolong kepada siapa pun ia rasa bisa membantu nya dari Lili.
semangat Thor