Bagaikan mimpi buruk yang sangat menakutkan, Cecilia tidak menyangka hidupnya sangat tragis sekali.
Lelaki yang baru tiga bulan di nikahinya, ternyata menyukai adik tirinya.
Lelaki yang baru di nikahinya itu, bersekongkol dengan adik tirinya dan Ibu tirinya, ingin merebut perusahaan Ayahnya, dan menguasai harta keluarga Cecilia.
Cecilia bertekad akan membalas semua apa yang telah dilakukan oleh ke tiga orang itu pada keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Dasar peniru.
Cecilia kembali memandang ke arah ke tiga orang yang sudah membuat hidupnya menderita itu.
"Kejadian ini harus anda jelaskan Nyonya Gina, kalau anda yang telah membuat rumor mengenai masalah pemecatan karyawan!" sahut Cecilia memandang Gina Aquila.
"Aku tidak ada melakukannya, kamu jangan sembarang menuduh, aku begitu peduli dengan kinerja para karyawan Group Michael, untuk apa aku menjelaskan kalau aku lah dalang di balik pemecatan karyawan tersebut!" sahut Cecilia lagi memandang Gina Aquila.
"Aku tidak melakukan apapun!" sahut Gina dengan nada tinggi.
"Baiklah, kita akan buktikan!" sahut Jhonatan tiba-tiba buka suara lagi.
Kembali Cecilia memandang ke arah Jhonatan, dan pria itu pun balas memandangnya dengan tenang.
"Aku akan jelaskan nanti!" kata-kata itu keluar lagi dari mulut pria itu, membuat Cecilia bingung.
Layla merasakan tubuh Nando kembali menegang, melihat Cecilia dan pria itu berbicara saling menatap.
Dia harus mengusir Cecilia pergi dari restoran itu, gerak-gerik Nando semakin aneh.
"Baiklah, aku mengaku salah! aku yang melakukannya!" sahut Layla dengan berat hati, dia harus melakukannya, agar Cecilia tidak mengatakan hal lainnya.
"Wah! akhirnya kamu mengaku juga dengan keadaan terpaksa, apa karena takut ada kejahatan lain yang kamu sembunyikan?" sahut Cecilia masih menunjukan senyuman santainya menyindir Layla.
Nando memandang Layla, keningnya berkerut menatap kekasihnya itu.
"Jadi kamu yang melakukan semuanya rumor itu, dan diam saja dari tadi, tidak memberitahukannya padaku, sampai kita di permalukan nya seperti ini, begitu pria itu akan membuktikannya, barulah kamu bicara, Layla! apa yang sedang kamu rencanakan?" tanya Nando dengan nada kecewa pada Layla.
"Aku ingin memberi dia pelajaran, agar dia tahu, bagaimana rasanya saat di posisi kita sewaktu dia memecat kita!" ujar Layla membela diri.
"Ha..ha..haa!" Cecilia kembali tertawa mendengar perkataan Layla itu, dia merasa Layla tidak punya rasa malu dan tidak menyadari apa yang telah dikatakan nya itu.
Apa dia tidak ingat, kalau mereka lebih tidak punya hati saat menyiksa dirinya, dan memasukkannya ke penjara.
Dan wanita itu menyewa tahanan di dalam penjara untuk membunuh dirinya.
Sungguh ironis memang.
Cecilia tidak menyadari pria yang berdiri di sampingnya, memandangnya dengan tatapan yang sulit di artikan.
Dan, Nando yang melihat itu, kembali merasakan hatinya tidak nyaman.
"Kamu mengatakan kalau aku ini kejam? bagaimana dengan dirimu? apakah kamu tidak sadar kalau kamu itu lebih kejam dari ku?" tanya Cecilia di antara tawanya.
Layla tidak bisa menjawab, tangannya semakin erat memegang tangan Nando.
"Ah, ada lagi yang ingin aku tanyakan padmu!" sahut Cecilia, lalu mendekat kepada Layla.
Layla spontan berlindung ke balik punggung Nando, menunjukkan seakan-akan dirinya takut kepada Cecilia.
Nando dengan cepat menghalangi Cecilia mendekati Layla, melindungi Layla yang terlihat begitu rapuh dan sangat lemah.
Cecilia membungkuk memungut tas kecil Layla, yang tadi terjatuh dari meja.
Cecilia mengeluarkan sesuatu dari dalam tas tersebut, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi.
"Dari mana kamu memiliki ini, apa kamu jadi peniru? ini sangat mirip dengan saputangan buatan Mama ku, dan inisial 'M' ini adalah sulaman tangan Mama ku, seingatku Nyonya Gina Aquila tidak pandai menyulam, dan tidak pernah menyukai hal-hal yang beginian!" ujar Cecilia menunjukkan benda tersebut tepat di depan mata Nando.
Setelah itu, Cecilia membuang saputangan tersebut bersama tas tangan Layla ke lantai.
Nando membeku di tempatnya melihat saputangan yang di lemparkan Cecilia itu ke lantai.
Mata pria itu terpaku melihat saputangan itu, dan yang dia tahu saputangan tersebut, adalah saputangan yang sama, dengan saputangan yang dia simpan dengan rapi dalam laci pakaiannya.
Setelah melemparkan benda itu, Cecilia menatap Layla yang sudah pucat di balik punggung Nando.
"Dasar peniru!" ujar Cecilia mencibir sinis.
Kemudian Cecilia berbalik, dia tidak ingin lagi berdebat dengan ke tiga orang tersebut.
Layla sudah mengakui kesalahannya, dan dia akan menunggu Layla membersihkan nama baiknya, mengenai pemecatan karyawan yang tidak pernah dia lakukan.
Bersambung.....