Hamil tanpa seorang suami karena diperk0sa, itu AKU!
Tidak tahu siapa Ayah dari anakku, itu AKU!
Seorang anak kecil selalu dipanggil ANAK HARAM itu PUTRAKU!
Apa aku akan diam saja saat anakku dihina?! Oh tidak! Jangan panggil aku seorang IBU jika membiarkan anakku dihina!
Jangan panggil Putraku ANAK HARAM!
Lantas, akankah suatu hari wanita itu bisa bertemu dengan Ayah kandung dari putranya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Kerinduan Serta Kemarahan.
Alhasil Arya pun gagal menanyai Keindra yang mabuk, karena agendanya Brian lah yang akan mengorek informasi nya. Sedangkan Brian malah ikut t3ler dan tak sadarkan diri.
"Mereka berdua ternyata payah kalau udah mabok! Masa baru abis 2 botol anggur aja... K.O!" Arya geleng-geleng kepala, akhirnya ia pun meninggalkan Brian di Apartemen Keindra dan akan pulang ke Mansion.
Arya membuka pintu Apartemen, ketika akan melangkah keluar dari apartemen ternyata Felicia ikut membuka pintu. Wanita itu tadinya mengintip dari luu baang pintu, ia kira yang keluar Brian makanya ikut membuka pintu ternyata Arya.
"Eh, Tuan Arya. Mau kemana?" Tanggung keluar, Felicia pun menyapa.
Arya yang masih berdiri di ambang pintu lekas keluar dan menutup pintu apartemen.
"Saya udah selesai, mau pulang. Bang Brian mabuk jadi saya tinggalkan di dalam, kamu sendiri lagi ngapain?"
"Um, nggak ngapa-ngapain. Kalau begitu, hati-hati di jalan Tuan." Felicia ingin menutup pintu namun Arya menahannya.
"Tunggu!"
"Ya, Tuan?"
"I-itu, aku nggak tau kamu akrab dengan Keindra. Apa kamu pernah mengatakan perihal aku pernah pingsan saat mabuk dan tidur di Apartemen mu?"
Felicia menggeleng, "Kamu bisa tenang, Tuan Arya. Saya bukan orang yang comel, apalagi tanpa seijin kamu saya mengatakan nya."
"Makasih, Nona Felicia. Saya hanya takut calon istri saya salah paham kalau dia mendengar dari orang lain misalnya dari Keindra. Apa kamu lagi dekat sama Kei? Kalian ada hubungan?"
"Saya nggak nyangka, kamu kepo juga ya orangnya Tuan Arya. Hehe... saya nggak ada hubungan apapun dengan Kei dan kami berdua hanya murni berteman serta bertetangga."
"Tapi kalian terlihat agak lebih dari teman, maksudku... mungkin Keindra yang menganggap mu lebih dari sekedar teman dan tetangga, karena saat Kei bicara tentang mu dia terlihat excited banget."
Felicia terdiam, dia tak pernah sedikitpun memikirkan tentang perasaan ataupun pemikiran Keindra tentang hubungan mereka.
Melihat Felicia malah terdiam, Arya akhirnya berpamitan. "Saya pergi, permisi."
Felicia masih terdiam tak menyahut, ia hanya menutup pintu depan lalu berjalan ke sofa duduk termenung disana.
"Apa iya, Keindra baper dengan kebersamaan kami? Nggak mungkin..."
Malam itu Felicia merasa gundah, ia pun memutuskan untuk mulai membatasi interaksinya bersama Keindra dan berniat menjauhi laki-laki itu karena ia juga sudah berhasil mendapatkan informasi tentang Brian dari cerita hidup masa kecil Brian hingga saat ini.
.
.
Esoknya akad pernikahan pun akhirnya digelar, Arya sudah siap duduk di depan penghulu. Sementara Alsya yang sudah begitu cantik dirias dengan riasan pengantin, masih di dalam kamar ditemani oleh Dokter Elise dan Felicia atas permintaan dari Brian. Ia meminta kedua wanita itu bersedia menjadi pendamping Alsya, karena dari pihak Alsya tak ada yang menemani.
"Terimakasih Dokter Elise, terimakasih juga Nona Felicia. Saya dengar Anda teman dekat Tuan Keindra," ujar Alsya.
"Saya hanya kenal saja dengan Keindra, bukan teman dekat apalagi ada hubungan khusus." Jawab Felicia.
"Bang Brian bilang, Apartemen kalian berdua bersebelahan. Kamu pasti sering bertemu dengan Tuan Kei, kan?" Dokter Elise ikut nimbrung, ia merasa senang jika Felicia memang benar dekat dengan Keindra itu artinya ia ada harapan bersama Brian.
Felicia tak langsung menjawab, karena dia sendiri yang membuat prasangka orang-orang padanya. Ia memang dekat dengan Keindra, hanya untuk mengorek informasi tentang Brian. Kini ia merasa telah salah dalam bertindak, ternyata orang-orang malah berpikir ia ada hubungan dengan Keindra.
"Saya sedang menyukai seseorang, dan itu bukan Kei." Tegas Felicia yang akhirnya menghentikan obrolan.
Tok
Tok
"Pengantin wanita silahkan memasuki Aula, akad akan segera dimulai." Ucap seseorang.
Ketiga wanita itu pun keluar, dengan Felicia dan Dokter Elise membantu Alsya di sisi wanita itu.
Deg
Deg
"Saya Deg-degan..." ujar Alsya dengan wajah tegang.
Dokter Elise terkekeh, "Saya tau ini pernikahan pertama mu, Nona Alsya. Tapi saya tak bisa menenangkan mu karena saya sendiri belum pernah menikah jadi tidak tau rasanya gimana."
Alsya ikut terkekeh, ia pun menarik nafas beberapa kali karena sudah beberapa kali gladi resik sebelum pernikahan jadi memang ada gambaran tentang akad dan juga acara resepsi.
Saat Alsya memasuki Aula Mansion, tiba-tiba langkahnya terhenti. Matanya melebar sempurna saat melihat orang yang akan menikahkan dirinya dengan Arya.
"Papa..." bibirnya bergetar.
Perasaan Alsya campur aduk, ada kerinduan serta kemarahan. Namun lebih dominan perasaan marah, ia teringat saat diusir tanpa uang sepeserpun dan dengan jahatnya sang Ayah memutuskan kuliahnya. Tanpa sanak saudara ia terluntang lantung di jalanan saat mengandung Ammar di usia 2 bulan, saat Ibu tirinya mengetahui jika Alsya hamil tanpa ada pria yang bertanggung jawab dan mengatakan pada sang Ayah jika putrinya itu bermain dengan banyak laki-laki.
Sang Papa percaya begitu saja dan langsung m3nampar Alsya dan m3mukul1 dirinya, sampai akhirnya Alsya ditarik keluar dari rumah dan diusir. Kini orang yang telah pernah begitu menyakitinya begitu dalam dan tidak percaya padanya, sedang duduk di samping penghulu dan di depan Arya.
"Pengantin wanita nya sudah datang, mari kita mulai!"
Alsya tak bisa berbuat banyak, ia di arahkan ke samping Arya dan dengan wajah menahan air mata Alsya duduk disana.
"Saudara Ararya Dentama Adiguna bin Sam Adiguna, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya yang bernama Alsya Salvana dengan mas kawin berupa seperangkat berlian dibayar tunai" Ucap Ayah kandung Alsya.
"Saya terima nikah dan kawinnya, Alsya Salvana binti Bapak Tommy Kurniawan dengan mas kawin seperangkat berlian dibayar tunai!“
"Sah?"
"SAH!!"
"SAH!"
"Alhamdulillah..."
Prosesi akad nikah pun dilanjutkan, Arya mengecup kening Alsya dengan mengucapkan doa pernikahan di ubun-ubun wanita yang kini resmi menjadi istrinya, sementara Alsya mencium punggung tangan suaminya dengan penuh deraian air mata.
___
Gaess, aku tuh revisi udah 2 kali gk lolos lolos bab ini padahal gada bau 21+++. Aku udah ganti kata-katanya, mudah-mudahan lolos ya dan gk pake lama 🤡