Untuk membalaskan dendam Hansel memilih Aileen menjadi istri.
Dan Aileen yang tidak tahu apa-apa menganggap Hansel sebagai dewa penolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOC BAB 34 - Kak Hansel
"Paman," panggil Aileen, setelah buah apel itu habis dia jadi teringat dengan ucapan Havana tentang panggilan yang pantas untuk sang calon suami.
Meski sedikit malu dan ragu, namun Aileen akan tetap mempertanyakan itu pada Hansel.
"Apa?" jawab Hansel, dia juga menoleh hingga dapat menatap lekat kedua mata yang berbinar itu.
Tatapan yang tidak Hansel sadari selalu mempu membuat Aileen hanyut.
"Em, Anu, sebenarnya_"
"Apa?" potong Hansel, ucapan Aileen yang terbata semakin membuatnya ingin tahu. Tapi pertanyaan kedua Hansel itu malah membuat semua kata-kata Aileen yang tersusun jadi hilang.
Aileen memutus tatapan dan menatap sembarang, rasanya tak sanggup untuk mengubah panggilan menjadi Kak. Sudah terbiasa baginya memanggil paman.
"Ada apa? katakan?"
"Jangan buat aku memaksa mu," timpal Hansel lagi, dia sudah terlanjur sangat ingin tahu.
Dan ancaman Hansel itu malah membuat Aileen semakin gugup.
"Paman jangan lihat aku, nanti aku baru bicara."
Tapi Hansel tetep menatap Aileen lekat.
Sampai akhirnya Aileen bangkit dan menutup kedua mata Hansel itu dengan kedua tangannya pula.
"Jangan lihat, nanti aku baru bicara."
Bibir Hansel tersenyum kecil, dia tidak berontak meski matanya di tutup. Hansel malah memutar tubuhnya hingga kembali bisa memeluk pinggang Aileen. Seperti tadi pagi.
"Baiklah, sekarang katakan. Apa yang mau kamu bilang tadi."
"Em, sebenarnya ..."
Hansel tetap diam meski Aileen mengambil jeda saat bicara. Dia terus menunggu hingga Aileen mengatakan semuanya.
"Sebenarnya apa aku harus merubah panggilan ini? Em maksud ku bagaimana jika mulai sekarang aku panggil paman dengan panggilan Kak?" tanya Aileen, setelah mengatakan itu dia menggigit bibir bawahnya kuat, rasanya malu sekali.
Sementara Hansel sudah berulang kali mengulum senyum tanpa sepengetahuan gadis ini.
"Kenapa tiba-tiba ingin berubah?" tanya Hansel.
"Maunya paman bagaimana? tetap di panggil paman atau kak?" tanya Aileen lagi, dia masih terus menutup kedua mata Hansel.
"Apapun tidak masalah, tapi Kak rasanya lebih manis."
Aileen mengulum senyum, membicarakan ini entah kenapa rasanya lucu sekali.
"Jadi mulai sekarang aku panggil Kak ya?"
"Hem, coba katakan aku ingin dengar."
"Jangan sekarang, nanti saja."
"Katakan atau aku tidak akan melepaskan mu." Hansel semakin memeluk erat pinggang Aileen, membuat gadis ini akhirnya sadar jika sedari tadi mereka begitu intim.
Sontak saja Aileen melepaskan tangannya hingga membuat kedua mata Hansel terbuka, membuat tatapan mereka kembali bertemu namun kini dengan jarak yang sangat dekat.
Gugup, Aileen kembali menutup mata itu cepat.
Dan Hansel terkekeh, tawa pertama yang Aileen dengar dari pria dingin ini.
"Coba katakan, aku mau dengar."
"Baiklah, ehem!" Aileen mengatur pita suaranya.
Dan Hansel terus mengukir senyum.
"Kak," cicit Aileen, pelan sekali hingga Hansel nyaris tak mendengar.
"Yang benar."
Aileen mencebik.
"Kak Hansel," panggil Aileen dengan lebih berani dan sedikit keras. Membuat bibir Hansel tersenyum lebih lebar.
Ternyata dia sangat menyukai saat Aileen memanggilnya kak.
Satu tangan Hansel melepas tangan Aileen yang menutup matanya, sementara tangannya yang lain masih setia memeluk pinggang gadis ini.
"Aku menyukai panggilan itu," ucap Hansel saat mata mereka kembali bersitatap seperti garis lurus.
Dan Aileen tak mampu berkata-kata lagi, dia sudah terlanjur hanyut dalam tatapan itu.
Di senja saat ini, semuanya terasa lebih hangat dari biasanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa kopinya ya.
Baik Kak Hansel 🤣
serruu Dede gemezzz