bekerja di sebuah perusahaan besar tentunya sebuah keinginan setiap orang. bekerja dengan nyaman, lingkungan kerja yang baik dan mempunyai atasan yang baik juga.
tapi siapa sangka, salah satu sorangan karyawan malah jadi incaran Atasannya sendiri.
apakah karyawan tersebut akan menghindar dari atasan nya tersebut atau malah merasa senang karena di dekati dan disukai oleh Atasannya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Halaman Tiga Puluh
***
Kita tidak akan tahu besoknya akan tetap sehat atau kembali sakit, seperti halnya Laudya. Baru bangun tidur ia sudah merasa tidak enak badan lagi, agak anget tubuhnya dan pusing serta sakit kepala masih ia rasakan.
Bu Mayang sudah memintanya untuk tidak bekerja dulu, Laudya hanya bisa mengiyakan. Kalau di paksa pasti akan semakin parah.
Laudya masih rebahan di dalam Selimut Tebalnya, ia pikir masih kuat untuk bekerja dan tidak akan sakit lagi. tapi ternyata malah semakin parah, jadi menyesal karena tidak mendengar perkataan orang-orang terdekat nya.
Ting
Terdengar Notif Masuk, dengan susah payah Laudya mengambil Hp nya.
“Mas Maxim.” Gumam Laudya.
Maxim : “Hari ini aku gak bisa Jemput kamu, soalnya lagi ada urusan lain. Gak papa kan kalau berangkat sendiri? atau nanti aku minta supir buat jemput kamu?”
Laudya : “Gak perlu kirim supir Mas.”
Maxim : “Yaudah kalau gitu, kemungkinan aku baru bisa ke kantor nanti siang.”
Laudya kembali menyimpan Hp nya, ia tidak ada niatan untuk membalas pesan lagi. dan ia juga untuk sekarang tidak akan dulu memberi Maxim soal kondisi nya.
Kalau di kasih tahu, Laudya takut Maxim akan datang dan meninggalkan Urusan nya itu.
Bu Mayang datang membawa sarapan untuk Laudya. “Obat yang di beli kemarin masih ada kan?” Tanya Bu Mayang.
“Masih, seperti nya cukup untuk beberapa hari ke depan.” Jawab Laudya.
“Makanya kalau belum benar-benar sembuh itu jangan di paksa kerja, harus sayang sama diri sendiri.” Ucap Bu Mayang.
Bu Mayang akan menyuapi Laudya, namun tangan nya di tahan oleh Laudya.
“Kakak bisa sendiri, Ibu sarapan dulu aja.”
“Kalau gitu ibu keluar dulu, Nanti kalau ada apa-apa telepon aja.” Pamit Bu Mayang.
Laudya sudah meminta Ibu dan Adik nya untuk tidak memberitahu Maxim, soalnya biasanya Adek nya itu pasti akan melaporkan apa saja tentang Laudya kepada Maxim.
.
Di Mansion Opa Oma nya Maxim, pagi ini Maxim akan menemani Oma nya untuk cek kesehatan nya.
Setiap cek kesehatan, Oma nya selalu ingin di temani oleh Maxim. padahal suaminya selalu ada di sampingnya, tapi beliau malah ingin di temani Cucu nya.
“Oma ini udah jam Tujuh, mau berangkat jam berapa?” Tanya Maxim.
“Janji sama Dokternya jam delapan, jadi kita berangkat nya setengah jam lagi.” Jawab Bu Bunga.
Maxim menyenderkan kepalanya pada sofa, ia menghela nafasnya dengan kasar. “Tahu gitu tadi Jemput Laudya dulu.” Gumamnya.
Bu Bunga masih bisa mendengar nya. “Jangan terlalu sering, nanti yang ada Laudya jadi bahan ghibah para tetangga nya.” Ucap Bu Bunga.
Pak Asraf duduk bersebrangan dengan Cucunya. “Benar kata Oma kamu, boleh antar Jemput tapi jangan keseringan. Kalau memang pengen banget, ya cepat-cepat lamar.”
“Mau nunggu sampai Bulan depan dulu, setelah itu baru lamar.” Balas Maxim.
“Kelamaan, lebih baik secepatnya. Kalau punya niat baik itu harus di segerakan jangan di tunda-tunda.” Ucap Bu Bunga.
Dreet dreet
“Kalau ada yang nyuruh ke kantor, jangan pergi.” Ucap Bu Bunga.
“Suudzon, siapa tahu Nanda ada keperluan lain.” Ucap Maxim.
Maxim : “Ada Apa?”
Nanda : “Ini Pak Bos sama Bu Sekretaris masih kena macet atau apa? Kok tumben Udah mau jam setengah delapan belum sampai.”
Maxim mengerutkan keningnya, ia tahu Bu sekretaris itu Laudya. kenapa Laudya belum sampai? Seharusnya sudah kan?.
Maxim : “Serius Laudya belum sampai?”
Nanda : “Belum, Makanya saya tanya sama Pak Bos. Kalian gak berangkat bareng?”
Maxim : “Enggak, hari ini saya harus Antar Oma ke rumah sakit.”
Nanda : “Apa sakit lagi ya? Coba nanti saya tanya sama pihak HRD, siapa tahu Laudya menghubungi pihak sana.”
Maxim mematikan panggilan nya, ia menghubungi Laudya tapi tidak ada jawaban.
Ting
Nanda : “Katanya Laudya izin sakit lagi.”
membaca pesan dari Nanda, Maxim menghela nafasnya. Kemudian ia menghubungi Bu Mayang, harus menunggu beberapa menit setelah itu tersambung.
Bu Mayang mengatakan memang Laudya kembali sakit, jadi untuk hari ini tidak bisa berangkat kerja.
Mungkin nanti setelah dari rumah sakit, Maxim akan melihat keadaan Laudya.
“Kalau mau kesana, Oma ikut.” Ucap Bu Bunga.
“Kalau Opa? Bukan nya ada janji sama teman Opa?” Tanya Maxim.
“Bisa di undur.” Jawab Pak Asraf.
“Kalau gitu kita berantem ke rumah sakit sekarang, Sudah jam setengah Delapan.” Ucap Bu Bunga.
.
Bu Mayang memberitahu Laudya soal Maxim yang menghubungi nya, Laudya hanya bisa pasrah kalau nanti Maxim akan datang.
“Ibu jadi ambil Catering nya?” Tanya Laudya.
“Jadi, tapi sepertinya ibu belanjanya nanti Sore aja. nunggu Marvel pulang” Jawab Bu Mayang.
Tadinya mau Belanja tadi pagi, tapi melihat keadaan Putrinya jadi di undur. tidak tega kalau harus meninggalkan orang sakit sendirian di Rumah.
Mau nunggu Maxim datang tidak mungkin, di rumah hanya ada Mereka berdua yang ada nanti akan semakin jadi omongan tetangga.
“Nanti mah lebih baik Ibu minta no telepon orang pasar, jadi kalau belanja banyak tinggal di telpon terus minta di antar kesini.” Saran Laudya.
"Ongkosnya jadi Doble, kalau ibu pergi langsung bisa sekalian pilih-pilih.” Balas Bu Mayang.
“Kali ini berapa orderan nasi box nya?” Tanya Laudya.
“Seratus Nasi Box, tapi Nasinya mau di bakar di dalamnya diisi Ayam Suwir.” Jawab Bu Mayang.
“Pakai Daun pisang dong?”
“Iya, Daun pisang nya sudah ibu pesan sama Bu Marni.” Jawab Bu Mayang.
“Di Jemputkan?”
Bu Mayang menggelengkan kepalanya. “Di antar langsung sama Ibu, mungkin nanti Ibu mau pesan Taxi Online aja. Semuanya sampai ongkirnya juga kebetulan udah di bayar lunas sama pihak sana.”
“Nah gitu, kalau mau di antar sama kita harus bayar lunas di awal.” Ucap Laudya.
Bu Mayang terus memijat kening dan bagian tengkuk Laudya, agar sakit kepalanya mereda.
*
Maxim, Opa Oma nya sampai di rumah sakit pukul delapan pagi lebih beberapa Menit. Sementara di jadwal pemeriksaan di jam delapan pas.
“Dokter nya udah tahukan Kalau kita telat?” Tanya Maxim.
“Udah, gak akan ada yang berani Protes. yang pentingkan kita bayar.” Jawab Opa nya dengan tenang.
Opa nya juga setiap satu bulan sekali akan melakukan pemeriksaan kesehatan, hanya saja jadwalnya selalu beda sang istri. Karena memang Bu Bunga harus melakukan pemeriksaan kesehatan nya itu satu Dua Minggu sekali bukan satu bulan sekali.
Pak Asraf hanya memiliki riwayat Kolesterol, sementara Bu Bunga ada penyakit lain yakni Jantung, dan kadang tensi darah nya juga tinggi.
Mereka bertiga masuk ke dalam ruangan pemeriksaan, sebelumnya sudah mengkonfirmasi kedatangan nya kepada Suster disana.
