Firman selama ini berhasil membuat Kalila, istrinya seperti orang bodoh yang mau saja dijadikan babu dan tunduk akan apapun yang diperintahkan olehnya.
Hingga suatu hari, pengkhianatan Firman terungkap dan membuat Kalila menjadi sosok yang benar-benar tak bisa Firman kenali.
Perempuan itu tak hanya mengejutkan Firman. Kalila juga membuat Firman beserta selingkuhan dan keluarganya benar-benar hancur tak bersisa.
Saat istri tak lagi menjadi bodoh, akankah Firman akhirnya sadar akan kesalahannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta perhiasan kembali
"Kalila!" sapa Firman dengan senyuman manis.
Pagi ini, dia sengaja memasak nasi goreng untuk istri pertamanya itu. Firman berusaha untuk merebut hati Kalila kembali.
"Sarapan bareng yuk, Sayang! Mas udah masak nasi goreng kesukaan kamu," ajak Firman.
Kalila menatap dua piring nasi goreng yang tersaji diatas meja. Sudut bibirnya menampilkan seringai tipis. Ia merasa lucu saja karena baru sekarang Firman terlihat sangat perhatian kepadanya setelah bertahun-tahun menikah.
"Mana tas, Hp sama dompetku?" tanya Kalila. Ia sama sekali tak tertarik untuk sarapan bersama Firman.
"Ada di mobil, Sayang. Nanti aku ambilkan, ya! Sekarang, kamu duduk terus kita sarapan bareng! Aku kangen makan semeja sama kamu."
"Aku mau barang-barang aku, sekarang!"
"Tapi, Sayang..."
"Mana kunci mobil kamu? Kalau kamu nggak mau kasih, biar aku ambil sendiri aja."
Firman menghela napas panjang. Tatapan Kalila masih segarang tadi malam. Itu artinya, kemarahan di hati perempuan itu belumlah padam.
"Oke. Kamu tunggu di sini. Biar aku yang ambilin barang-barang kamu," ujar Firman yang akhirnya memilih untuk mengalah.
Perempuan itu akhirnya duduk di salah satu kursi sambil menatap malas nasi goreng yang tersaji dihadapannya. Tak ada niatan sedikitpun di benak Kalila untuk mencoba hasil masakan sang suami.
Ia benar-benar tak berselera.
"Hoammmm!!" Tak berselang lama, Lia pun datang sambil menguap lebar. Ia masih mengenakan lingerie semalam dengan rambut yang tampak masih awut-awutan.
"Eh, ada kakak madu. Dari mana aja, kamu? Kok, baru kemarin malam pulang ke rumah?Habis jual diri, ya?" tanya Lia sambil menuang air minum ke dalam gelas kemudian meminumnya.
"Maaf ya, Lia! Aku bukan pelacur murahan seperti kamu. Jadi, nggak mungkin aku jual diri."
"Oh, ya? Masa' sih?" Lia duduk disamping Kalila sambil tersenyum mencibir. "Kalau bukan jual diri, berarti apa, dong? Obral gratisan? Duh, kasihan banget yang nggak pernah lagi dikasih kehangatan sama suami sendiri. Makanya, cari kehangatannya sama lelaki lain, ya? Sorry ya, Kalila! Mas Firman memang nggak bisa kasih kamu kehangatan karena sudah kecanduan sama tubuh molek dan seksi aku."
Lia dengan sengaja menyibak rambutnya. Memperlihatkan lehernya yang dipenuhi tanda kemerahan pada Kalila.
"Lihat ini!" Dia menunjuk salah satu bekas kemerahan dilehernya dengan jari telunjuk. "Ini semua mahakarya Mas Firman, loh."
Perempuan itu tertawa kecil. "Mas Firman itu nggak bisa kalem kalau lagi tempur sama aku. Pasti selalu kayak orang kesurupan. Soalnya, aku nikmat banget kata Mas Firman," ujar Lia berbangga diri.
Kalila mengangguk-anggukkan kepalanya. Sepersekian detik berikutnya, dia menarik-narik tali lingerie Lia.
"Lingerie kamu bagus," puji Kalila.
"Oh, jelas. Kenapa? Kamu mau?" balas Lia jumawa.
"Dibeliin sama siapa? Pak Edi si ketua RT atau Pak Reno yang pengusaha telor bebek di blok sebelah?"
Degh!
Seluruh tubuh Lia seketika membeku. Matanya melotot, menatap Kalila dengan perasaan gentar.
"Oh, iya... Tadi malam, aku papasan sama Pak Edi, loh pas mau masuk ke rumah."
Tubuh Lia semakin kaku. Lidahnya kelu untuk sekadar membela dirinya sendiri. Sementara, Kalila yang menyadari ketegangan adik madunya, tampak menyeringai sinis kemudian sedikit memajukan tubuhnya untuk berbisik di telinga perempuan berpakaian seksi itu.
"Semalam, Pak Edi nggak kecewa, kan, karena keduluan sama Mas Firman?"
Napas Lia tercekat. Ia memaksa otaknya untuk segera berpikir bagaimana caranya melepaskan diri dari situasi ini.
"Ka-kamu ngomong apa, sih? A-aku nggak ngerti," elak Lia dengan gugup.
"Mau dengar sebuah saran, nggak?" tanya Kalila.
Dan, Lia hanya diam menunggu kelanjutan ucapan Kalila.
"Urusin aja urusan kamu sendiri! Jangan pernah berpikir untuk mengusik aku lagi. Karena, kalau kamu sampai melakukan hal menyebalkan seperti tadi, maka rahasia besar kamu akan terbongkar."
"Apa maksud kamu, Kalila?"
"Kamu yang lebih tahu maksud dari ucapan aku, Lia!" timpal Kalila.
Lia merasakan tubuhnya mulai gemetaran. Ternyata, rahasia yang selama ini berusaha ia tutup-tutupi akhirnya diketahui oleh orang lain juga.
"Sejauh mana yang kamu tahu?" tanya Lia dengan geram.
"Semuanya," jawab Kalila. "Aku tahu segalanya, adik maduku sayang!"
"Apa yang kamu ketahui, Kalila?" celetuk Firman yang kembali ke meja makan dengan membawakan barang-barang milik Kalila yang tertinggal didalam mobilnya.
Kalila pun berdiri. Dia berjalan menghampiri Firman kemudian mengambil tas, dompet dan Hpnya dari tangan pria itu.
"Mas Firman mau tahu?" tanya Kalila.
Dan, dengan cepat Firman langsung menganggukkan kepalanya.
"Lia, apa aku boleh kasih tahu Mas Firman juga?" Kini, Kalila menoleh ke arah Kalila.
"Jangan," geleng Lia dengan suara lirih.
"Sebenarnya, ada apa ini?" tanya Firman yang sama sekali tak mengerti akan situasinya.
Lia menggigit bibir bawahnya seraya menatap Kalila dengan tatapan memelas. Ia hanya bisa memohon kepada Kalila untuk tidak membeberkan apa pun kepada Firman.
Bisa tamat riwayat Lia jika Firman mengetahui semua perbuatan buruknya selama ini.
"Lupain aja! Kayaknya, Lia nggak mau berbagi rahasia sama kamu, Mas!"
"Rahasia apa, sih? Lia, kamu bisa jelaskan?"
"Cuma rahasia kecil aja kok, Mas! Ini antara aku dan Kalila aja. Iya, kan?"
Lia sangat berharap supaya Kalila bisa diajak bekerjasama. Untungnya, Kalila langsung pamit untuk berangkat ke kantor. Hal itu membuat Lia jadi bernapas lega.
"Kalila, tapi kamu belum sempat sarapan, Sayang! Masa' udah mau berangkat?" kejar Firman sampai ke depan pintu.
"Aku nggak lapar. Kasih aja makanan buatan kamu itu ke istri kedua kamu, Mas!"
"Tapi, La..."
"Oh iya," potong Kalila cepat. "Dalam minggu ini, aku mau semua perhiasanku sudah harus kembali."
"Kalila, kok kamu tiba-tiba nagih Mas, sih?" protes Firman dengan wajah masam. " Kamu kan tahu sendiri kalau keuangan Mas masih belum stabil. Jadi, kamu jangan pelit-pelitlah sama suami!"
"Bodo amat sama kesulitan kamu, Mas! Toh, aku juga nggak pernah ikut menikmati uang kamu, kok.Jadi, tolong segera kembalikan perhiasan aku atau insiden di Golden Hotel kemarin akan aku bawa ke ranah hukum!"
"Ja-jangan dong, Kalila!" Wajah Firman mulai terlihat panik.
"Makanya, balikin perhiasan aku secepatnya! Ngerti, kan?"
bhkn sbntr lgi km jdi gembel ples kena pnyakit kelamin.... krna istrimu lia & vivi itu smuanya jalang... /Facepalm//Facepalm/
trus apa fungsinya ada si lia & vivi/CoolGuy//CoolGuy/
Tak punya malu lagi masih akan minta bantuan. Gantian minta bantuan pada istri- istri yang lain