NovelToon NovelToon
Sebatas Menjadi Istri Boneka

Sebatas Menjadi Istri Boneka

Status: tamat
Genre:Tamat / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:31.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: LaSheira

Dia hanya harus menjadi istri boneka.

Bagaimana jika Merilin, gadis yang sudah memendam cintanya pada seseorang selama bertahun-tahun mendapatkan tawaran pernikahan? Dari seseorang yang diam-diam ia cintai.

Hatinya yang awalnya berbunga menjadi porak-poranda saat tahu, siapa laki-laki yang akan menikahinya.

Dia adalah bos dari laki-laki yang ia sukai dalam kesunyian, yang menawarinya pernikahan itu.

Rionald, seorang CEO berhati dingin, yang telah dikhianati dan ditingal menikah oleh kekasihnya, mencari wanita untuk ia nikahi, namun bukan menjadi istri yang ia cintai, karena yang ia butuhkan hanya sebatas boneka yang bisa melakukan apa pun yang ia inginkan.

Akankah Merilin menerima tawaran itu, sebuah kontrak pernikahan yang bisa membantunya melunasi hutang warisan ayahnya, yang bisa membantu pengobatan jangka panjang ibunya, dan memastikan adik laki-lakinya mendapatkan pendidikan terbaik sampai ke universitas.

Bisakah gadis itu mengubur cintanya dan menjadi istri boneka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Pengorbanan Kak Mei

Harven itu sekarang baru naik kelas 3 SMU, dia masih anak-anak bagi Merilin. Secara hukum pun begitu. Dia mau kuliah nanti, harus melibatkan tanda tangan walinya. Bagi Merilin menjaga Harven sampai dia dewasa nanti akan selalu menjadi tanggung jawabnya.

Adik laki-laki yang lahir setelah gadis itu sekolah dasar, samar, ingatan mengurus Harven waktu bayi masih ada dalam ingatan Merilin. Sejujurnya, dia pun tidak sanggup berpisah dengan Harven.

Tapi, membawa Harven untuk masuk ke dalam rumah yang akan dia tinggali dengan Tuan Rion juga adalah sesuatu yang mustahil. Laki-laki itu sudah memberinya peringatan dengan tegas. Kalau dia tidak mau terlibat dengan keluarga Merilin.

Ketakutan Merilin melangkah menuju neraka bernama pernikahan, sesungguhnya masih tidak terlalu menakutkan ketimbang harus kehilangan ibu dan adiknya.

“Jangan buang aku Kak, aku akan menurut pada Kak Mei, aku juga akan belajar dengan rajin supaya bisa kuliah seperti yang Kak Mei minta. Tapi aku mohon jangan buang aku.” Terbata-bata Harven bicara membuat hati Merilin tersayat pilu.

Bagaimanapun kepergian kakak pertama mereka sudah menjadi semacam trauma dan ketakutan. Menikah adalah berpisah dengan keluarga, begitu yang Harven percayai.

“Kak Mei, nggak akan membuangmu Dek.”

Merilin memeluk adiknya yang bahunya masih terguncang.

Ah, dia menyesal kenapa mengatakannya sekarang. Seharusnya dia bicara pelan-pelan dan hati-hati. Gadis itu menyesal sudah mengambil keputusan terburu-buru. Diusapnya bahu Harven, sampai laki-laki itu tenang dan menarik nafas perlahan.

“Dek, dia laki-laki yang baik, dia juga tidak akan memutus hubungan Kak Mei dengan kalian. Dia tahu kondisi keluarga kita. Kak Mei yang harus melunasi hutang ayah dia tahu itu, ibu yang ada di RS dia juga tahu, dan dia tahu Kak Mei punya kamu. Dia mau menerima semua itu.”

Ya, Tuan Rion akan membayar Kak Mei dengan tigal hal itu, asal Kak Mei bisa menjadi istri seperti yang dia inginkan.

Harven sesenggukan, mengusap ujung matanya, mengangkat kepalanya. Melihat keberanan dari kata-kata Merilin, apa kakaknya bicara sebenarnya, bukan hanya untuk menghiburnya dan menutupi kenyataan. Apa benar ada laki-laki sebaik itu gumamnya. Kak Mei cantik dan baik hatinya, namun dibalik punggung Kak Mei berjejer beban yang harus dia tanggung.

”Dengan siapa Kak Mei akan menikah? Teman Kak Serge?”

Merilin mengajak adiknya pindah duduk ke sofa. Lalu dia beranjak mengambil air minum, menyodorkan ke depan Harven. Dalam beberapa kali tegukan, isi gelas itu sudah kandas. Melihat adiknya sudah tenang, dia akan menjelaskan beberapa hal, supaya adiknya tidak khawatir.

“Ia, dia teman Kak Serge. Bukan teman, tapi atasan Kak Serge.”

Dia atasanku juga.

“Apa dia laki-laki baik Kak?”

Entahlah, aku juga tidak tahu, apa dia laki-laki baik atau bukan. Seorang laki-laki yang mencari istri untuk menjadi boneka di sampingnya, yang bergerak sesuai keinginannya. Apa laki-laki semacam itu bisa dikatakan baik. Merilin juga tidak tahu. Namun, seperti apapun dia, dia memberikan janji yang tidak bisa di dapatkan Merilin di manapun. Sudah membuatnya menjadi laki-laki baik bagi Merilin.

“Tentu saja, dia baik. Dia teman Kak Serge kan. Tidak mungkin Kak Serge menjodohkan kami kalau tahu laki-laki itu tidak baik.”

Jawaban Merilin membuat adiknya yang terlihat tegang mulai bisa merebahkan punggungnya ke sandaran sofa.

“Asalkan dia baik, itu sudah cukup untukku Kak, asal dia memperlakukan Kak Mei dengan baik.”

Ah, entahlah. Yang penting kau tidak khawatir.

Merilin hanya menceritakan tentang Rion yang baik-baik saja. Tentang laki-laki itu yang mau membantu pengobatan jangka panjang ibu dan membayar hutang ayah. Perihal kontrak pernikahan, hanya akan menjadi rahasia mereka bertiga.

Harven terlihat berfikir, mengetuk-ngetuk kakinya. Mencoba mempercayai apa yang Merilin ceritakan tentang laki-laki itu. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman.

Apa benar, ada laki-laki sebaik itu? Bahkan Kak Serge pun tidak akan melunasi hutang ayah, walaupun Harven tahu sebaik apa Serge pada keluarganya. Harven menatap curiga merilin, gadis itu terlihat tidak tenang. Karena merasa dicurigai. Dia berusaha menutupi kegelisahan dengan tersenyum.

“Dia meminta apa pada Kak Mei?”

Daritadi merilin hanya menceritakan tentang apa yang akan diberikan calon suaminya, tapi Harven belum mendengar, apa yang diminta laki-laki itu.

Entah ide dari mana, namun jawaban Merilin keluar begitu saja dari mulutnya.

“Cinta. Hahaha.” Merilin menutup wajahnya dengan tangan. Pura-pura bersemu malu, supaya Harven berhenti mengintrogasinya. “Dia meminta cinta dari Kak Mei.” Mengintip malu dari balik tangan.

Hah, cinta, aku bahkan tidak akan pernah memberikan cintaku padanya Dek, karena aku sudah mencintai laki-laki lain.

Harven menggoyang bahu Merilin kuat-kuat. Sampai tubuh kecil mungil itu bergoyang ke kanan dan ke kiri. Bagi Harven jawaban Kak Mei terdengar seperti candaan. Dia jadi ragu untuk merestui Kak Mei menikah, walaupun katanya laki-laki itu baik.

“Apa sih Kak, tapi, bagaimana Kak Serge. Kak Mei kan mencintai Kak Serge, apa cinta Kak Mei sudah berpaling padanya?"

Aaaaah, jangan banyak bertanya Dek, nanti ketahuan aku banyak berbohongnya.

"Mungkin sekarang aku belum bisa melupakan Kak Ge, tapi, aku akan berusaha mencintai suamiku dengan tulus."

Harven meraih tangan Merilin, menggenggamnya erat. Dia menggelengkan kepalanya kuat-kuat, menolak pernyataan Kak Mei.

"Jangan lanjutkan Kak, kalau Kak Mei bahkan masih mencintai Kak Ge, bagaimana Kak Mei bisa menikah dengan laki-laki lain? Kak Mei tidak akan hidup bahagia."

Entahlah Dek, tapi pernikahan ini sudah tidak bisa dibatalkan sekarang. Aku sudah menandatangani kontrak yang membelenggu kakiku, demi kamu dan ibu.

Merilin sudah tidak bisa melangkah mundur atau berbalik arah. Dia sudah menganggukkan kepala yakin kemarin. Dua tahun Mei, hanya dua tahun. Begitu gadis itu meyakinkan hatinya lagi.

"Kak Mei, jangan lakukan itu hanya karena aku dan ibu Kak, jangan hancurkan hidup Kak Mei. Aku bisa berhenti sekolah dan bekerja mencari uang membantu Kak Mei."

Plak! Tangan Merilin memukul bahu Harven. Saat lagi-lagi adiknya bicara tentang dia berhenti sekolah.

"Ven, kamu janji kan menurut sama Kak Mei. Kamu sayang kan sama Kak Mei dan ibu. Jadi Kak Mei mohon, jangan menghancurkan kerja keras yang sudah Kak Mei lakukan untukmu. Bukankah mimpi kita membangun lagi apa yang sudah menghancurkan ayah. Kau harus kuliah, kau harus hidup dengan baik. Setidaknya demi Kak Mei lakukanlah itu."

Harven menangis lagi, lalu memeluk Merilin sambil minta maaf berulang kali.

"Maaf Kak, maaf, aku tidak akan bilang begitu lagi. Aku akan merestui Kak Mei menikah Kak. Maaf." isaknya mengeras di bahu Kak Mei. Airmatanya membasahi baju Merilin.

Pernikahan ini memang tidak akan membuatku bahagia, aku juga tahu itu, tapi, aku menikah memang bukan untuk mencari kebahagiaan pada Tuan Rion, begitulah Merilin menuliskan goresan kata itu supaya terpahat di hatinya. Supaya dia tidak berharap kebahagiaan sedikitpun dalam pernikahan ini nanti.

"Kau sudah lebih tenang?" Mengusap kepala Harven pelan. Adiknya mengangguk. "Istirahatlah."

"Belum mengantuk. Kak Mei sudah mau tidur?"

"Kak Mei mau mandi dulu."

Harven yang sudah mau melangkah memutar tubuh lagi. Melihat Merilin.

"Kak, apa Kak Brama mau dikasih tahu?" Suara Harven berubah agak ketus ketika menyebut nama kakak laki-laki pertamanya. "Apa dia mau datang, kalau Kak Mei minta."

Entah kapan terakhir mereka bertatap muka, Harven juga sudah lupa.

"Biar Kak Mei yang kasih tahu."

"Ya sudah, aku belajar di luar saja sambil menunggu Kak Mei selesai mandi."

Merilin tesenyum mendengar jawaban Harven, dan benar saja, saat gadis itu keluar dari kamar mandi, adiknya sedang belajar sambil duduk di karpet menyandar di sofa. Buku-buku berserak.

Mereka mengobrol cukup lama, Harven mengatakan lagi tentang teman sekolahnya. Merilin tertawa menanggapi, lagi-lagi menggoda Harven, dengan kata Cieeee. Lalu mengacak rambut adiknya.

Setelah waktu semakin larut, Merilin dan Harven masuk ke dalam kamar masing-masing. Gadis itu terjatuh di depan pintu kamarnya. Menangis tanpa suara. Lama dia diposisi itu, setelah airmatanya menyusut dia menyeret kakinya menuju tempat tidur.

Jatuh begitu saja tubuh Merilin, dengan posisi tengkurap.

Bayangan wajah Serge melintas. Namun tiba-tiba wajah ramah itu berganti, senyum dingin seorang laki, yang menyentuh dagunya. Seringai menakutkan muncul dari bibir itu sekarang.

"Bonekaku, istri bonekaku."

Merilin menjerit, dia membuka mata. Ternyata hanya mimpi gumamnya. Dia menarik tubuhnya, duduk bersandar. Menyibak rambutnya yang tidak beraturan.

1
𝐀⃝🥀𒈒⃟ʟʙᴄ🅛ie𝐙⃝🦜ꪶꫝ🅟ᴳ᯳ᷢ
abis dibawa melayang laku gubrakk di jatuhin serge
Retno Kusmiarti
Kecewa
Retno Kusmiarti
Buruk
Yuliza Angriani
serge kau jadi samsak untuk rion hahahahha
Yuliza Angriani
senyum2 sendiri tak hentinya thorrr
Yuliza Angriani
serge kamu saingan terbesar bagi rion
Yuliza Angriani
ternyata rion nguntit ibunya dan mei
Rosida maghrib
najis dah si erla ...pengen gua santet
Rosida maghrib
najis dah si erla ...pengen gua santet
bini PSJ
babi deh🙃
dhianti wulandari
kasian....☹️☹️☹️☹️
dhianti wulandari
sprt diriku, mengambil alih tanggung jwb keluarga...walaupun berbeda cerita..
tp aq yakin...Allah SWT, tidak akan melimpahkan cobaan diluar batas kemampuan hambaNya...

tetap semangat...💪💪😊
Rosida maghrib
hihihi lucu bet ya si Rion 😁
Rosida maghrib
mampir thor
Yuliza Angriani
Rion duplikat tuan saga yg dari keturunan HanAra 😅
Yuliza Angriani
kayaknya rion titisan nya tuan saga deh,,, Han aja ga kayak gitu
Dewi Ambarukmi Ambarukmi
Luar biasa
Aida Rayhan
sungguh sekian banyak aku baca novel nic yg bikin aku ketawa2.sendiri..the best deh kak author
may
Luar biasa
Khanza Za
ntar kalau Sdh jadi milik orang baru serge nyesal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!