Bagaimana jadinya jika dua keberadaan paling agung dan paling tinggi di seluruh semesta yang ada, terlahir dan muncul kembali setelah jutaan tahun kematian keduanya di masa lalu.
Dan istimewanya, keduanya muncul dan terlahir justru bukan dengan tubuh fisik yang mereka miliki dahulu, melainkan tumbuh dan hidup di dalam tubuh bocah 16 tahun yang secara kebetulan memiliki nama yang merupakan gabungan dari nama kedua sosok itu di masa lalu.
Penasaran?
Tunggu apalagi, langsung masuk dan baca ceritanya di sini!👇
Novel: Pewaris Tahta Semesta
Author: Fatiih Romanaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatiih Romana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 33
Dengan kecepatannya itu, hanya dalam waktu kurang dari 1 jam Ling Tian kini sudah tiba di sisi timur hutan besar yang menjadi tujuannya itu.
Sedangkan untuk kota tujuannya itu berada di sisi barat dari hutan tersebut. Dan tak sampai di sana saja, sebab di sisi utara yang juga tak jauh dari hutan ini berdiri sakte besar yang katanya menjadi pemilik hutan ini.
Dan karenanya, orang luar yang ingin berburu di dalamnya harus memberikan separuh dari hasil buruannya itu untuk sakte tersebut.
Sehingga hutan ini menjadi semakin jarang di kunjungi oleh kultivator luar dari waktu ke waktu.
Sebab hewan buruan yang ada di hutan pun semakin sulit mereka dapatkan setelah cukup lama mereka buru, namun meski begitu sakte tersebut masih tetap menerapkan aturan konyolnya itu.
Apalagi karena kelangkaan hewan di hutan tersebut, mereka pun harus mencarinya di bagian dalam hutan yang notabenenya di huni oleh para hewan spiritual yang lebih kuat dari pada hewan yang biasa mereka buru di kawasan luar hutan.
Sementara itu, sakte tersebut dengan mudahnya mengambil separuh dari buruan yang mereka dapat dari hasil bertaruh nyawa itu. Sehingga karena nya, lama kelamaan hutan ini pun tak lagi menjadi pilihan untuk berburu oleh orang orang itu lagi.
Sehingga kini hanya sakte tersebut dan juga mereka yang masih berhubungan dengan sakte itu yang masih tetap berburu ataupun mencari sumber daya di dalamnya.
.
.
.
Saat ini Ling Tian mulai melangkahkan kakinya memasuki wilayah terluar hutan tersebut. Kemudian dengan langkah yang cukup cepat , Ling Tian pun terus bergerak untuk buru buru menuju bagian dalam hutan itu.
Sebab seperti informasi yang beredar itu, di tempat Ling Tian berada saat ini tak satupun dia menjumpai hewan spiritual yang bisa di burunya.
Kemudian setelah berjalan kira kira setengah jam an, Ling Tian pun tiba juga di area dalam hutan tersebut.
Dan bertepatan dengan itu, Ling Tian langsung di sambut oleh pemandangan dari segerombolan serigala bertanduk yang tengah mengerumuni mayat banteng tanduk api yang ukurannya tidak terlalu besar.
Karena sepertinya banteng tersebut masih muda umurnya, namun entah mengapa nasibnya sangat jelek hingg bisa berakhir di tangan gerombolan puluhan serigala bertanduk yang nampak sangat kelaparan itu.
Sehingga tak membutuhkan waktu lama, tubuh banteng yang sebelumnya masih utuh saat kedatangan Ling Tian sebelumnya itu pun kini sudah tersia sedikit saja bagian dagingnya yang masih menempel pada kerangka tulangnya itu.
Melihat itu, Ling Tian yang saat ini tengah bersembunyi di balik pohon besar yang hanya berjarak beberapa meter saja dari tempat gerombolan serigala yang tengah berpesta daging banteng tanduk api itupun langsung kaluar dari tempat persembunyiannya.
Untuk memulai pemburuannya pada serigala serigala itu.Selagi para serigala itu masih belum beranjak dari posisinya.
Sebab jika mereka sudah mulai bergerak, itu akan menyulitkannya untuk melumpuhkan mereka semua dengan sekali jalan.
Dengan itu, Ling Tian pun langsung mengangkat tangannya ke udara. Yang kemudian setelahnya muncul puluhan bilah tajam di atas tangannya itu dan perlahan bilah bilah itu mulai berubah bentuk hingga menyerupai bentuk anak panah.
Dimana itu tercipta dari elemen angin yang Ling Tian gabungkan dengan elemen kegelapan miliknya.
Sehingga anak anak panah yang terbuat dari elemen angin itu terlihat memiliki warna hitam pekat yang menyelimuti bagian mata panahnya.
Setelah itu...
Wush....
Ling Tian melambaikan tangannya ke depan, yang kemudian puluhan anak panah yang tercipta dari elemen angin yang bercampur elemen kegelapan itupun langsung melesat ke depan dengan kecepatan luar biasa menuju gerombolan serigala bertanduk itu.
Zzippp.... Zzippp.... Zzippp.... Zzippp....
Zzippp.... Zzippp.... Zzippp.... Zzippp....
Aaaaaaooowww.... Aaaaaaooowww....
Aaaaaaooowww.... Aaaaaaooowww....
Setelah suara desingan yang tercipta di udara karena kecepatan lesatan puluhan bilah anak panah itu, tak lama kemudian terdengar suara lolongan panjang dan menyedihkan dari tempat segerombolan serigala itu berada.
Namun suara suara itu hanya terdengar sekali saja, sebab setelahnya serigala serigala itu nampak sudah terkapar tak bernyawa dengan kondisi kepala berlubang tepat di antara kedua matanya.
Melihat itu, tanpa menunggu waktu lagi Ling Tian pun bergegas mendatangi mayat mayat serigala itu dan langsung memasukkan seluruh mayat serigala itu kedalam cincin penyimpanannya.
Sedangkan untuk mayat banteng tanduk api yang sudah menyisakan kerangkanya itupun langsung Ling Tian musnahkan dengan api yang tiba tiba muncul dari tangannya.
Kemudian setelahnya, dia pun langsung berbalik untuk keluar dari hutan tersebut.
Sebab menurutnya sudah sangat cukup hasil buruannya kali ini. Karena dengan hanya menjual puluhan serigala bertanduk yang memiliki level kekuatan di Pembentukan Tubuh itu, dia sudah bisa mendapatkan ratusan ribu koin emas atau bahkan sampai jutaan.
Dan itu sudah lebih dari cukup untuk menjadi pegangannya selama perjalanannya nanti. Oleh karena itu Ling Tian pun kini terlihat tengah berjalan santai untuk keluar dari area bagian dalam hutan tersebut.
Namun sesekali Ling Tian terlihat menolehkan kepalanya kearah tertentu, yang kemudian setelahnya ada senyum kecil muncul di sudut bibirnya.
Di tempat lain.
"Saudara Mu, apakah mungkin bocah itu mengetahui keberadaan kita di sini? " tanya sosok paruh baya dengan kekuatan Pembentukan Inti ⭐5 pada sosok di sampingnya.
"Sepertinya kamu benar saudara Qu. Sebab aku melihat sudah beberapa kali bocah itu melirik ke tempat persembunyian kita ini."
jawab sosok yang di panggil Mu itu. Dimana kekuatannya tak berbeda jauh dari sosok pertama yang di panggil Qu olehnya sebelumnya.
Dimana kekuatannya saat ini hanya beda satu ⭐ saja, yaitu di ranah Pembentukan Inti ⭐4.
Yang mana mereka berdua ini merupakan tetua tingkat rendah yang di tugaskan oleh sakte yang katanya menjadi pemilik hutan ini untuk berpatroli di sini.
Dan kebetulan saat keduanya baru saja tiba di bagian dalam hutan ini, saat itu bertepatan dengan waktu dimana Ling Tian yang tengah bergerak pergi untuk kembali setelah memasukkan buruannya itu.
Sehingga mereka berdua itu tidak tahu jika Ling Tian sudah berhasil berburu di hutan yang tengah keduanya jaga itu.
Sabab jika mereka berdua tahu, pasti mereka itu langsung menyergap Ling Tian saat ini tanpa perlu bersembunyi seperti saat ini.
Sabab memang tugas mereka untuk mengurus mereka yang berburu di hutan ini, kemudian meminta separuh hasil buruannya seperti kabar yang tersiar selama ini.
Namun kali ini karena sosok Ling Tian hanya keduanya lihat tanpa melakukan aktivitas tersebut, maka mereka itu hanya memandangi dari tempat persembunyian mereka tanpa berniat melakukan apapun pada Ling Tian yang dari tadi hanya terlihat berjalan santai itu.
Kembali ke cerita.
Mendengar ucapan temannya itu, paruh baya yang di panggil dengan nama Qu itupun kembali memfokuskan tatapannya ke lokasi dimana Ling Tian berada sebelumnya.
Namun alangkah terkejutnya dia karena tempat itu sudah kosong saat ini, sedangkan sosok Ling Tian sudah tidak ada lagi di sana.
Dengan itu, dia pun langsung mengajak sosok yang di panggilnya dengan nama Mu itu untuk mendatangi tempat tersebut guna memeriksanya secara langsung.
BA dan YU dan si MC pun pergi nya ketika mereka masih dalam misi dan kini merek semua sudah menyambut kepulangan si MC kapan ngasih Teknik kultivasi nya
hadeh.... rada ngawur cerita nya
gak kayak yg sudah pernah gw baca di dalam novel tersebut alurnya bagus
gak seru lah