Hukuman Menyamar Jadi Istri MAFIA

Mereka berdebat seolah mereka yang paling berhak atas tubuh Jasmine.

Aland mengatakan tidak akan menyentuh Jasmine namun nyatanya dia seorang pria normal yang pasti tak akan tahan dengan birahinya sendiri, apalagi setiap hari akan melihat tubuh mulus Jasmine.

Sedangkan Elrond mengatakan bahwa Jasmine tidak boleh terluka dan Aland tidak boleh melukai atau menggores tubuh Jasmine, namun nyatanya Elrond lah yang selalu membuat Jasmine terluka, saat dia mengatakan hal itu pun, Jasmine langsung melihat tangannya yang lebam karena cengkraman Elrond.

“Semuanya memuakkan.” Kata Jasmine dengan suara lemah.

Akhirnya beberapa pengawal yang akan membawa Jasmine pun datang, dan mereka memapah Jasmine.

Aland dan Elrond melepaskan tangan mereka masing-masing.

Setelah perdebatan alot itu, Elrond pun pergi sedang Aland masih tinggal di sana.

Yuri yang baru saja datang tak mengerti kenapa dua sahabat yang akrab itu saling bertengkar.

“Ada apa?” Tanya Yuri.

Aland kemudian mendatangi Harvest yang berdiri dengan menundukkan kepala.

“Jadi informasi penting yang kau bilang itu dan belum kau katakan padaku selama ini adalah tentang semua ini?” Tanya Aland.

“Saya siap menerima konsekuensinya tuan.” Kata Harvest.

BUGG!!!

BUGGG!!!

Aland kemudian memukul Harvest hingga pria itu terjerembab ke lantai dan mulutnya berdarah.

“Aland!!! Apa yang kau lakukan!!! Biasanya kau tidak akan lepas kendali!!” Teriak Yuri.

“Sial.” Geram Aland.

“Harvest… Ada apa sebenarnya…” Yuri benar-benar tidak tahu kenapa adik sepupunya yang tak pernah memukul Harvest meski melakukan kesalahan kini lepas kendali dan memukuli Harvest dengan garang.

“Astaga… Aku akan ke mansion mu dan melihat Jasmine!!” Kata Yuri dan pergi lebih dulu.

Diam-diam dari sudut yang lain ternyata ada seorang wanita yang sedari tadi memperhatikan apa yang sebenarnya terjadi.

“Aland… Benarkah kau Aland… Ternyata kau sangat tampan… Aku salah meninggalkannya… Aku harus mendapatkannya kembali.”

“Moey… Sayangku… Apa yang kau lakukan di sini…”

“Oh Clark… Aku sedang memikirkan sesuatu, dan mencari angin, kita bisa menikah semua berkat Tuan Freddy yang membantuku melarikan diri, bisakah kau temui Tuan Freddy dan meminta bantuan Tuan Freddy sekali lagi dari ayahku yang murka? Ku pikir Ayah tidak akan hadir di acara ini karena dia takut dengan seorang mafia yang gagal di jodohkan denganku.”

“Aahh… Tentu aku akan menyapa Tuan Freddy.” Kata Clark.

“Aku akan menyusul nanti.” Kata Moey.

Clark tersenyum dan mencium Moey lalu pergi lebih dulu.

Sedangkan Moey masih mengintai dan memandangi Aland dari jarak yang cukup tak terlihat, Aland sudah mulai sendirian di sana hanya ada Harvest yang berdiri di samping Aland dengan wajah penuh luka lebam dan darah. Saat Moey melihat berita tentang Aland yang tiba-tiba menunjukkan dirinya di hadapan kamera dan publik, saat itulah Moey langsung terbang menghadiri acara perjamuan. Awalnya Moey tidak akan datang, namun melihat pemberitaan Aland di hari yang sama berita tentang pernikahannya. Moey merasa Aland hanyalah anak kecil yang sedang merajuk dan meminta perhatiannya.

“Bersihkan wajahmu dan obati dulu…” Perintah Aland.

“Tapi Tuan…”

“Aku tidak apa-apa… Kembali ke sini setelah kau selesai membersihkan wajahmu.”

“Baik Tuan.”

Harvest pun kemudian pergi meninggalkan Aland yang hanya duduk sendirian di ruangan terbuka vip tersebut.

Perlahan Moey berjalan mendekati ruangan itu dan berdiri tepat di hadapan Aland.

Saat itu Aland yang sedang memainkan ponselnya melirik pada kaki jenjang yang memakai heels cukup tinggi berwarna merah menyala.

Perlahan Aland melirik naik, siapa yang berani mendekatinya.

Ketika kedua matanya tertuju pada sosok yang sangat ia kenal, dadanya berdenyut nyeri dengan senyuman khas wanita itu.

“Aland… Benarkah kau Aland?” Panggil Moey.

Aland kemudian acuh dan melihat ponselnya kembali.

“Kau tidak mengenalku?” Tanya Moey kemudian dia duduk di samping Aland.

“Aku tahu aku salah, tapi aku bisa menjelaskan semuanya…”

Aland menghembuskan napasnya dan merasa kepalanya berdenyut karena amarah.

“Aku tidak mencintai Clark.” Kata Moey.

Aland menoleh dan mengernyitkan satu alisnya.

“Aku menikah dengannya karena untuk menyelamatkan reputasiku, dia mengancamku akan menyebarkan semua fotoku, dia diam-diam memasang kamera di kamarku…” Moey tiba menangis dan menarik sedikit jas milik Aland mencoba melakukan pendekatan dengan kalimat bohong dan mengemis dengan cerita sedih kebohongannya.

Aland masih diam dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

“Aland… Maafkan aku… Aku memang bersalah. Tapi aku tahu kau masih mencintaiku. Kau mengumumkan diri mu di depan semua orang dan istri yang tidak kau cintai hanya agar aku cemburu kan? Kau melakukan semua itu untukku, agar aku menyesal, artinya kau masih memiliki perasaan untukku. Aku tahu kau tidak mencintainya, aku mendengar kau bertengkar, dia dari Keluarga Kaylee, musuh bebuyutan Keluarga Clayton. Aku tahu itu… Kau hanya sedang merajuk bukan?” Kata Moey.

Perlahan Moey menaruh kepalanya di bahu Aland, dan merangkul lengan Aland, merasa bahwa Aland tidak menolaknya, Moey pun tersenyum.

“Aku tahu kau masih mencintaiku Aland…” Kata Moey.

“Ini hari pertama pernikahanmu. Suamimu akan terluka saat melihat kau seperti ini.” kata Aland denga suara rendah.

“Aku bisa mengajukan perceraian malam ini juga demi dirimu Aland, mari kita menikah, aku akan menjadi istri yang baik.” Kata Moey.

“Aku tidak menyangka, saat melihat berita Aland muncul di televisi, Aland begitu tampan dan berkharisma, aku langsung jatuh cinta padanya, aku memang bodoh sekian lama aku menyelidiki seperti apa wajah Aland yang sebenarnya, seharusnya aku sudah tahu dari bibitnya, Tuan Daniel tampan, dan istrinya pun juga cantik, pasti anaknya pun akan mewarisi gen orang tuanya. Tapi aku tahu Aland tidak akan pernah mudah begitu saja melupakanku.” Kata Moey dalam hati.

Aland kemudian berdiri dan merapikan jasnya ia mengambil gelas dan menuangkan alkohol.

Moey heran melihat Aland menyentuh Alkohol.

“Kau minum Aland?” Tanya Moey.

Kemudian Aland memberikan kode pada salah satu pelayan untuk datang. Itu adalah pelayan wanita paruh baya yang sedang bekerja membersihkan dan membereskan piring-piring kotor bekas para bangsawan makan.

Dengan tergopoh dan menundukkan kepala pelayan wanita itu datang ke hadapan Aland.

“Ya Tuan. Anda memanggil saya? Ada yang bisa saya bantu?” Tanya pelayan itu.

“Ludahi.” Perintah Aland.

“Ya Tuan?” Tanya Pelayan Wanita itu tak mengerti dan kaget.

“Meludahlah…” Perintah Aland lagi dengan menyodorkan gelas berisi alkohol itu di hadapan sang pelayan wanita.

“Sa… Saya…”

“Tidak akan terjadi apapun padamu…” Kata Aland.

Moey masih tak mengerti maksud Aland sedangkan si pelayan paruh baya pun akhirnya meludah di gelas yang Aland bawa.

“Aduk dengan jarimu.” Perintah Aland lagi.

Sang pelayan pun mengaduk nya dengan jarinya.

Setelah selesai mengaduk Aland menyuruh pelayan itu pergi, kemudian Aland menaruh gelas yang sudah di ludahi oleh pelayan wanita itu di atas meja tepat di hadapan Moey.

“Minum itu… Jika kau mau meminumnya aku akan memikirkannya lagi, tentang menerima mu kembali.” Kata Aland.

Moey sontak terkejut, bibirnya bergetar, tubuhnya merasa panas dingin dan berkeringat melihat tatapan sinis nan kejam Aland, belum lagi sifat Aland yang sangat dingin kepadanya.

Padahal dulu Moey selalu menerima hadiah-hadiah yang hangat dari Aland, penuh dengan kalimat lembut dan sangat memujanya.

Moey menelan ludahnya.

Tangannya gemetar melihat gelas berisi alkohol dengan campuran ludah pelayan rendahan, Moey paling benci hal kotor dan menjijikkan dia sangat benci pelayan rendahan.

“Katamu kau mencintaiku… Kau tidak bisa melakukan itu untukku?” Tanya Aland.

Bersambung\~