NovelToon NovelToon
ROMANTIC ACTOR

ROMANTIC ACTOR

Status: sedang berlangsung
Genre:Trauma masa lalu / Cintamanis / Dijodohkan Orang Tua / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Office Romance / Romansa
Popularitas:517.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Harin Adinata, putri kaya yang kabur dari rumah, menumpang di apartemen sahabatnya Sean, tapi justru terjebak dalam romansa tak terduga dengan kakak Sean, Hyun-jae. Aktor terkenal yang misterius dan penuh rahasia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Hyun-jae berdiri di tepi ranjang cukup lama, menatap wajah Harin yang akhirnya benar-benar tertidur. Nafasnya sudah stabil, pipinya masih merah merona, bibirnya sedikit terbuka, terlihat polos sekali. Pemandangan itu kontras sekali dengan beberapa menit sebelumnya, saat gadis ini begitu agresif dan berani menempel padanya. Seakan dua pribadi berbeda muncul dalam waktu singkat, satu gadis kecil yang rapuh dan manja, satu lagi gadis nakal yang berani melanggar batas.

Hyun-jae menghela napas panjang. Tubuhnya terasa kaku, pikirannya berputar tidak karuan. Ia baru saja melewati momen yang di luar dugaan, dicium, digigit, dan dipeluk habis-habisan oleh seseorang yang baru ia kenal. Ia sendiri masih bisa merasakan hangat bibir Harin yang tertinggal di bibirnya, masih bisa mengingat sensasi giginya yang nakal menggigit pelan. Hal itu cukup untuk membuat wajah dinginnya berubah, meski ia berusaha menutupinya.

Pria itu melangkah mundur, duduk di kursi kecil di sudut kamar. Lampu redup membuat suasana semakin tenang, hanya ada suara detik jam dinding dan desiran AC. Namun di dalam kepala Hyun-jae, ketenangan itu sama sekali tidak terasa. Ia memikirkan kembali interaksi mereka dari pertama kali mereka bertemu kemarin. Mulai dari Harin yang malu-malu, ceroboh, penakut dan manja. Hyun-jae tertawa kecil.

Ia menatap tangannya sendiri, masih terasa jejak lembut dari tubuh Harin yang menempel begitu erat.

"Aku bodoh kalau terus mengingatnya," katanya pada diri sendiri, menepuk pelan keningnya, berusaha membuang bayangan itu. Tapi semakin ia mencoba, semakin jelas ingatan itu menyeruak. Senyum nakal Harin saat dia mabuk, suara rengekannya memanggil 'oppa', dan cara ia memohon apel seakan itu adalah hal paling penting di dunia, semuanya begitu jelas di benaknya.

Hyun-jae menggigit bibir, lalu berdiri. Ia berjalan ke jendela, menarik sedikit tirai, menatap keluar. Kota malam itu sepi, hanya lampu jalan yang berderet seperti bintang palsu di kejauhan.

"Aku harus jaga jarak darinya, tidak boleh lengah," pikirnya. Namun hatinya sendiri menolak kata-kata itu. Ada sesuatu dalam diri Harin yang berbeda, sesuatu yang berhasil menembus dinding dingin yang selama ini ia bangun rapat.

Harin bergumam dalam tidurnya, membuat Hyun-jae menoleh cepat. Gadis itu memeluk bantal dengan erat, wajahnya tampak gelisah, seolah sedang bermimpi buruk. Tanpa sadar, Hyun-jae kembali mendekat. Ia duduk di tepi ranjang, menyibakkan sedikit rambut yang menutupi kening Harin.

"Tenanglah, aku di sini," bisiknya. Sentuhan kecil itu berhasil membuat ekspresi wajah Harin melunak, napasnya kembali teratur.

Melihat itu, dada Hyun-jae terasa hangat. Ada perasaan aneh, campuran lega, sayang, dan tanggung jawab yang muncul begitu saja. Ia mengusap rambut Harin perlahan, seolah itu adalah hal paling wajar di dunia. Padahal dalam dirinya, ia tahu jelas, ini adalah batas yang berbahaya. Ia belum mengenal gadis ini sepenuhnya, namun sudah merasa seakan ia harus melindunginya.

Jam menunjukkan pukul dua belas malam. Hyun-jae tahu ia tidak akan bisa tidur dengan tenang malam itu. Ia memilih tetap duduk di kursi, menjaga dari kejauhan. Matanya terus bergantian menatap jam dan wajah Harin, memastikan tidak ada hal aneh lagi yang terjadi. Namun semakin lama ia mengamati, semakin sulit baginya mengabaikan kenyataan bahwa ia merasa nyaman dengan kehadiran gadis itu.

Di tengah hening malam, pikirannya melayang jauh. Ia teringat masa lalu, saat ia membangun citra diri yang dingin, tegas, dan tak tersentuh. Ia tidak membiarkan siapa pun masuk terlalu dekat, karena ia tahu dekat berarti rentan. Tapi malam ini, hanya dalam waktu sehari, seorang gadis ceroboh yang mabuk kopi mampu menghancurkan tembok itu. Hanya dengan satu ciuman aneh, gigitan nakal, semua pertahanan rapuh.

"Bagaimana mungkin?" ia berbisik.

"Kau bahkan belum tahu siapa dia sebenarnya Hyun-jae."

Namun pertanyaan itu tidak menenangkan, malah membuatnya semakin bingung. Ia menatap Harin lagi, kali ini lebih lama. Gadis itu terlelap dengan tenang, bibirnya sedikit mengerucut, wajahnya terlihat polos. Tidak ada sisa keberanian liar yang tadi muncul. Yang ada hanya seorang gadis kecil yang tampak rapuh, seperti membutuhkan perlindungan.

Tanpa sadar, Hyun-jae tersenyum tipis.

"Kau benar-benar berbahaya, gadis ceroboh. Kalau besok kau sadar apa yang sudah kau lakukan, aku ingin lihat bagaimana kau menanggung malu."

Malam semakin larut. Hyun-jae akhirnya berdiri, mematikan lampu kamar, hanya menyisakan lampu tidur yang redup. Ia berjalan keluar, tapi sebelum menutup pintu, ia menoleh sekali lagi. Ada rasa enggan meninggalkan Harin sendirian, seolah kalau ia pergi, gadis itu akan hilang begitu saja. Dengan helaan napas panjang, ia memutuskan kembali ke kursi di dekat ranjang.

"Baiklah, aku akan menemanimu di sini sampai pagi. Kalau kau terbangun, kau tidak akan sendirian," katanya pelan.

Ia menyandarkan kepala di kursi, menutup mata sebentar, tapi telinganya tetap siaga mendengar setiap gerakan kecil dari ranjang. Suasana kamar hening, hanya suara napas lembut Harin yang menjadi irama malam itu. Hyun-jae akhirnya membiarkan dirinya merasakan ketenangan yang jarang ia temui. Untuk pertama kalinya dalam waktu lama, ia merasa bukan hanya sebagai pria dingin yang tidak peduli pada apapun, tapi sebagai seseorang yang dibutuhkan.

Di dalam tidurnya, Harin tersenyum kecil, seakan merasakan keberadaan seseorang yang menjaganya.

Paginya, cahaya matahari menembus tirai kamar. Hyun-jae membuka mata dengan lelah, lehernya kaku karena semalaman tidur di kursi. Namun hal pertama yang ia lakukan adalah menoleh ke arah ranjang. Harin masih tertidur, wajahnya terlihat jauh lebih segar dibanding semalam. Pipinya tak lagi terlalu merah, napasnya stabil, seakan malam penuh gejolak itu hanya mimpi.

Hyun-jae menghela napas lega. Ada kepuasan aneh yang menyelinap dalam dirinya karena berhasil menemani gadis itu sampai pagi. Namun sekaligus, ia merasa bodoh. Seorang pria sepertinya seharusnya tidak terjebak dalam situasi seperti ini, menunggu, mengawasi, bahkan hampir merindukan sesuatu yang seharusnya tidak ia biarkan tumbuh.

Saat ia bangkit untuk meregangkan tubuh, Harin bergerak kecil. Mata gadis itu perlahan terbuka, menatap sekilas ruangan sebelum akhirnya jatuh pada sosok Hyun-jae.

Ia bingung, kenapa pria itu ada di kamar ini?  Mata Harin berkedip-kedip, otaknya berpikir cepat meski kepalanya terasa pening. Ia mencoba mengingat-ingat apa saja yang telah terjadi semalam.

Makan bersama si aktor, ia di tanya kenapa kabur dari rumah, minum kopi lalu mabuk, terus ...

Harin berpikir makin keras. Matanya membulat lebar begitu mengingat apa telah dia lakukan semalam.

Harin, kami naik ke tubuh cowok itu dan nyium dia?!

Gadis itu melirik ke sosok tampan yang masih setia duduk di kursi. Harin panik dan malu bukan main. Ia menyengir ke sosok yang menatapnya dengan ekspresi datar itu lalu dengan cepat bangkit dari kasur untuk melarikan diri. Namun baru saja mencapai pintu keluar kamar, Hyun-jae sudah berada di belakangnya, mencegah dia untuk kabur.

"Mau ke mana, kabur, hm?"

Harin hampir menjerit dan melompat saking kagetnya pria itu sudah berdiri di belakang tubuhnya, berbicara pelan di telinganya.

1
Bola nasi
semua yg bukan milikmu akan kembali ke pemilik aslinya
Bola nasi
aduhhh pantes aja Ferdinan bersikap kejam sama harin
Sri Aminah
lanjutttttt 💃💃💃
Wahab Abdi
Harin yg d cintai, aku yg meleleh 🤣
Ilfa Yarni
laki2 yg gentle dan romantis
*Septi*
cieee Harin
*Septi*
tetep narsis ya memuji diri sendiri 🤣
*Septi*
mungkin awalnya Harin akan kecewa..
*Septi*
walahhh ternyata Ferdinand pamannya Harin
*Septi*
bener kan bukan ayah kandung Harin.. trus Harin anak siapa 🤔
Yanti Yanti
ky syuka ku syuka cerita nya satset ga bikin boring 💪 semangat mae 😍
Dewi kunti
pertanyaannya🤔🤔🤔
Rita
wehhh hanya dunia nopel ya g boleh berharap lbh iri silahkan 😅😂
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Hanima
👍👍😍
Kostum Unik
Astagaaa knp aku yg ikut salting sih 🤭😍
Dwi Winarni Wina
Hyun-jae menerima apa adanya harin,hyun-jae mencintai harin sangat tulus akan membahagiakannya.....

Hyun-jae akan berusaha jujur ke harin situa bangka ferdinand bukan ayah kandung harin, smg harin bisa menerima kenyataan....
pantasan selama ini situa bangka ferdinand memperlakukan harin kurang baik, tidak menyayangi harin, ferdinand lebih membela dan sayang sm luna.....

Tapi tenang aja harin masih ada oppa hyun-jae dan sean sangat menyayangimu, oppa hyun-jae akan sll ada disampingmu dan membahagiakanmu, oppa hyun-jae sangat sempurna skl pintar masak dan karier, pasti anak horang kaya tajir melintir.....

kasian harin merasa sudah tidak punya siapa2 ibunya telah meninggal, situa bangka ferdinand dikira ayah kandung tidak menyayanginya, kasian harin sangar menderita selama ini...

Hyun-jar telah membuat perusahaan situa bangka ferdinand bangkrut, aset kekayaan peninggalan ibunya harin sudah balik nama atas nama harin adinata....

lanjut mae....
Aurora
nyengir lu pada bacanya 🤣
makin ngehalu aja ini,dipacarin oppa korea,apalagi sampe dinikahin😍 kering gigi nyengir aja🤣
nonoyy
awww so sweet hyun jae 🩷🩷🩷
🔵ᴅ'ғᵗⁱᵃʳᵃ🌹🎀👥
mau donk hyun q dimasakin jugaaaa😘🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!