NovelToon NovelToon
Aku Bukan Wanita Lemah

Aku Bukan Wanita Lemah

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Patahhati
Popularitas:10.2M
Nilai: 5
Nama Author: el Putri

Seorang istri yang mau nggak mau harus merelakan dirinya dimadu.
Namun ketidakadilan suaminya membuat dirinya harus berpaling dan mengakhiri hubungan yang menyakitkan tersebut dan menikah dengan seorang CEO yang tak lain adalah atasan dari suaminya.

Awalnya hubungannya dulu hanya sebuah sandiwara namun malah mereka saling jatuh cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Marah

Leo menarik tangan Rara untuk keluar dari ruangan Vera, dia melangkahkan kakinya dengan langkah cepat, Leo nampak kesal sekali.

Dia membuka pintu mobil untuk Rara setelah itu dia berputar dan masuk dalam mobil.

Rara yang melihat Leo kesal jadi takut, dia terus saja menundukkan kepalanya.

"Kan aku sudah bilang kalau nggak usah jenguk mereka, lihatlah apa yang kita dapat. Vera malah beranggapan kalau kamu ingin menertawainya, kita saja tidak tau kalau anaknya lahir dengan tidak normal. Lain kali kalau aku bilang tu jangan ngeyel nurut kenapa sih." Leo marah pada Rara.

Rara hanya diam, baru kali ini Leo marah dengannya.

Pandangan Rara menerawang jauh ke depan, sungguh niatnya hanya ingin menjenguk bayi Vera, dia ingin menimang bayi itu saja tidak lebih.

Leo yang fokus menyetir sesekali melirik Rara lalu dia menghela nafas. Tangannya tergerak untuk mengelus rambut Rara sambil berkata

"Maaf sayang, kalau aku marah. Aku nggak suka saja Vera menyakiti kamu dengan kata-katanya yang pedas.

"Iya mas nggak papa. Mas Leo wajar kalau marah karena memang aku yang salah," sahut Rara tanpa melihat Leo.

Mobil Leo sampe di basemen apartemennya, Rara turun duluan dan meninggalkan Leo.

Setelah masuk dalam apartemen Leo, Rara langsung mandi setelah itu dia menyibukkan dirinya di dapur.

Leo yang melihat Rara sedikit berbeda, mendekati calon istrinya yang sedari tadi sibuk di dapur.

"Kamu marah sayang?" tanya Leo

Tanpa melihat Leo, Rara menggeleng-gelengkan kepala.

"Yakin?" tanya Leo dengan sedikit penekanan

Lagi-lagi Rara tidak bersuara dia hanya menganggukkan kepala, dia menjawab pertanyaan Leo dengan pergerakan tubuhnya.

Leo yang merasa dicueki menarik Rara sehingga Rara yang sedang mengiris daging teriris jarinya.

Darah segar keluar sangat banyak, Rara segera mengguyur jarinya dengan air di wastafel.

Leo yang panik berlari ke kamar mengambil kotak obat.

Dia segera mengobati jari Rara, "maaf sayang," kata Leo dengan tangan yang sibuk mengobati jari Rara

"Iya mas," jawab Rara singkat

Leo sangat frustasi dengan Rara yang sedikit ngomong,

"Please sudah dong sayang, jangan marah. Mending aku kamu marahin atau bila perlu ditonjok, ditendang atau yang lainnya daripada aku didiemin seperti ini," protes Leo

Rara menghela nafas.

"Aku nggak marah atau kesal sama mas Leo, aku hanya kesal pada diriku sendiri," kata Rara

"Maaf ya mas," imbuhnya.

Leo mengangguk lalu memeluk Rara. Lama saling berpelukan Rara melepaskannya karena dia ingin melanjutkan masaknya.

"Aku mau lanjut masak lagi mas," kata Rara lalu hendak beranjak.

"Biar aku saja yang masak kan jari kamu sakit sayang." Leo melarang Rara untuk masak

"Mas Leo bisa?" tanya Rara dengan tatapan mengejek

"Lo, yok opo rek, gini-gini ahli masak aku. Wong selalu ndelok mama masak," kata Leo percaya diri

Leo segera beranjak ke dapur, dia melanjutkan pekerjaan Rara sebelumnya yaitu mengiris daging. Rencananya Rara ingin membuat Lapis daging.

"Bumbunya ini apa saja sayang," tanya Leo

"Tu udah aku masukin blender tinggal dihaluskan saja mas," jawab Rara

Melihat Leo masak membuat Rara geleng-geleng kepala pasalnya dapurnya kini seperti kapal pecah. Banyak wadah yang kotor padahal kalau dia yang masak tidak seberantakan ini.

Leo menumis bumbunya setelah itu dia bertanya pada Rara dikasih apa lagi

"Lada, garam, gula dan kecap mas," jawab Rara

"Seberapa ini sayang," tanyanya lagi

"Garam satu sendok teh, gula dua sendok, lada dan kecap secukupnya," jawab Rara

"Sekarang coba," suruh Rara

Leo mengambil bumbu dengan sendok lalu dia pun mencicipi masakannya.

"Enak sayang tapi kurang garam," kata Leo

Tangan kanan memegang sendok yang ada bumbu sedangkan tangan kiri mengambil garam. Leo pun mencicipi lagi ternyata masih kurang asin lalu dia pun menambah garam lagi lalu dicicipi lagi namun lagi-lagi kurang asin.

Dia pun protes, "ini kenapa kurang asin terus, padahal aku sudah memberi lima sendok garam,"

Rara yang mendengar kata-kata Leo menjadi kaget, mana mungkin masakan lapis sedikit membutuhkan lima sendok garam.

Rara menghampiri Leo lalu meminta sendok yang ada bumbunya, dia pun mencicipinya

"Iya mas, memang kurang asin," kata Rara.

Lalu Rara mengambil dagingnya, matanya membola, masakannya asin sekali.

"Asin banget mas," protes Rara lalu minum

"Masak sih" sahut Leo tak percaya

"Coba." Rara menyodorkan sendok yang berisi daging

Mata Leo pun membola, sungguh asin sekali.

Dia heran bagaimana bisa asin padahal jelas-jelas tadi kurang asin.

"Mungkin itu bumbu pertama sebelum mas Leo menambahkan garam dan yang selalu mas Leo cicipi ya bumbu di sendok itu bukan yang baru." kata Rara

Leo tertawa, dia baru menyadari apa yang telah dia lakukan.

"OMG sayang," katanya dengan meletakkan tangan di dahinya.

"Yah sia-sia dong masakannya, mana dapur seperti kapal pecah lagi," kata Rara dengan memandangi sekelilingnya.

"Tenang sayang nanti aku akan membereskannya." timpal Leo

Leo segera menelpon Bayu, dia menyuruhnya untuk mengirim art freelance malam ini juga.

"Kamu dan art nya datang ke apartemenku ya Bay, bereskan kekacauan dalam apartemenku." kata Leo lalu mematikan sambungan panggilannya

Rara geleng-geleng kepala, mang enak ya jadi boz tinggal pencet dan hanya butuh sedikit energi untuk memerintah selesai masalah.

"Sebenarnya aku masih bisa Lo mas untuk membersihkan semua sendiri nggak harus manggil asisten kamu," kata Rara

"Tangan kamu kan sakit sayang, lagi pula bayar art berapa sih, daripada nyiksa kamu." sahut Leo

"Sudah sekarang mending kamu ganti pakaian ayo kita makan di luar, perut aku sungguh lapar," imbuh Leo

Rara menurut, dia pergi ke kamar untuk mengganti pakaiannya.

Beberapa menit kemudian dia sudah siap dengan outfitnya.

"Are you ready?" tanya Leo

"Yes, im" jawab Rara

Leo menggandeng tangan Rara, mereka pergi mencari tempat makan yang enak sekalian nongkrong.

Hingga akhirnya mereka melabuhkan tujuannya pada sebuah cafe kecil dengan eksterior yang menarik

"Mas kenapa kita nggak ke cafe kita saja," protes Rara

"Kita ganti suasana baru sayang, lagipula cafe kita lumayan jauh," jawab Leo

Setelah parkir Leo dan Rara masuk ke dalam.

Leo dan Rara memilih meja di lantai dua, karena bisa melihat view lampu-lampu kota Surabaya malam hari.

Mereka mengobrol sebelum makanan diantar

"Mas besok kita nikahnya nggak usah resepsi ya," kata Rara

"Kenapa?" tanya Leo

"Ini aku baru mau pesan undangan," imbuh Leo

"Aku kan sudah janda mas, lagipula apa mas Leo nggak malu, kan dulu aku istri mas Ilham. Pasti banyak yang beranggapan mas Leo itu pebinor," kata Rara

Mendengar kata-kata Rara, Leo jadi tertawa

"Bodoh amat tentang kata orang, pernikahan itu sekali dalam seumur hidup. Aku ingin berbagi kebahagian dengan banyak orang, lagipula mama juga ingin mengadakan resepsi," sahut Leo

"Baiklah mas," timpal Rara dengan tersenyum

Makanan akhirnya datang, karena sudah lapar mereka langsung melahap makanan yang tersaji tanpa obrolan.

1
Azwar Effendy
Luar biasa
Helen Nirawan
adik kakak selera cewe ny sama
Helen Nirawan
rara2 kpn pinter ny seh
Helen Nirawan
jd cewe jgn lembek , disentuh2 kok mau ? pantesan laki lu jd ngelunjak , lu ny oon , mo sampe kpn di bego in ? heran 😠😠😈
Muawanah
nah kan...
Yati Syahira
idiij rara,bodoh madih mau di peluk sama laki pebdusta menjijikan
Yati Syahira
buah dari dusta dan pengkhianatanmu nikmati lakir laki dusta,leo bucin akut sama rara
Yati Syahira
mantab di buang mantan dpt yg lebih ,semoga cacat anaknya laki laknat
Yati Syahira
ngapain si othoor bikin bodoh rara
Yati Syahira
lgian bidoh masih bertahan laki penuh dusta pengkhianat cerai ,karmanya ilham ancur sama jalangnya ,nafkah batin sdh di rendahin
Yati Syahira
klu rara bertahan dgn ilham bodoh cerai lebih baik
Yati Syahira
jijik laki bodoh ilham sangat merendah istri masih mau bertahan laki biadab ,jgn bodoh
Nadia
beda sama judul stop baca aku
Nadia
murahan jg Rara, mau aja disosor, jadi perempuan itu jaga harga diri,
Nadia
udah tau laki laki seperti itu gugat cerai lah oon ini yg bikin cerita, masih istri orang tp lengket jg sama laki lain
Nadia
Rara sama Vera gak ada bedanya
Nadia
kenapa banyak yg bikin cerita perempuan oon si
74 Jameela
Rara kok kayakny egois keras kepala bangeeeetz yaaaa..
Jadikn masalalumu pelajaran Ra ojok karepe dewe
Salwa Antya
kasian kau ver 🤣🤣🤣
74 Jameela
Rara kepala batu..Ratunya ngeyel ngengkel...susah amit nurut ma suami..gawe sak karepe dewe ae
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!