NovelToon NovelToon
Hutan Gamelan

Hutan Gamelan

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Horror Thriller-Horror / Keluarga / Hantu / Tumbal
Popularitas:806
Nilai: 5
Nama Author: Siswondo07

[Complete] Diantara dua desa, ada sebuah hutan yang berada ditengah kedua desa tersebut, konon jika mendengar suara gamelan maka dialam gaib lain sedang ada pesta hajat.

Suaranya begitu membuat merinding sampai membuat tidur kadang terbangun karena bercampur dengan suara lolongan anjing hutan.

Menurut warga desa sekitar saat ditanya mengenai suara gamelan tengah malam, dikira dari desa sebelah, desa sebelah mengira sebaliknya.

Sebenarnya apa yang terjadi?

Ikuti kisahnya ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Pembalasan

Suatu sore dilangit senja, matahari senja berwarna kuning akan tenggelam diarah barat, burung-burung berterbangan untuk kembali kesarangnya, suaranya saling beradu. Semua warga Desa mulai memasuki rumah masing-masing untuk menunggu adzan Magrib berkumandang. Setelah adzan magrib berkumandang beberapa orang menuju ke mushola atau masjid, ada yang solat dirumah.

Awal malam yang tidak diinginkan siapapun. Suara burung gagak terdengar berkali-kali dibelakang rumah Yono, Yono sedang tertidur pulas tiba-tiba memasuki sebuah mimpi dimana ia pernah melakukan kebodohan, seketika otaknya kembali teringat. Ini kan tempat ngebolang dan Yono berdiri tepat dihadapan sebuah batu bulat, dimana batu itu ia kencingi tanpa permisi dan doa. Walau akhirnya setelah kecing baru izin, sudah terlambat.

Seketika Batu itu bergerak dan melayang kearah alat vitalnya, seketika mata Yono melotot dan berteriak kesakitan karena Alat Vitalnya membengkak.

Yono terbangun dari mimpinya dan teriak kesakitan, ia memegang alat vitalnya yang sudah membengkak. Ini hukuman Yono karena sembarangan kencing tanpa permisi.

Sontak Ibu dan Bapaknya lari datang menuju ke kamarnya. Mata Bapak dan Ibunya melalak lebar, kaget dengan apa yang terjadi pada Yono.

Ibu berusaha menenangkan Yono dengan deru tangisan, rasanya tak tega mendengar anaknya kesakitan. Ibu langsung meminta Bapak untuk panggil Mbah Siman untuk datang ke rumah Yono.

"Pak Panggil Mbah Siman." Ucap Ibu Yono dengan nada bergetar sambil menangis.

Bapak Yono lekas lari keluar rumah menuju ke rumah Mbah Siman. Dalam perjalanan warga desa yang melihatnya terheran ada apa kok Bapak Yono lari panik seperti itu, ditambah juga suara jeritan Yono kesakitan.

Sontak tetangga Yono pada berbondong-bondong mendatangi rumah Yono dan melihat keadaannya.

Setelah masuk ke kamar Yono, tetangga Yono pada kaget dan berusaha membantu Ibu Yono untuk menenangkan Yono.

Bapak Yono sudah sampai dirumah Mbah Siman. Lekas permisi memanggil-manggil Mbah Siman tiga kali.

Ratna lekas membuka pintu. "Ada apa Pak?" Tanya Ratna.

"Mbah Siman ada. Saya butuh bantuannya, anak saya kena tulah." Jawab Bapak Yono yang sambil nafasnya tidak teratur.

"Ada Apa ndok." Mbah Siman lekas mendekati kearah pintu keluar rumah. Matanya melihat Bapak Yono yang dari raut wajahnya meminta pertolongan.

"Tolong Mbah, anak saya kena tulah, alat vitalnya tiba-tiba bengkak, anak saya kesakitan." Ucap Bapak Yono.

"Ayok langsung ketempatmu." Jawab Mbah Siman. Langkahnya cepat menuju ke rumah Yono.

Diikuti Bapak Yono dari belakang.

Sesampainya dikamar Yono, Mbah Siman menyuruh tetangga Bapak Yono untuk keluar dari kamar, yang ada dikamar hanya ada Bapak dan Ibu Yono..

Tetangga itu pada keluar dari kamar Yono.

Mbah Siman lalu melihat keadaan alat Vital Yono didalam sarung, kaget dan merasa kasian. Pikirannya tertuju pada suatu goib yang penuh dendam yaitu Darsiah. Ini kiriman pertama Darsiah untuk anak-anak ini. Mbah Siman lalu berkata pada kedua orang tua Yono.

"Kalian tahu semua ini karena apa?" Tatap tajam Mbah Siman ke kedua orang tua Yono.

"Tidak tahu Mbah." Jawab Bapak Yono.

"Anak kalian bersama temannya ngebolang ditempat yang seharusnya tidak dikunjungi, ditambah melakukan kencing sembarangan tanpa permisi dan doa. Ini kiriman dari mahluk yang tidak terima." Ucap panjang Mbah Siman.

Raut wajah Bapak dan Ibu Yono kaget. Matanya melebar, beberapa kali mengucapkan istighfar.

"Lalu saya harus bagaimana Mbah agar anak saya selamat." Tanya Bapak Yono yang sudah kebingungan.

"Saya akan membacakan ayat-ayat Allah. Karena Gusti Allah maha penolong." Jawab Mbak Siman.

Lalu Mbah Siman membacakan ayat-ayat suci untuk menumpas ilmu hitam dan kejahatan Jin. Yono meronta-ronta kesakitan. Mbah Siman melihat ada batu bulat menempel dikemaluannya, seketika dikembalikan batu itu ketempat asalnya dengan gaib. Lalu Yono terdiam sesaat dan lebih tentang. Namun ada pesan untuk Bapak dan Ibu Yono.

"Kalian harus jaga Yono. Jika terjadi apa-apa Panggil Saya. Jangan lupa kalian membaca doa sepanjang malam." Ucap Mbah Siman.

"Baik Mbah." Ucap Bapak dan Ibu Yono.

Lalu Mbah Siman keluar kamar dan lekas pulang ke rumah.

-

Dirumah Toni_

Toni terbangun dari tidurnya, melihat jam sudah pukul sembilan malam. Semua orang rumah terlihat tidak ada, pintu samping kamarnya untuk keluar tiba-tiba terbuka sendiri, sekelebat terlihat ada yang berjalan cepat. Dipanggilnya Ibu Bapak Toni, tidak ada sautan.

Toni lekas berdiri dari duduknya diranjang, melangkah keluar kamar untuk menuju ke ruang tamu, lalu ke dapur juga tidak ada. Lalu ada suara hentakan kaki didepan pintu keluar halaman belakang, hentakan kakinya terdengar keras. Wajah Toni agak ketakutan tapi dibarengi dengan rasa penasaran, tetap langkahnya maju menuju ke arah pintu, saat membukanya matanya melalak kaget. Matanya melihat sesosok tinggi besar, matanya merah menyala dan memanggil nama Toni. Toni ingin berteriak namun sudah tidak bisa karena sudah ada dalam kendali genderuwo itu.

Seketika genderuwo itu mendekap tubuh Toni dan dibawalah ke alam gaibnya. Toni menghilang.

Ketika Bapak dan Ibu Toni baru keluar rumah karena mendengar suara jeritan dari Rumah Yono, berbincang-bincang dengan para tetangga mengenai kejadian Yono. Akhirnya masuk kerumah kembali dan melihat kamar Toni terbuka, pintu keluar dapur terbuka. Sontak panik Bapak Dan Ibu Toni.

"Pak Toni dimana?." Tanya Ibu yang ketakutan

"Bapak juga Ndak tahu Buk." Jawab Bapak Toni

Seketika Bapak keluar rumah dan berseru minta tolong karena Toni hilang. Ketika semua para tetangga keluar rumah, semua ikut mencari Toni disegala arah Halam rumah.

Ibu Toni mencari-cari petunjuk diarea dapur, lalu ketika didepan pintu yang terbuka melihat sebuah bulu hitam tergeletak dilantai. Ibu Toni mengambilnya dan mengendusnya, seketika sadar bau ini adalah Genderuwo. Kenapa Ibu Toni peka karena dulunya mempunyai Kakek seorang Paranormal, jadi ada turunan dari kakeknya.

Ibu Toni lalu keluar rumah dan menemui Bapak Toni, lalu berkata?

"Pak, Toni dibawa Genderuwo." Lalu Ibu Toni memberikan bukti rambut ke Bapaknya.

"Kamu pasti tau apa yang harus kita lakukan." Jawab Bapak untuk mendapatkan anaknya kembali.

"Cari di hutan."Ucap Ibu Toni. Matanya menatap tajam Bapak.

Lalu semua Warga desa membawa pentungan bambu, obor dan gendang dari tampah anyaman bambu. Sambil teriak menyelusuri rumah, jalanan dan menuju ke hutan terdekat.

Kala itu melewati rumah Mbah Siman. Ratna yang mendengar kabar buruk ini lekas masuk kerumah dan menemui Mbak Siman.

"Pak Toni Hilang, katanya dibawa Genderuwo. Semua orang sedang mencarinya." Ungkap Ratna.

Lalu Mbah Siman berdiri. "Jaga Rumah Ndok."

Mbah Siman lekas keluar rumah dan ikut bergabung untuk mencari Toni.

Dalam perjalanan pencarian, Mbah Siman mendekati Orang tua Toni. "Yang sabar Ya Nak. Saya akan bantu cari Toni." Ucap Mbak Siman sambil berjalan.

"Ia Mbah, Terima kasih." Jawab Bapak Toni.

Lalu tiba-tiba Mbah Siman menghilang dari pandangan. Bapak Toni Kaget. Namun Ibu Toni sudah tahu dan menyuruh Bapak tetep fokus mencari.

Mbah Siman berada dikebun Nanas, melihat disekeliling begitu gelap, terlihat banyak duri dan susah untuk dipijak untuk jalan. Ditengah kebun nanas ada sebatang pohon bercabang. Ditrawang terlihat ada Toni sedang duduk memeluk batang pohon sambil tak sadarkan diri.

Lalu Mbah Siman memasuki alam tidurnya. "Dialam tidur Toni, ia sedang berjalan lari-larian bersama teman-temannya, tidak sadar yang ia pijak adalah pohon nanas yang berduri. Tidak merasa sakit karena ulang halusinasi Genderuwo itu.

Hingga Mbah Siman menampakan diri ke arah Toni, memanggil Toni beberapa kali, lalu Toni berdiam diri sejenak dan menatap lekat Mbah Siman.

Mbah Siman menyuruh Toni untuk mendekatinya, lalu ketika sudah mendekat ia meraih tangan Toni. Disitulah Mbah Siman melihat kesalahan Toni saat ngebolang. Yaitu membuka pintu Gubuk yang sudah menjadi tempat Musyrik pesugihan dan perjanjian setan, mereka meminta kembali tumbal kepada yang meminta dulu.

Lalu Mbah Siman membawa kembali Sukma Toni. Namun tubuh Toni masih berada diatas pohon."

Tapi ada yang menghalangi Mbah Siman yaitu Genderuwo itu. Mbah Siman sudah tau genderuwo itu kiriman Darsiah. Lalu Genderuwo itu mengejek Mbah Siman dengan tertawa dan mengirimkan tulah api. Mbah Siman membaca doa agar terhindar dari kejahatan dan membalikan Bola api itu kepada genderuwo itu. Seketika Api itu membakarnya dan dikembalikan ketempat asalnya.

Beberapa saat warga desa mendekati ke arah kebon nanas, melihat Mbah Siman disana. Lalu salah satu warga desa itu memberitahu dan mendekati Mbah Siman.

"Mbah Sudah ketemu anak saya." Tanya Bapak Toni.

"Sudah. Anakmu ada diatas pohon ditengah pohon nanas." Jawab Mbah Siman.

Lalu para warga mendekati pohon itu dan melihat Toni. Lalu semua berusaha membawa Toni turun. Lalu Toni yang sudah berhasil ditemukan dan dibawa pulang kerumah.

Ketika semua akan pulang kerumah, Mbah Siman memanggil Orang Ibu Toni.

"Ndok sini dulu." Ucap Mbah Siman.

Ibu Toni mendekati Mbah Siman. "Ia Mbah." Tanya Ibu Toni, matanya seolah memancarkan rasa penasaran.

"Aku tahu kau punya sesuatu warisan ilmu dari leluhurmu, pakailah dengan sebaik mungkin, jangan disalah gunakan. Jaga anakmu baik-baik." Ungkap Mbah Siman.

"Baik Mbah. Terima kasih sudah membantu keluarga saya." Ungkap Ibu Toni.

"Pasti kau sudah tau juga ini balasan dari yang gaib karena ulah anakmu sendiri." Celetuk perkataan Mbah Siman dan menatap lekat mata Ibu Toni.

"Ia Mbah. Saya akan didik anak saya lebih baik lagi." Jawab Ibu Toni dan lalu menunduk malu.

"Mari kita pulang ke rumah masing-masing." Ucap Mbah Siman.

Lalu Mbah Siman dan Ibu Toni pulang kerumah masing-maing.

-

...Sesuatu kesalahan sekecil apapun itu pasti ada balasannya....

1
Evi Sirajuddin
Ceritanya menarik
Yowilly: lanjut ke tabur pasir kak. 🥰
Yowilly: terima kasih kak sudah membaca sampai akhir.
total 2 replies
Evi Sirajuddin
Semangat yahh author 💪
Yowilly: makasi kak. terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!