Di sarankan membaca novel pertama nya dulu yang berjudul "Terpaksa Menikah dengan Pembantu" biar lebih nyambung dan tau jalan cerita nya 🥳
.
.
Sejak Dimas menolongnya waktu ia hampir dilecehkan oleh preman, Chaca langsung jatuh cinta pada pandangan pertama padanya.
Ditambah waktu ia tahu bahwa Dimas adalah kakak ipar dari sahabatnya dan ayah dari seorang pangeran kecil yang sangat menggemaskan bagi Chaca.
Chaca Aninditha yang memang sedari kecil tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu merasa iba dan sedih kala mengetahui Aiden anak dari Dimas juga memiliki nasib hampir sepertinya. Dan itu semakin menjadikan kan motivasi untuk terus membuat agar Dimas mencintainya.
Yuk ikuti kisah Chaca untuk mengejar cinta Om Duda...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampir saja
"Jangan seperti ini As," ucap Dimas yang merasa Astrid semakin menjadi.
"Kamu tidak merindukan ku Dim?" tanya Astrid lagi dengan suara sensualnya membuat Dimas susah menelan Saliva nya.
Dimas laki-laki normal, ia selama ini mencoba menahan hasrat saat jauh dari Astrid karena ia tidak ingin melakukan hal seperti itu di luar ikatan pernikahan.
Tamara dan Adi sukses membesarkan anak-anak nya dalam segala hal termasuk dalam pergaulan. Boleh nakal tapi no Sex bebas, begitupun dengan Arya dan Bian juga seperti itu.
"Kita sudah lama tidak melakukannya Dim," kata Astrid mulai mencium Dimas dengan panas, awalnya Dimas hanya diam karena masih terkejut namun kelamaan Dimas menikmati ciuman itu dan mulai membalasnya, membuat Astrid tersenyum dalam hatinya.
Cukup lama bibir mereka berpagut dan saling mengeksplor satu sama lain, setelah dirasa pasokan udara diantara keduanya sudah mulai menipis Astrid pun melepaskan pagutan mereka, namun tangannya tidak berhenti melakukan gerakan demi gerakan yang membuat tubuh Dimas semakin terasa panas.
"Apa kamu tidak menginginkan ku lagi Dim?" tanya Astrid yang semakin menggerakkan pinggulnya saat merasakan sesuatu yang sudah bangun dari tidur cantiknya.
"As," ucap Dimas dengan suara berat dan memejamkan matanya.
"I love you Dimas," bisik Astrid di telinga Dimas dengan suara serak.
"Aku sudah tidak bisa menahan nya lagi," ucap Dimas dengan suara parau dan langsung menyerbu bibir Astrid dengan ganas. Ciuman mereka semakin lama semakin penas, tangan Dimas pun mulai merayap kemana mana untuk mencari mainan yang telah lama ia rindukan, Dimas mulai memainkan beda kenyal itu dengan lembut membuat suara Astrid tak dapat di tahan lagi.
Dimas yang mendengar suara Astrid pun semakin gencar memainkan mainan nya dan ciumanya semakin turun menuruni leher jenjang Astrid, Dimas mulai berselancar lidah disana hingga membuat suara Astrid semakin terdengar sexy.
"Kau yang memancingku," ucap Dimas dengan suara beratnya lalu mulai melucuti satu persatu pakaiannya dan juga Astrid.
Astrid pun perlahan berpindah ke tempat tidur. "Lakukanlah," jawab Astrid malah semakin berpose merayu dan menggoda di tempat tidur, Dimas segera kembali mencium bibir Astrid dengan lembut dia sudah lama berpuasa dan kini ia waktunya berbuka, namun naas, harapan tak sesuai kenyataan, saat Dimas akan mulai memasukkan lolipop nya, Handphone nya berdering begitu nyaring hingga membuatnya sejenak menghentikan aksinya.
"Kenapa sayang?" tanya Astrid dengan dahi mengkerut.
"Tidak apa apa," jawab Dimas tersenyum karena suara Hape nya sudah tidak terdengar, ia pun kembali memagut bibir Astrid dan mulai mengarahkan lolipop nya namun lagi lagi Hape nya berdering.
"Shiitt!" umpat Dimas dengan kesal, lalu ia pun segera beranjak dari tempat tidur untuk melihat siapa yang tengah mengganggu aktifitasnya.
"Hallo," jawab Dimas sesekali melirik Astrid yang tengah kesal karena ia tinggalkan.
"Papi dimana?" tanya Aiden, yah Aiden lah yang menelfon Dimas dan mengganggu aktifitas Dimas dan Astrid.
"Em papi la lagi meeting, ada apa sayang." ujar Dimas lembut namun sedikit gugup.
"Pulang sekarang!" ujar Aiden dengan nada dingin nya.
"Ta tapi papi masih ada pekerjaan sayang," kata Dimas.
"Aiden gak mau tau, Aiden mau papi SEKARANG!" seru Aiden.
"Aiden, papi lagi kerja gak bisa seenaknya pulang begitu saja," ucap Dimas dengan nada kesal.
"Kalau papi gak pulang sekarang, Aiden yang kesana," kata Aiden lagi membuat Dimas terkejut.
"Aiden," pekik Dimas. "Papi sudah bilang ya, papi lagi kerja. Kenapa kamu tidak mengerti juga, papi kerja juga buat kamu," serunya.
"Oh," jawab Aiden singkat. "Gak usah cari Aiden lagi." katanya dingin dan langsung mematikan sambungan telfon nya.
"Hallo. Hallo. Aiden ...!" Teriak Dimas kala sambungan telfon nya sudah terputus.
"Shit! Siall ...!" seru Dimas lalu segera memakai pakaian nya.
"Dim, kamu mau kemana?" tanya Astrid terkejut saat melihat Dimas malah memakai pakaian nya.
"Aku harus pulang sekarang," kata Dimas terburu buru mengancingkan kemejanya.
"Tapi Dim," kata Astrid memelas, "Kenapa?"
"Aiden butuh aku sekarang," kata Dimas sambil menaikkan resleting celananya.
"Aiden?" tanya Astrid sedikit kesal.
"Tapi Dim, aku bagaimana? aku butuh kamu," ujar Astrid memeluk Dimas dari belakang dengan posisi polos tanpa sehelai benang pun.
"Maaf As," kata Dimas melepaskan pelukan Astrid dengan lembut, "kalau kamu mau, ayo ikut aku pulang, kita temui Aiden sekarang," kata Dimas dengan lembut sambil menggenggam tangan Astrid.
"A aku tidak bisa sekarang, a aku belum siap," kata Astrid, membuat Dimas hanya bisa menghela nafasnya dengan berat lalu segera pergi meninggalkan Astrid sendirian di kamar hotel itu.
'Lagi lagi dan lagi tu anak yang jadi penghalang!' gumam Astrid dengan tajam.
Bersambung 💃💃
Hampir aja om duda buka puasa 🙈🙈💃💃💃