NovelToon NovelToon
Peak Of Martial Art : Mortal World

Peak Of Martial Art : Mortal World

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Iblis / Mengubah Takdir / Ahli Bela Diri Kuno / Pusaka Ajaib
Popularitas:203k
Nilai: 4.6
Nama Author: YanYan.

Di dunia di mana kekuatan adalah segalanya, Liu Han hanyalah remaja 14 tahun yang dianggap aib keluarganya. Terlahir dengan bakat yang biasa-biasa saja, dia hidup dalam bayang-bayang kesuksesan para sepupunya di kediaman megah keluarga Liu. Tanpa ayah yang telah terbunuh dan ibu yang terbaring koma, Liu Han harus bertahan dari cacian dan hinaan setiap hari.

Namun takdir berkata lain ketika dia terjebak di dalam gua misterius. Di sana, sebuah buku emas kuno menjanjikan kekuatan yang bahkan melampaui para immortal—peninggalan dari kultivator legendaris yang telah menghilang ratusan ribu tahun lalu. Buku yang sama juga menyimpan rahasia tentang dunia yang jauh lebih luas dan berbahaya dari yang pernah dia bayangkan.

Terusir dari kediamannya sendiri, Liu Han memulai petualangannya. Di tengah perjalanannya menguasai seni bela diri dan kultivasi, dia akan bertemu dengan sahabat yang setia dan musuh yang kejam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aib Keluarga Liu

Matahari belum sepenuhnya terbit di kota Fangchi, namun sosok kurus seorang remaja sudah terlihat berlatih di halaman belakang kediaman keluarga Liu. Liu Han, empat belas tahun, mengayunkan pedang kayunya untuk yang kesekian ribu kali pagi itu.

Keringat membasahi pakaian latihan sederhana yang sudah bertahun-tahun dipakainya, menunjukkan bekas tambalan di sana-sini.

Gerakan pedangnya kaku dan lambat, jauh berbeda dengan para sepupunya yang bisa menari bersama senjata mereka bagai naga meliuk di angkasa.

Tapi Liu Han tak pernah berhenti mencoba. Setiap pagi, bahkan sebelum ayam berkokok, dia sudah memulai latihannya—seolah dengan begitu dia bisa mengimbangi bakat yang tak dimilikinya.

"Masih membuang-buang waktu dengan gerakan dasar yang bahkan anak lima tahun bisa melakukannya?"

Suara dingin Liu Feng, sepupu tertuanya, membuat Liu Han tersentak.

Pedang kayunya hampir terlepas dari genggaman. Liu Feng berdiri di beranda dengan angkuh, jubah murid pelataran dalam Sekte Awan Merah berkibar ditiup angin pagi.

"Selamat pagi, Kak Feng," Liu Han membungkuk hormat, menyembunyikan getir di wajahnya.

"Hmph. Kau tahu ujian masuk Sekte Awan Merah tinggal beberapa jam lagi, kan? Dengan tingkat kultivasi Body Tempering lapisan ketiga..." Liu Feng menggeleng, "...bahkan sekte kecil seperti kami mungkin tak akan sudi menerimamu."

Liu Han mengeratkan genggaman pada pedang kayunya. Di usia empat belas tahun, masih terjebak di ranah Body Tempering lapisan ketiga memang memalukan.

Kebanyakan remaja seusianya minimal sudah mencapai Initial Foundation, bahkan beberapa sepupunya sudah memasuki ranah Qi Gathering.

"Saya... saya akan berusaha sebaik mungkin."

"Berusaha?" Liu Feng mendengus. "Empat tahun sejak kematian Paman Ming, dan kau masih seperti siput merangkak.

Tahu tidak? Para tetua hanya mengizinkanmu tinggal karena menghormati jasa ayahmu. Tapi sampai kapan toleransi itu akan bertahan?"

Nama ayahnya selalu menimbulkan rasa nyeri di dada Liu Han. Liu Ming, salah satu kultivator terkuat yang pernah dimiliki keluarga Liu, tewas dalam sebuah misi misterius empat tahun lalu.

Tak lama setelah itu, ibunya, Guan Yuhua, jatuh dalam koma yang hingga kini belum teratasi.

"Hari ini adalah kesempatan terakhirmu," Liu Feng melanjutkan. "Kalau kau gagal di ujian ini... yah, kurasa keluarga Liu tak butuh cabang pohon yang tak bisa berbuah."

...----------------...

Beberapa jam kemudian, Liu Han berdiri di alun-alun utama kota Fangchi, di tengah kerumunan peserta lain yang juga mengikuti ujian masuk Sekte Awan Merah. Ujian pertama, Tes Kekuatan Dasar, membuat jantungnya berdegup keras.

Ketika gilirannya tiba, Liu Han maju dengan langkah gugup. Dia menggenggam pedang kayunya erat-erat, seolah benda itu adalah satu-satunya pegangan hidupnya.

Dengan satu tarikan napas dalam, dia menghantamkan pukulan terbaiknya ke batu uji. Batu itu hanya bersinar lemah, menunjukkan angka "3". Tawa dan ejekan langsung terdengar dari kerumunan.

"Angka tiga? Apa dia pikir ini taman bermain?"

"Keluarga Liu benar-benar telah jatuh. Bahkan anak kecil pun bisa lebih baik dari itu!"

Liu Feng, yang duduk di kursi kehormatan bersama para tetua, menggelengkan kepala sambil tersenyum sinis. "Sudah kuduga ini akan terjadi," gumamnya.

Ujian berikutnya tak berjalan lebih baik. Liu Han gagal menunjukkan kemampuan yang memadai dalam setiap tantangan, baik itu kecepatan, ketahanan, maupun seni bela diri.

Ketika nama Liu Han diumumkan sebagai salah satu yang gagal, kerumunan kembali bersorak, tapi kali ini dengan cemoohan.

Malam itu, di kediaman keluarga Liu, Liu Han berdiri di tengah ruangan besar dengan kepala tertunduk. Para tetua keluarga memandangnya dengan tatapan penuh kekecewaan.

"Liu Han," suara kepala keluarga bergema di ruangan, "kau telah mempermalukan nama keluarga kita di depan umum. Sudah cukup kami menanggung aib ini. Mulai hari ini, kau tidak lagi memiliki tempat di kediaman ini."

Liu Han terdiam. Kata-kata itu bagaikan pisau yang menusuk dadanya. Dia tahu bahwa kegagalannya hari ini tak hanya mencoreng nama keluarganya, tapi juga menghancurkan peluang terakhirnya untuk tetap tinggal.

"Tinggalkan kediaman ini sebelum matahari terbit," lanjut kepala keluarga dengan dingin.

Dengan langkah gontai, Liu Han kembali ke kamarnya, mengemasi barang-barang sederhana yang dimilikinya. Sebuah pedang kayu, beberapa set pakaian, dan sedikit bekal makanan.

Saat malam menyelimuti kota Fangchi, Liu Han melangkah keluar dari gerbang besar kediaman keluarga Liu. Pandangannya terarah ke jalan gelap yang terbentang di depannya.

"Ini bukan akhir," bisiknya pada dirinya sendiri. "Ayah... aku tidak akan menyerah."

Dengan tekad yang perlahan mulai menguat, Liu Han melangkah ke dunia yang penuh ketidakpastian, memulai perjalanan yang akan mengubah takdirnya.

...****************...

Tingkatan kultivasi fana/mortal:

- Body tempering

- Initial Foundation

- Qi Gathering

- Qi Flowing

- Qi Condensation

- True Foundation

- Earth Realm

- Sky Realm

- Mystic Realm

- Ancestor Realm

- Divine Realm

- Pseudo Immortal

Setiap ranah memiliki 10 lapisan.

Tingkatan kultivasi Immortal :

- Immortal

- Immortal Lord

- Immortal Emperor

- Supreme Immortal

- Pseudo God

Setiap ranah immortal memiliki tiga lapisan (awal, menengah, puncak)

Tingkatan kultivasi God :

- True God

- ????

1
Rozali Bz
mantaaaap.
lanjut lg dong thor!
koen
keren thor
Dewo Bumi
Ini ceritanya mirip-mirip film dragon ball 🤭
Dewo Bumi
wah sepertinya MC bakalan pingsan terus-terusan kalau bertarung dengan musuh 🫣
Ridu Suadi
lanjut thor
Mas Trisno Trisno
lnjut
Saiful Badri
Mantap
Saiful Badri
Lanjutkan
Mas Trisno Trisno
update p g tour
tiga benua
tll lambat alurnya...!!! mc nya msh ank sklh kayanya
Dewo Bumi
biasanya monster punya sesuatu di dalam tubuhnya yg bisa membuat MC berlatih 🤔
Dewo Bumi
masa tidak ada warisan tenik bertempur untuk MC berlatih 🤔
Dewo Bumi
masih di pantau alur ceritanya 🙏
medya afdhalin
Lumayan
Hendra Saja
mantap Thor walau tanggung kali..... semangat Thor.....
إندر فرتما
mantul
Mas Trisno Trisno
lnjut
Raysonic™
Feng li.. mana FengLi dan cao li
Halu
lemah sok pahlawan kocak lu
Raysonic™
sepupu MC kayaknya yg akan menjadi cangkang Mofu jendral iblis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!