NovelToon NovelToon
Melelehkan Hati Si Pria Dingin

Melelehkan Hati Si Pria Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Moka Tora

Hari pertama di SMA menjadi langkah baru yang penuh semangat bagi Keisha, seorang siswi cerdas dan percaya diri. Dengan mudah ia menarik perhatian teman-teman barunya melalui prestasi akademik yang gemilang. Namun, kejutan terjadi ketika nilai sempurna yang ia raih ternyata juga dimiliki oleh Rama, seorang siswa pendiam yang lebih suka menyendiri di pojok kelas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moka Tora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Cahaya Baru

Hari-hari Keisha mulai terasa lebih tenang. Meski luka di hatinya belum sepenuhnya sembuh, ia mulai menerima kenyataan bahwa hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana. Masa-masa penuh gejolak bersama Rama dan Davin telah memberikan banyak pelajaran berharga tentang cinta, persahabatan, dan dirinya sendiri. Kini, ia tahu bahwa satu-satunya jalan untuk melangkah maju adalah dengan membangun kembali dirinya, tanpa bergantung pada orang lain.

Pagi itu, Keisha berangkat ke sekolah lebih awal dari biasanya. Udara segar dan langit cerah memberikan energi baru yang ia butuhkan. Di dalam hati, ia berjanji untuk menjadikan hari itu sebagai awal yang lebih baik. Ia ingin melepaskan semua beban yang selama ini menghalanginya untuk maju.

Ketika sampai di gerbang sekolah, ia melihat Nadya sudah berdiri menunggunya. Nadya melambaikan tangan dengan senyum lebar, seperti biasa.

“Keisha! Pagi-pagi gini semangat banget, ya?” seru Nadya.

Keisha tersenyum, merasa bersyukur memiliki sahabat seperti Nadya. “Harus dong. Gue nggak mau terus-terusan tenggelam dalam masalah.”

Nadya mengangguk setuju. “Itu dia semangat yang gue suka dari lo. Ayo, kita masuk. Hari ini ada latihan ekskul kan?”

Keisha mengangguk. Ia merasa senang bisa kembali fokus pada kegiatan yang ia sukai. Sebagai anggota ekskul debat, Keisha merasa bahwa ini adalah tempat di mana ia bisa menyalurkan energi positifnya.

~

Latihan debat hari itu berlangsung di aula sekolah. Semua anggota ekskul sudah berkumpul, termasuk Rama. Keisha sempat merasa gugup ketika melihatnya, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang. Hubungan mereka sekarang memang berbeda, tetapi Keisha ingin menjaga profesionalisme.

Pelatih debat, Pak Arif, memberikan tema debat yang cukup menantang: “Apakah teknologi lebih membawa manfaat atau mudarat bagi generasi muda?” Keisha ditunjuk menjadi ketua tim pro, sementara Rama menjadi ketua tim kontra. Ini adalah pertama kalinya mereka saling berhadapan sejak semua masalah terjadi.

“Keisha, siap?” tanya Pak Arif sebelum debat dimulai.

Keisha mengangguk mantap. “Siap, Pak.”

Debat berlangsung sengit. Keisha dan Rama menunjukkan kemampuan mereka dengan argumen-argumen yang kuat dan logis. Setiap kali Rama berbicara, Keisha merasakan kekaguman yang dulu sempat ia rasakan. Rama adalah sosok yang cerdas, dan itu selalu menjadi salah satu hal yang membuatnya spesial. Namun, Keisha kini melihatnya dengan perspektif yang berbeda. Ia tidak lagi merasa terjebak dalam perasaan yang rumit, melainkan lebih menghargai Rama sebagai individu.

Ketika sesi debat selesai, Pak Arif memuji kedua tim. “Kalian semua luar biasa. Ini adalah salah satu debat terbaik yang pernah saya lihat. Keisha dan Rama, kalian berdua memimpin tim dengan sangat baik.”

Keisha dan Rama saling menatap, lalu tersenyum kecil. Meski tidak ada kata-kata yang terucap, Keisha merasa bahwa mereka telah mencapai titik di mana mereka bisa saling menghormati tanpa membawa beban masa lalu.

~

Sore harinya, setelah latihan selesai, Keisha memutuskan untuk berjalan-jalan di taman dekat sekolah. Ia ingin menghabiskan waktu sendirian, merenungkan banyak hal. Namun, ia terkejut ketika melihat Davin duduk di bangku taman, membaca buku.

Keisha ragu sejenak, tetapi akhirnya ia mendekati Davin. “Davin?” panggilnya pelan.

Davin menoleh, terlihat sedikit terkejut melihat Keisha. “Keisha? Lo ngapain di sini?”

Keisha tersenyum tipis. “Cuma mau jalan-jalan. Lo sendiri?”

Davin mengangkat bahu. “Nyari udara segar. Lagi pengen sendiri.”

Keisha duduk di sebelahnya, merasa sedikit canggung. “Gue nggak mau ganggu, tapi... gue cuma pengen bilang makasih.”

Davin menatapnya dengan bingung. “Makasih? Buat apa?”

“Buat semuanya. Buat waktu-waktu yang pernah kita lewatin bareng. Meskipun kita nggak tahu bakal jadi apa ke depannya, gue tetap bersyukur pernah kenal sama lo,” kata Keisha dengan jujur.

Davin terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum tipis. “Kei, gue juga merasa hal yang sama. Gue tahu gue bukan orang yang paling baik buat lo, tapi gue harap lo tahu kalau gue selalu pengen yang terbaik buat lo.”

Keisha merasakan kelegaan yang sulit dijelaskan. Percakapan itu terasa seperti penutupan yang ia butuhkan selama ini. Ia dan Davin mungkin tidak akan pernah kembali seperti dulu, tetapi setidaknya mereka bisa saling menghormati sebagai teman.

~

Hari-hari berikutnya, Keisha mulai menemukan ritme hidup yang baru. Ia semakin aktif dalam kegiatan sekolah, bahkan menjadi kandidat untuk mengikuti kompetisi debat tingkat nasional. Dukungan dari teman-temannya, terutama Nadya, membuatnya merasa lebih percaya diri.

Suatu hari, setelah latihan debat, Nadya menghampiri Keisha dengan wajah penuh semangat. “Keisha, gue denger dari Pak Arif kalau lo bakal jadi perwakilan sekolah untuk debat nasional! Gue bangga banget sama lo!”

Keisha terkejut. “Serius? Gue belum dengar kabar itu.”

“Serius! Pak Arif tadi ngomong ke gue. Lo pantas dapet ini, Kei. Lo udah kerja keras banget,” kata Nadya sambil memeluknya.

Keisha merasa bahagia mendengar kabar itu. Ia tidak pernah menyangka bahwa perjalanan panjangnya di SMA akan membawanya ke titik ini. Meskipun ia pernah merasa terpuruk, ia kini tahu bahwa usaha dan dedikasi akan selalu membuahkan hasil.

~

Malam itu, Keisha duduk di meja belajarnya, merenungkan semua yang telah ia lalui. Surat-surat dari Rama dan Davin masih tersimpan di laci mejanya, tetapi ia tidak lagi merasa terbebani oleh kenangan itu. Ia membuka buku catatannya dan menuliskan sebuah kalimat:

“Kadang, kita harus kehilangan sesuatu untuk menemukan diri kita sendiri.”

Keisha tersenyum, merasa bahwa ia telah menemukan cahaya baru dalam hidupnya. Perjalanan ini mungkin belum selesai, tetapi ia tahu bahwa ia telah menjadi lebih kuat dan lebih dewasa.

~

Babak baru dalam kehidupan Keisha telah dimulai. Ia tidak lagi merasa terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Sebaliknya, ia kini berdiri tegak, siap menghadapi apa pun yang ada di depannya dengan keberanian dan keyakinan. Perjalanan menuju kedewasaan memang tidak mudah, tetapi Keisha tahu bahwa ia berada di jalur yang benar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!