[TAMAT] Tiba-tiba 7 orang dari keluarga Handoko meninggal dunia selang dua hari sekali. Ketuju itu semua laki-laki dan dimakamkan berjejer dimakam keluarga.
Dewi salah satu anak perempuan dikeluarga Handoko, sangat teramat penasaran dengan kejadian ini. Semua keluarganya diam seribu bahasa, seolah-olah semua ini takdir Tuhan. Disitulah awal Dewi akan mencari tahu masalah demi masalah dikeluarga ini.
Ikuti terus kisahnya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekte
Inilah hari kedatangan pertemuan sekte Andalan, dimana hari yang ditunggu-tunggu oleh Jose, Jose berpakaian kemeja kerja rapi, rambut klimis dan terlihat begitu berwibawa seperti Ayahnya. Ia keluar dari ruang kerjanya, berjalan santai menuruni setiap anak tangga untuk menuju ke depan rumah karena sopirnya Agus sudah stay dimobil.
Para pembantunya membuka pintu keluar rumah, Jose lekas mempercepat langkah kakinya dan masuk ke mobil. Setelah didalam mobil ia berkata untuk secepatnya berangkat ke alamat yang sudah diberitahukan pada Agus. Agus lekas melajukan mobil dengan cepatnya.
Selama perjalanan terlihat Jose sedang memainkan Handphone. Ketika sedang membuka sosial medianya tiba-tiba masuk sebuah pesan dari nomor tak dikenal. Bunyi pesannya seperti ini "Setelah pertemuan ini nanti, kau harus bungkam, tidak ada satupun manusia luar yang mengetahui kegiatan ini." Jose membaca itu lekas menghela nafas dan berusaha tertutup dengan Agus.
Setelah beberapa puluh menit berlalu, sampailah pada sebuah alamat tujuan yaitu Mall terbesar dikota ini, sebuah pesan masuk kembali untuk memberitahu langkah selanjutnya yaitu turun seorang diri dan menuju ke baseman lantai satu.
"Agus, saya berhenti didepan pintu masuk Mall ya. Kamu bisa pulang langsung buat istirahat. Nanti saya bisa pulang sendiri." Ucap Jose pada Agus yang sibuk menyetir mobil.
"Baik Pak." Jawab Agus dengan menatap kaca spion depannya yang mengarah ke Jose.
Sesampainya Mobil Jose didepan Gate Mobil depan pintu Mall, mobil berhenti. Jose lalu keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam Mall.
Jose lekas meninggalkan Mall itu untuk pulang.
Jose melangkah melewati jalanan yang lumayan ramai karena hari ini liburan, banyak pengunjung yang lalu lalang, antrian lif membuat Jose agak emosian karena lumayan Lama. Jose melewati dua turunan lif menuju ke Baseman, sesampainya basemane yang terlihat hanya ada parkir mobil membuat Jose bingung. Disela kebingungan ia mendapatkan pesan kembali bahwa harus berjalan masuk tepat ditengah Baseman.
Jose berjalan ke area tengah jalan baseman yang depan belakang parkir mobil. Lalu pesan itu masuk kembali menyuruh Jose untuk menutup mata rapat-rapat tanpa curang. Jose menutup mata dan saat itu seseorang menimpal matanya pakai kain dan menalinya dibelakang kepalanya. Seseorang itu lekas membawa Jose entah kemana.
Jose lekas melangkahkan kakinya yang terasa jauh entah kemana, hingga suara musik jadul berirama sendu terdengar dikupingnya. Saat itulah diberhentikan langkahnya oleh seseorang, lalu orang itu membuka kain dan menyuruh Jose untuk membuka mata secara perlahan.
Saat Jose membuka mata pelan-pelan terlihat sebuah ruangan yang nuansanya klasik dan cahayanya merah. Semua orang terlihat begitu sibuk dengan kegiatannya masing-masing, ada yang minum wine dan mengobrol, ada yang sibuk main kartu, ada yang karaoke dan ada ruang diskusi kedap suara luar.
Jose matanya melihat nanar disekitar tempat itu, seseorang wanita muda mendekatinya dan menyuruh masuk kedalam ruang VVIP. Jose melangkah sedikit gerogi kedalam ruangan itu. Setelah membuka pintu dan masuk, suara panggilan terdengar dari seseorang yang dikenal oleh Jose.
"Nah ini anaknya sudah datang." Senyum orang itu.
Jose melihat orang itu adalah orang terkaya dinegeri ini, orang terkenal dan paling banyak investasi, sebut namanya Sanjaya Grup.
"Selamat datang Jose Karangi Handoko, penerus dari Ayahmu. Semua tepuk tangan untuk Jose." Ucap Sanjaya, lalu tepuk tangan.
Semua yang ada diruangan itu tepuk tangan. Mata mereka menatap penuh antusias dan bahagia.
"Duduklah ditempatmu Nak." Ungkap Sanjaya pada Jose.
Jose lekas melangkah duduk dikursi kosong yang tinggal satu hanya untuk dirinya.
Kini sepuluh penguasa terpenting sudah berkumpul diruang VVIP, sementara yang diluar juga sebagai anggota biasa.
Kini rapat pertemuan Andalan dibuka dengan perkenalan visi dan misi tahun baru. Lalu bagi yang baru bergabung meneruskan warisan dari Ayah mereka melakukan tanda tangan perjanjian baru dan atas nama baru.
Disitulah Jose disodorkan kontrak perjanjian, Jose diharapkan membacanya dengan detail namun Jose percaya bahwa ia tak masalah dengan kontrak itu. Lalu Jose tanpa pikir panjang menandatangani kontrak itu.
Setelah tanda tangan sudah selesai, semua tepuk tangan dengan meriah dan diakhiri dengan minum wine bersama. Disitulah awal semua dimulai.
Semua anggota diruang VVIP keluar semua dari ruangan itu dan menikmati pesa pora bersama anggota lain. Jose mulai minum banyak sampai mabuk, ia menari bagai orang gila dengan ditemani para gadis. Selama berjam-jam lamanya hingga tak terhitung ia menikmati pesta itu hingga tubuhnya terjatuh disofa. Saat itulah ia tertidur pulas.
Saat tidur pulas ia memasuki sebuah mimpi, mimpi itu gambarnya seperti ini!
"Tubuh Jose tergeletak ditengah Padang Savana yang hijau, matanya dimasuki cahaya matahari, angin semilir menghempas rambut dan wajahnya. Ia membuka mata perlahan dan melihat sosok Ayahnya yaitu Handoko.
"Bangunlah Nak." Handoko mengulurkan tangan pada Jose untuk diraihnya.
Jose kebingungan dan berkata "Ayah!" Ucap Jose yang matanya masih kedap kedip, rasanya tak percaya bertemu Ayah.
Jose lekas meraih tangan Ayahnya dan berdiri didepan Ayahnya. Mata Jose seketika melihat sekitar areanya yang berada dipadang rumput hijau.
"Ayah sudah mati, apakah aku sudah mati juga?" Tanya Jose pada Ayahnya.
Ayahnya tersenyum kecil, lalu menjawabnya dengan nada lembut "kau masih hidup Nak." Tatap tajam Handoko ke mata Jose.
"Lalu kenapa aku bisa bertemu Ayah?" Tanya kembali Jose.
"Pesanku satu? Semua sudah terlambat Nak. Bapak tidak bisa membantumu. Kau sudah memasuki dimana Bapak pernah merasakan penyesalan semasa hidup. Jika kau ingin tahu maka tutuplah matamu sejenak." Ungkap Ayah, lalu meletakan jempol tangannya ke kening Jose.
Jose lekas menutup matanya. Seketika sebuah masa lalu Ayahnya terlihat begitu jelas dipikiran Jose.
Dalam pikiran itu diperlihatkan kejadian yang sama dialami Ayahnya dan Jose saat pertemuan diruang VVIP, tanda tangan kontrak dan ikut pesta pora. Diperlihatkan juga harus memberikan sebuah tumbal manusia agar tetap terselamatkan dari jin sekte. Saat selesai Jose kembali sadar dan menatap ke arah Ayahnya.
Jose lalu memeluk Ayahnya dan berkata "Aku bodoh Ayah. Apa yang bisa aku lakukan sekarang?" Tanya Jose yang sambil menangis dipelukan Ayahnya.
"TEMUI PAMANMU!" Jawab Ayahnya.
"Paman?" Ungkap Jose. Saat itulah semua mimpi itu buyar dan Jose terbangun dari tidurnya."
Seseorang membangunkan Jose yang tertidur terlentang ditengah jalan parkiran mobil basecam.
"Pak Bangun, ngapain tidur disini. Mobil saya mau lewat." Ucap salah satu orang yang tidak dikenal.
Jose lalu bangun dengan pikiran linglung, ia dibantu berdiri. Mata Jose melihat kesemua arah dan bingung sudah tidak berada diruang pertemuan. Jose lekas berjalan keluar dari Mall.
Saat keluar Mall hari masih nampak cerah, ia membuka handphone namun sudah habis baterai dan mati total. Ia lekas berjalan mendekati satpam Mall dan bertanya ini jam berapa? Namun satpam itu ada telepon dari seseorang dan Satpam itu menjawab bahwa sekarang sudah pukul 12 siang dan tanggal lima November.
Jose mendengar hal itu lekas kaget, matanya melebar dan melotot. Ia ingat saat menghadiri pesta itu pada tanggal dua kemarin, jadi sudah tiga hari lamanya ia berpesta sampai tak sadarkan diri. Otak Jose tak ingat apa-apa selain hanya pertemuan VVIP dan gadis penari.
Jose lekas berlari meninggalkan satpam itu dan menuju ke pinggir jalan untuk menghentikan taxi, ketiak sudah dapat taxi lekas ia menuju pulang kerumah.
Sepanjang perjalanan Jose berdebar hatinya, ia mencoba mengingat-ingat kejadian yang ia alami. Satu hal yang ia ingat adalah Ayahnya yang menyuruh menemui Paman, tapi Paman siapa?. Didalam taxi itulah pikirannya bergelut dan mencoba membuka misteri pertemuan itu.
*
..
..