NovelToon NovelToon
Kekejaman Suamiku

Kekejaman Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Cinta Paksa / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:119.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rania Alifah

"Siapkan dirimu! Aku akan kembali menyiksamu malam ini!" Stevan mengucapkan itu sembari melangkah menuju pintu untuk keluar.

"Aku tidak bisa melayanimu malam ini hingga sepuluh hari ke depan Stevan Jafer Dirgantara!"

Langkah pria itu terhenti saat mendengar Bulan dengan lantang mengatakan itu. Stevan berbalik memutar tubuhnya menatap Bulan dengan tatapan penuh tanya.

"Apa kau bilang? Katakan sekali lagi!" dingin dan tegas pertanyaan Stevan membuat Bulan tertawa di dalam hatinya.

"Ya! Aku tidak bisa melayanimu sampai sepuluh hari kedepan! Kau dengar itu Tuan Stevan?" ucapnya lagi dengan jelas.

Plaaakkk...

Bukan bertanya, Stevan justru melayangkan tangan ke pipi mulus Bulan hingga membuat wajahnya menoleh ke kanan sampai darah segar keluar dari sudut bibirnya. Bulan mengusap darah itu dan mendongak menatap pria yang ada dihadapannya dengan tatapan kebencian.

Bagaimana kisah selanjutnya?
kita simak yuk ceritanya di karya => Kekejaman Suamiku.
By: Miss Ra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 34

"Van, lu tuh serius nggak sih sama Bulan?" tanya Boy di sela makan siang nya bersama Stevan di sofa Apartemen.

"Maksudnya?"

"Kalau lu udah tahu lokasi Bulan ada dimana? Terus lu mau ngapain?"

"Ya gue bawa balik lah! Pakek nanya mau ngapain." sahutnya.

"Kalau Bulan nggak mau balik sama lu? Terus lu mau gimana?"

Stevan terdiam, pertanyaan Boy berhasil membuatnya berfikir. "Harus mau!" sahutnya lagi singkat dan kembali menyuap makanan nya ke dalam mulut.

"Gue nanya nya, kalau dia nggak mau, Stevan!"

Stevan kembali menghentikan suapannya sesaat. Menatap Boy dengan tatapan penuh tanya, kenapa Boy bertanya sampai ke bagian itu.

"Ya gue ancam, biar dia mau balik sama gue." sahutnya membuat Boy tertawa lebar.

"Ha..ha..ha..ha.."

Stevan mengerutkan keningnya melihat dia tertawa setelah mendengar jawaban darinya.

"Kenapa lu ketawa?"

"Van, cara menghadapi seorang wanita bukan ancam-mengancam seperti lu menghadapi musuh. Jadi cowok jangan terlalu kaku banget. Cara menghadapi wanita itu harus ekstra sabar, dengan lemah lembut. Buat dia itu luluh dan mau kembali pulang sama kamu. Bukannya di ancam dengan pemaksaan!" jelasnya menggelengkan kepalanya pada Stevan, tidak habis pikir dengan cara sahabatnya menghadapi perempuan.

"Ck... Kalau dengan cara seperti itu, perempuan justru semakin ngelunjak, kau tahu tidak!" sahutnya ketus.

"Salah Van, lu coba deh cari di internet. Cara menaklukan hati seorang wanita. Pasti banyak caranya, salah satunya dengan cara kelembutan."

Stevan terdiam, dia terus menyuap makanan nya ke dalam mulut sambil mencerna apa yang dikatakan Boy.

*

*

Dua hari berlalu.

Stevan diam-diam mencari tahu di internet sesuai apa kata sahabatnya. Kini dia terus mempelajari bagaimana caranya menghadapi seorang wanita agar wanitanya mau kembali padanya.

Boy yang melihat sikap Stevan sedikit berubah lembut pada wanita yang mengajaknya bicara pun tersenyum. Sudah banyak perubahan di dalam diri pria kejam itu.

"Lu kayak nya udah sedikit berubah. Ke jedot apa pala lu, Van?" tanya Boy yang duduk di kursi depan meja kerja Stevan.

"Ck... Nggak usah mulai." sahutnya dengan suara standar.

Boy menggeleng dengan senyum lebar, bersamaan dengan itu. Alesia masuk keruangannya untuk memberikan berkas kontrak kerja sama nya bersama perusahaan lain.

"Permisi Tuan, ini berkas yang anda minta!"

Stevan menerima berkas itu dan membacanya lebih dulu setelah itu ia tanda tangani.

"Ini.."

"Baik Tuan, terimakasih." sahutnya melangkah pergi.

"Alesia.." panggil Stevan membuat Alesia menoleh dengan suara biasa tanpa ada lagi suara bariton dari bibirnya.

"Iya Tuan."

"Pesankan makan siang gratis untuk seluruh Staf kantor hari ini." ujarnya dan tersenyum di akhir kata.

"Baik Tuan."

Alesia merasa sedikit bingung dengan sikap Bos kejam nya itu. Boy yang melihat Alesia bingung hanya terkekeh kecil karena dia sendiri juga bingung dengan perubahan Stevan.

*

Satu Bulan sudah Stevan terus mencari keberadaan Bulan tapi masih saja tidak menemukan selagi Boy tetap diam tak memberi tahu dimana istrinya itu.

Tapi Boy melihat sahabatnya seperti layangan putus pun tidak tega. Ingin rasanya dia memberi tahu keberadaan istrinya saat ini, tapi Boy takut Bulan akan kembali di campakan lagi olehnya.

"Gimana Boy, apa kamu sudah menemukan titik temu wanitaku?" tanya Stevan di ruang kerjanya.

"Sebelum aku kasih tahu, boleh nggak aku tanya?" balas Boy balik bertanya.

"Apa?"

"Jujur sama aku Van, kamu cinta nggak sama Bulan?"

Mendengar itu Stevan menatap Boy dengan tatapan tajam. Seakan merasa Boy sedang mempermainkannya.

"Kenapa pertanyaan mu seperti itu? Jangan buat aku marah Boy!"

"Akui perasaanmu pada Bulan, tunjukan sama dia bahwa kamu sangat mencintainya dan nggak akan pernah lagi menyuruhnya pergi." jelasnya pada Stevan dengan raut wajah seriusnya.

"Apa semudah itu wanita akan luluh jika diperlakukan dengan kelembutan?" tanya Stevan akhirnya menyerah.

"Pasti. Aku yakin dia akan mau kembali bersamamu asal kau mau berubah dan mau mengakui perasaanmu padanya."

Stevan menghembuskan nafasnya kasar, mendengar penjelasan Boy. Dan keduanya kini terdiam beberapa menit, Boy menatap Stevan dihadapannya terus berfikir dan...

"Van, aku tahu dimana Bulan."

Deg

*

*

*

Di Kairo.

Usia kandungan Bulan sudah memasuki usia dua bulan tiga minggu. Masa-masa ngidam masih ia rasakan. Terkadang ia sangat mengidamkan masakan ibunya, tapi sayang nya itu tidak bisa karena Bulan masih di Kairo.

Pagi ini, Bulan menyusuri jalan pinggiran kota untuk sampai di sebuah kampus tempatnya belajar. Dia dengan Suci menuju kelas masing-masing dan kini Bulan sambil memeluk bukunya masuk ke dalam kelasnya.

"Assalamualaikum." Bulan mengucapkan salam. Dia mengangguk meminta ijin pada Dosen yang sudah mulai memberikan materi di depan semua mahasiswa/i.

"Waalaikumsalam." sahut mereka semua.

Bulan berjalan menuju kursinya yang kosong di samping seorang wanita. Dan dia pun mengangguk sebagai tanda sapa.

"Hay, siapa namamu?" tanya wanita itu menggunakan bahasa arab.

"Saya, Bulan. Kau siapa?" balas Bulan tersenyum dibalik cadarnya.

"Saya Ameera, salam kenal ya."

Setelah saling sapa dan berkenalan mereka berdua kembali mendengarkan materi dengan fokus.

*

Satu jam berlalu, Bulan keluar dari kelasnya menuju taman kampus yang banyak penjual pinggiran disana sambil memesan makanan karena dia sangat lapar sekali siang ini.

Dia menatap ke sembarang arah melamunkan seseorang yang selama ini mencarinya di Indonesia.

"Bisakah aku berharap Stevan datang menjemputku?" Bulan menghela nafas pelan dan tak terasa air matanya menetes membasahi cadarnya.

Tak lama pesanan makanan pun datang membuat lamunan nya buyar.

"Silahkan Nona, ini pesanan anda."

"Terimakasih." sahutnya lembut.

Saat baru satu suap menyantap makan siang, Raihan datang membuat Bulan terkejut hingga hampir tersedak.

"Assalamualaikum, Bulan."

"Waalaikumsalam, Kak." sahutnya.

"Makan siang?" tanya Raihan basa-basi dan Bulan mengangguk.

"Iya, kakak sudah makan?" sahut Bulan sembari menyuap makanan nya di balik cadar.

"Belum, biar aku pesan sendiri."

Raihan berdiri dan memesan makanan seperti makan siang Bulan dengan menu yang sama. Tak lama pesanan pun datang dan keduanya makan bersama. Keduanya mengobrol dengan sesekali bercanda tiba-tiba ada yang datang membuat keduanya terdiam.

"Apa aku menganggu kalian? Boleh aku bergabung?" tanya seorang pria tampan berwajah Arab salah satu teman Raihan disana.

"Hay, Abdul. Silahkan duduk." sahutnya dengan ramah menyuruh pria arab itu duduk di sebelahnya.

Pria arab yang bernama Abdul itu tersenyum hangat dengan wajah tampan, rahang yang tegas dan kulit putih mengumbar senyum ramah pada Bulan yang ada di hadapannya.

Bulan tak membalas, dia hanya menatap sekilas dan kembali fokus pada makanan nya. Bulan sedikit paham, bahwa pria itu ada main mata dengannya.

Raihan sesekali mengajak Bulan bicara agar wanita itu tidak merasa di singkirkan.

"Bagaimana makanan nya Bulan? Mau nambah?" tanya Raihan.

"Alhamdulillah enak kak, kayaknya Bulan udahan makannya. Sudah kenyang." sahutnya lembut.

Abdul menoleh, dia tersenyum pada wanita bercadar itu dan tidak di gubris olehnya. Karena Bulan masih harus menjaga jarak dan marwah nya sebagai wanita karena status dirinya masih seorang istri saat ini.

"Eem Kak Raihan." suara Bulan yang halus dan lembut itu menghentikan obrolan Raihan dengan Abdul.

"Iya Bulan, ada apa?" tanya Raihan menatapnya.

"Aku kembali dulu ke Asrama. Aku belum sholat dzuhur." ucap Bulan pamit.

"Mau aku antar?"

"Tidak usah, kau mengobrol saja dengan teman mu. Aku bisa pulang sendiri." sahut Bulan yang sudah berdiri memeluk bukunya.

"Baiklah, hati-hati ya!" Raihan tersenyum hangat.

Bulan mengangguk setelah itu mengucapkan salam dan mengatupkan kedua tangannya di dada sebagai tanda salam pamit pada pria yang bukan muhrimnya.

...****************...

1
Ma Em
Selamat ya Boy, Mentari untuk pernikahannya semoga berbahagia langgeng pernikahannya dan cepat diberi momongan.
Siti Zaid
Pak boy yang sabar deh..kejab aja lagi..lepas sah aja..boleh terus on😁
Miss Ra: /Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
bibi
cap xip cup
resia
klo sangat cinta hrs di jg boy gak blh DP dlu ya nnti saja stlh sah bru di DP n cicil he he he
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
idih boy benar2 tuh diciumi Mentari dihadapan Steven wkwkwkwkw
Miss Ra: /Joyful//Facepalm/
total 1 replies
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
terima saja Mentari
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
maaf ya thor kk afya sibuk dgn rl tp nggak lupa utk meneruskan membaca karya kamu. cuma telat dikit ya
Miss Ra: iyaa gpp kak...

/Kiss/
total 1 replies
resia
sangat senang bucin nya pria kaku gak ada lawan
Puji Hastuti
Steven manis sekali
Wiwik Emy
lbh romantis LG dong stev
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
keinginan boy sllu dipersetujui oleh Steven
Siti Zaid
semoga berbahagia steven dan bulan selamanya..lanjut lagi author..
Rini Maryani
lanjut steven n bulan semangat thooor
Rini Maryani
lanjut boy n mentari semangat thooor
resia
begitulah pria kaku mentari dia gak akan peka
Siti Zaid
Jangan rakus sangat pak boy..yang penting jabat tangan tok penghulu dulu..dah sah baru on😁
Miss Ra: /Facepalm//Joyful//Joyful/

udah diujung tanduk
total 1 replies
Wiwik Emy
lanjut thor
Rini Maryani
lanjut mas boy n mentari selamat ya
bibi
lanjut
resia
karya yg sangat bagus alur cerita nya tertata rapi dan pas 👍
Miss Ra: trimakasih ratingnya kakak

/Chuckle//Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!