Seorang remaja benama Freis Greeya hari memikul takdirnya sebagai penerus dari WIND. Untuk menghentikan pertumpahan saran dan pemberontakan yang dilakukan Para Harimau.
Ini adalah kisah cerita perjalanan Freis Greeya dalam memenuhi takdirnya sebagai seorang WIND, Sang Pengendali Angin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MataKatra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjalanan Menuju Kokki’al
Bulan ke 4, Tahun 1248
Sudah hampir bertahun-tahun sejak pertarungan terakhir Elise. Semenjak memulai perjalanannya bersama dengan Frank Reig, dirinya hampir tidak pernah terlibat dengan pertarungan dengan siapapun. Dan sejak saat itu ia telah menanggalkan namanya klan-nya sendiri, Yeir. Sebuah nama yang menunjukkan jati dirinya yang merupakan Ras Naga Langit, salah satu dari empat Ras Half-blood Hewan Suci di Benua Foskaita. Sekarang ia menyandang nama Reig dibelakangan, untuk menutupi identitas dirinya yang sebenarnya. Elise Reig, sekarang semua orang mengenalnya dengan nama itu.
Sama halnya dengan kedua orang tua Raya terdahulu. Mereka memakai nama Reed untuk menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya. Nama klan Ras Burung Api sendiri adalah Ifris. Mereka menyembunyikannya untuk menghindari kejaran para Ras Harimau, sekalipun pada akhirnya mereka harus mengorbankan diri mereka untuk melindungi putri yang dicintainya.
Tapi berbeda dari dirinya, Ras Burung Api tidak dikenal karena kemampuan bertarung mereka. Mereka adalah ras yang terkenal dengan kemampuan khusus penyembuhannya. Bahkan mereka konon dikatakan memiliki kemampuan untuk menjaga paras mereka agar tetap muda. Dan bahkan kemampuan untuk membangkitkan seseorang dari kematian. Tapi tentu saja kemampuan seperti itu membutuhkan konsekuensi yang tidak main-main.
Oleh sebab itu, dirinya dan juga Frank bersepakat untuk merahasiakan jati diri Raya yang sesungguh. Semua untuk menghindari pihak-pihak tertentu yang tentunya ingin memanfaatkan kemampuan Raya dan mengambil keuntungan dari hal itu. Dirinya serta suaminya pun tidak menginginkan Raya terlibat dalam pertempuran di Prosdimos ini.
Suatu waktu ia beserta dengan suaminya pernah menawarkan Raya untuk pergi bersama dengannya mengembara, keluar dari Prosdimos. Tapi Raya telah memutuskan untuk memilih tinggal dan hidup di Prosdimos. Di tanah kelahirannya, di tanah tempat kedua orangtuanya hidup dan membesarkannya.
Karena itulah suaminya, Frank Reig, berusaha keras untuk mengembalikan kedamaian di tanah ini. Agar Raya, gadis yang telah ia dan suaminya anggap sebagai putri mereka sendiri, dapat hidup tenang tanpa harus terlibat dalam peperangan. Agar ia dapat mengejar dan memperoleh impiannya di tanah ini.
Saat ia menatap Raya, terlihat gadis itu membalasnya dengan senyuman lembut cantiknya. Raya sendiri telah mengetahui jati dirinya yang sebenarnya. Dan Raya berjanji akan merahasiakannya, jati dirinya.
Kemudian Elise mengingat Anya Greg, ia benar-benar tidak dapat menerka emosi apa yang terpancar dari gadis itu saat menatapnya. Ia mengetahui selama perjalanan, gadis itu mencuri pandangan ke arahnya beberapa kali. Mata gadis itu baginya terlihat begitu kebingungan saat menatapnya, tidak hanya itu, ada sedikit, ketakutan, keraguan, dan juga rasa penasaran menyelimuti gadis itu. Mungkinkah gadis itu sadar akan jati dirinya?
Tidak lama kemudian Elise pun kembali mendapati Anya mencuri pandangan ke arahnya. Dan saat gadis itu mengetahui bahwa perbuatannya di ketahui oleh Elise, cepat-cepat ia membuang pandangannya ke arah lain.
Kemudian Elise mulai mendekati gadis itu untuk berbicara kepadanya,
“Dapatkah kita berbicara sejenak, Anya?” katanya.
“Tentu saja, Nyoya,” jawab gadis itu. “Silakan...”
Kemudian Anya memberikan Elise tempat untuk duduk.
“Panggil saja aku bibi, Nak!” pintanya.
Ia pun duduk tepat di samping Anya, di depan api unggun yang ia siapkan di tengah-tengah tenda pengungsian itu.
Kemudian ia mulai bertanya kepada Anya, “Apa kau takut denganku? Mengapa engkau selalu menatap ke arahku, Anya? Adakah yang ingin kau katakan kepadaku?”
“Tidak, Bibi. Tentu… tidak,” jawab gadis itu sambil menatapnya dengan ragu-ragu. Ia pun memberikan senyuman lembutnya ke arah gadis itu. Dan beberapa saat kemudian gadis yang sepertinya telah berhasil mengumpulkan keberaniannya itu berkata kepadanya,
“Ya, mungkin aku sedikit merasa takut,” kata gadis itu kembali. “Semua karena ini pertama kalinya bagiku melihat pertarungan yang begitu mengerikan. Maafkan saya jika kata-kata saya menyinggung Bibi. Tapi sungguh, engkau benar-benar terlihat berbeda. Saat bertarung kemarin, engkau terlihat seperti seekor hewan buas bersayap kelaparan yang terbang dan memangsa dengan ganasnya. Engkau benar-benar menjadi sosok yang berbeda.”
“Benarkah itu? sudah lama sekali aku tidak mendengarkan seseorang berkata seperti itu kepadaku.”
Gadis itu menatapnya terheran-heran. Elise pun melanjutkan perkataannya,
“Setelah mengembara bersama dengan Frank, aku sendiri hampir tidak pernah terlibat dalam pertarungan. Bukan hanya itu, aku juga telah menanggalkan nama serta jati diriku. Aku telah mengganti julukan Yeir di belakangku dengan nama Reig...
"Tapi tahukah engkau, dulu jauh sebelum aku bertemu dengan Frank masa mudaku dikenal dengan julukan Sang Iblis Naga Langit. Semua musuh yang melihat dan mendengar kedatanganku akan lari ketakutan.”
“Aku percaya akan hal itu,” jawab Anya.
"Benarkah?” ia tersenyum mendengar jawaban dari Anya. Dan Elise pun mulai bercerita masa mudanya dulu. Saat-saat dimana dirinya mengembara ke seluruh Tharios, bertempur kesana kemari, menghabisi para perompak yang menggangu penduduk desa dan para pengembara di perjalanan. Tentu saja dengan ganasnya. Hingga saat-saat ia bertemu dengan Frank, seorang pria aneh yang berasal dari Elosy, wilayah yang berada jauh dari Tharios. Yang kedatangannya saat itu hanya untuk menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri pegunungan dari batuan es yang merupakan tempat tinggal Elementary Owner WATER. Benar-benar pria yang aneh, yang akhirnya membuatnya jatuh cinta. Dan ia pun memutuskan mengikuti pria itu pergi mengembara keluar dari Tharios. Yang tentu saja keputusannya itu ditentang oleh seluruh keluarganya, seluruh klan-nya.
Anya memperhatikan seluruh ceritanya dengan baik-baik. Ia menjadi pendengar yang baik untuknya. Bahkan sesekali terlihat ia tertawa atau terbawa emosi dengan ceritanya. Dan lebih dari itu, sekarang gadis itu terlihat lebih tenang saat bersamanya.
****
Sudah berlalu lima hari sejak perjalanannya bersama para penduduk dari desa menuju ke Ibukota Kerajaan Kokki’al. Selama perjalanan, Ayahnya, Thaos Greg bersama dengan Frank Reig berjalan di depan untuk memimpin serta memandu para penduduk desa. Sesekali terlihat olehnya ayahnya serta Frank Reig bercakap-cakap dengan serius.
Dua malam sebelumnya, ia telah menghabiskan waktunya bercerita dan berbicara dengan Elise Reig, yang seharusnya bernama Elise Yeir. Seorang wanita yang merupakan Ras Half-blood Hewan Suci Naga Langit, yang berasal dari wilayah Tharios. Dia pun mulai mengenal wanita itu dengan baik. Dan perlahan-lahan ketakutannya akan sosok wanita itu pun mulai sirna.
Tapi perhatiannya kali ini terpusat kepada Freis Greeya, seorang pemuda yang telah mengusir para pasukan The Tiger Kingdom seorang diri. Yang dari kesaksian beberapa prajurit, pemuda itu mampu mengalahkan pemimpin mereka Gelsia Greg tanpa ada sedikitpun kesulitan.
Beberapa prajurit menjelaskan kepadanya betapa hebatnya kemampuan Freis saat berpedang. Mereka berkata Freis kala itu seperti menari-nari dengan indahnya bersama dengan pedang putihnya, berayun-ayun kesana kemari dengan begitu ringannya. Seperti hembusan angin yang berhembus dengan lembutnya melewati celah-celah para pasukan The Tiger Kingdom. Menyayat serta menebas mereka satu per satu, merobohkan mereka. Tak terkecuali pemimpin mereka, Gelsia Greg. Yang kabarnya memiliki kemampuan setara dengan Harse Greg, Lord Lott Greg, serta ayahnya, Thaos Greg. Bisa jadi pemuda ini memiliki kemampuan yang berada jauh di atas ayahnya.
Saat ia terlalu sibuk memperhatikan pemuda itu, tiba pemuda itu menoleh kearahnya dan mendapati dirinya yang sedang memperhatikannya. Seketika itu juga dengan cepat ia membuang pandangannya dan merasa malu dengan apa yang baru saja ia lalukan. Ini pertama kalinya baginya untuk menaruh perhatian begitu besar terhadap seorang laki-laki.
Saat ia menyentuh dadanya, ia dapat merasakan getaran di sana. Apa yang terjadi padanya? Apa mungkin ia jatuh cinta pada Freis Greeya? Bagaimana bisa?
Saat ini ia benar-benar merasa malu dengan apa yang ia rasakan. Dan mulai gelisah dengan kehadiran Freis Greeya yang berada di sekitarnya.
****
“Sosok yang terus tidur terlelap jauh di dalam jiwa ini,
Perlahan mulai bangkit dalam rasa laparnya,
Memangsa dengan buas dan liarnya,
Membuat diri ini hilang dan larut ke dalam rasa haus,
Dalam darah dan kematian.”
😂
😂