Tragis

Maura terus melangkah menyusuri koridor kampus menuju pintu utama keluar.

Tak ia hiraukan lagi tatapan mata orang orang di belakang sana yang hanya tertuju kepadanya.

Termasuk tatapan mata seseorang itu....

Tatapan mata seseorang yang cukup membuat hati seorang Maura Agastya Prameswari berdetak cepat tak karuan saat mata keduanya tak sengaja bertemu tadi.

Hingga Maura harus beberapa kali menggeleng gelengkan kepalanya demi membuang ingatannya akan tatapan seseorang itu kepadanya sambil terus melangkah.

Sesampainya di pintu utama keluar kampus,

Langkah Maura terhenti,

Netranya melihat seseorang yang cukup ia kenal berdiri bersandar pada sebuah mobil.

Seseorang itu segera menegakkan tubuhnya ketika melihatnya.

Seseorang dengan pakaian resminya yang ia gunakan tadi untuk mengantarnya ke kampus baru ini.

Yakni setelan jaz dan celana bahan warna abu abu.

Wajah yang tampan yang sangat familiar dengannya.

Kening Maura berkerut menatap laki laki itu.

tapi itu tak lama, Maura kemudian melanjutkan langkahnya.

" nona..." panggil seseorang itu kepada Maura ketika Maura melewatinya begitu saja.

Seseorang itu yang tak lain adalah Leo sang assistan tuan Ricky.

Maura menghentikan langkahnya.

" ada apa ?! " tanya Maura ketus.

" silahkan nona..." kata laki laki itu sambil membuka pintu mobil lebar lebar.

Maura menyipitkan matanya sekaligus mengerutkan keningnya.

" kau menjemputku ?! " tanya Maura lagi

" ya Nona..."

" ck.....sudah ku bilang bukan ?! aku tidak mau di jemput.

Aku bisa pulang sendiri " omel Maura dengan wajah yang tak enak di lihat.

" tapi ini perintah tuan " jawab Leo.

" kau tidak menyampaikan pesanku padanya ?! "

" pesan...?! " cicit pria muda bertubuh kokoh itu.

" ckkk....kau menyebalkan sekali, kau pasti tidak menyampaikan pesanku sehingga dia menyuruhmu menjemputku.

Dia takut aku akan kabur kan.....?!!! " kata Maura sambil masuk ke dalam mobil.

Brakkk....!!

Maura membanting pintu mobil dengan kasar.

Leo terjengkit kaget dan mengusap dadanya. Kemudian ia memutari mobil itu dan masuk ke dalam mobil juga.

Tak lama mobil itu nampak keluar dari kawasan kampus itu dan berlalu pergi.

Di dalam mobil,

Maura melipat ke dua tangannya di depan dada dengan tatapan mata menatap lurus kearah luar jendela mobil.

" Clara..." desisnya pelan menyebut sebuah nama.

Ia ingat betapa gadis itu amat sangat membencinya, hingga tega menyusun rencana yang begitu ekstrim dan kejam demi untuk bisa mengeluarkan dirinya dari sekolahnya dulu.

Membayar seseorang untuk mencekokinya dengan minuman keras setelah berhasil memperdayanya di gudang belakang sekolah.

Tak cukup sampai di sana.

Clara menyuruh seseorang itu yang masih merupakan salah satu siswa juga di sana untuk memperkosanya.

Beruntung ia masih bisa menyelamatkan diri.

Walau akhirnya ia benar benar di keluarkan dari sekolah karena tuduhan membawa minuman keras ke dalam sekolahan.

Dan menganiaya seorang teman sekolahnya hingga hampir mati.

Tak ada satu pun orang yang mau percaya dengan kata katanya karena saat itu ia sudah dalam keadaan setengah mabuk akibat di cekoki paksa dengan minuman keras itu.

Dan sang ayah tuan Ricky,

Pria itu hanya menatapnya tajam seolah turut mengadili dirinya.

Tanpa mau bertanya apapun kepadanya.

Ia tak kaget dengan reaksi laki laki yang seharusnya menjadi pelindungnya itu.

Namun yang membuatnya justru merasa kaget dan aneh adalah......

Apa alasan sebenarnya Clara begitu membencinya.

Sepertinya.....

Apakah karena kehadirannya yang memang tak pernah di harapkan oleh siapapun di dunia ini.

Buktinya Clara yang notabene tak pernah mengenalnya sebelumnya juga membencinya sedemikian rupa.

Lalu jika demikian,

Kenapa Tuhan masih membuatnya lahir ke dunia.....?!

Jujur ia penasaran akan hal itu.

" nona...kau baik baik saja ?!? " pertanyaan meluncur dari bibir Leo untuk Maura.

Laki laki itu merasa khawatir pada gadis yang diam diam ia perhatikan dari kaca spion mobil itu.

Maura hanya menatap sekilas tanpa memberi jawaban.

" memangnya apa yang bisa kau lakukan jika aku menjawab aku tak baik baik saja.....

Dasar sok perhatian,

Penjilat...."

Rutuk Maura di dalam hatinya.

Mobil yang membawa Maura akhirnya berhenti di depan gerbang rumah besar dan mewah keluarga Ananta.

" maaf nona, kita sudah sampai "

" ya aku tahu...." jawab Maura dengan ketus, kemudian gadis itu segera membuka pintu mobil.

brakkkk.....!!

Lagi lagi Maura menutup pintu dengan kasar setelah keluar dari mobil.

" lain kali jangan menjemputku, aku bisa pulang sendiri....

Percuma kau menjilat laki laki itu dengan berinisiatif menjemputku.

Aku tak lebih berharga dari apapun di dunia ini baginya, kau mengerti...?! " kata Maura sambil melongokkan kepalanya pada jendela di samping kemudi.

Matanya membulat sempurna seperti sedang mempelototi Leo.

Leo molongo di buatnya.

" kau pikir aku tak tahu ini hanya akal akalanmu saja menjemputku dengan mengatasnamakan laki laki itu..." lanjut Maura lagi masih bersuara ketus kepada Leo,

brak.... Maura kembali menggebrak kap mobil.

" penjilat..." umpatnya sebelum pergi berlalu meninggalkan mobil itu begitu saja.

Leo menolehkan kepalanya mengikuti arah kepergian Maura.

Senyum tipis tersungging di bibir laki laki itu.

Leo sejatinya adalah putra sahabat seorang Ricky Ananta,

Pria itu sengaja di siapkan orang tuanya sebagai satu satunya penerus bisnis keluarga.

Dan keluarga Leo menitipkan Leo kepada Ricky secara prbadi agar ia bisa belajar terlebih dahulu secara praktek sebelum akhirnya ia terjun langsung memimpin bisnis keluarganya.

" bar bar sekali kau nona...tapi aku suka, kau meledak ledak seperti petasan.

Menarik...

Heboh..." kata Leo pelan dengan sedikit tertawa lirih mengingat kelakuan Maura barusan dan keseharian gadis itu yang menurutnya sangat menarik di matanya.

Gadis itu di matanya terkesan dingin dan angkuh juga cuek.

Namun gadis itu tak jarang bisa meledak seperti gunung berapi yang meletus kala ia tak lagi bisa membendung emosinya.

Dan Ya....

Kali ini,

Maura benar, ia memang berinisiatif sendiri untuk menjemput gadis itu.

Salah seorang temannya yang menjadi salah satu rektor penguji Maura memberi tahunya tentang keberhasilan Maura menyelesaikan tesnya.

Juga tentang kepulangan gadis itu.

Setelahnya,

Ia segera meminta izin kepada sang presdir untuk keluar beberapa jam dan izin di berikan.

Izin itu ia gunakan untuk menjemput Maura sang gadis bar bar.

Leo masih tersenyum di dalam hati.

Ia bukan remaja lagi, usianya sudah 28 tahun.

Tapi kenapa ia merasa tertarik kepada Maura yang nota bene masih akan berusia 19 tahun.

Bisiknya di dalam hati masih dengan tersenyum senyum sendiri mengingat kegilaannya menyukai putri sang majikan.

Perlahan senyum di bibirnya menghilang ketika ia melihat sebuah mobil terparkir di belakang mobilnya.

Keningnya berkerut sambil terus menatap kaca spion di depannya.

" nona Kayla..." desisnya pelan.

Kemudian Leo kembali melajukan mobilnya tanpa berniat untuk turun,

Pria itu meninggalkan tempat itu.

Sementara seseorang yang berada di dalam mobil di belakang sana masih menatap tak berkedip mobil Leo yang terus melaju semakin jauh.

Hatinya terasa berdenyut nyeri,

Laki laki itu tak berniat sedikitpun untuk menemuinya.

Tatapan seseorang itu yang tak lain adalah Kayla sangat sulit untuk di artikan.

" kau menyukainya Leo...?! Kenapa harus dia...?! Kenapa tidak orang lain atau.....aku ?! " bisik Kayla dengan tatapan matanya yang sendu.

Tak lama gadis itu melajukan kembali mobilnya memasuki area pelataran rumahnya dan langsung masuk ke garasi.

Memarkir mobilnya di sana sebelum akhirnya ia masuk ke dalam rumah.

" kau pulang sendiri Kay....?! " tanya Natalia ketika Kayla telah berada di ruang tengah.

Wanita itu segera bangkit begitu melihat kehadiran salah satu si kembar.

" iya tante..." jawab Kayla sambil mencium pipi tantenya itu.

Sepeninggal sang mama, memang Natalia yang seolah menjadi sosok pengganti Natasya untuk si kembar.

Maka tak heran, jika Kayla dan Keyla sangat menghormati dan menyayanginya tantenya itu.

" kenapa dia tak pulang denganmu hemmm...?! " tanya Natalia dengan balas mencium pipi gadis cantik berhijab itu.

" dia pulang bersama Crist..." jawab Kayla

" oh....mereka kencan maksudmu ?! " kata Natalia lagi sambil melirik kearah Maura yang sedang mengambil air minum di kulkas.

Kayla mengikuti arah lirikan mata sang tante,

Gadis itu hanya menghela nafas.

" semoga tidak akan ada mata mata jahat yang akan iri dan akan berusaha memisahkan Keyla dan Crist.

Mereka sungguh pasangan yang so sweet kan Kay...?! " kata Natalia lagi sedikit sengaja di keraskan karena kali ini Maura telah berada di tengah tangga hendak kembali ke kamarnya.

Sekali lagi Kayla menghela nafas.

" tante...." desisnya pelan.

Natalia mencebikkan bibirnya.

" biarkan dia mendengarnya, aku memang sengaja "