NovelToon NovelToon
AKU YANG KALIAN CAMPAKKAN

AKU YANG KALIAN CAMPAKKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Konflik etika / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Angst
Popularitas:266.2k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Tega kau Mas! Ternyata pengorbanan ku selama ini, kau balas dengan pengkhianatan! Lima tahun penantianku tak berarti apa-apa bagimu!”

Nur Amala meremat potret tunangannya yang sedang mengecup pucuk kepala wanita lain, hatinya hancur bagaikan serpihan kaca.

Sang tunangan tega mendua, padahal hari pernikahan mereka sudah didepan mata.

Dia tak ubahnya seperti 'Habis manis sepah di buang'.

Lima tahun ia setia menemani, dan menanti sang tunangan menyelesaikan studinya sampai menjadi seorang PNS. Begitu berhasil, dia yang dicampakkan.

Bukan hanya itu saja, Nur Amala kembali dihantam kenyataan pahit. Ternyata yang menjadi selingkuhan tunangannya tidak lain ...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32

“Kapan kalian mau cetak kartu undangan?” Isma bertanya sambil menuang mie dalam mangkok putih cap Ayam jago.

“Rencananya seminggu lagi. Kenapa, Mbak?”

Isma menghidangkan dua mangkok mie tanpa toping. “Kau lakukan sebelum undangan tercetak. Hindari melakukan hal tak berguna! Buang-buang uang saja! Toh, kertas-kertas itu bakalan tak terpakai.”

“Kau yakin akan berhasil?” bi Rahma bertanya seraya meniup makanannya yang masih mengepulkan uap.

Isma terkekeh sinis. “Sangat yakin! Amala itu gadis alim, semua orang tahu bagaimana ia menjaga kehormatannya. Bayangkan saja bila Hendi berhasil merenggut hal paling berharga miliknya, sudah tentu Amala akan frustasi dan berakhir gila! Kalau sudah tak waras, apa ya ada yang mau sama dia? Tentu tidak. Ujung-ujungnya Mak Syam yang akan memaksa Hendi untuk bertanggung jawab.”

"Bagaimana kalau mereka melaporkan adikmu ke pihak berwajib?" tanya bi Rahma lagi.

"Orang tidak berpendidikan seperti mereka itu apa ya tahu hukum, Buk? Kalau ngeyel tetep melapor, malah akan lebih mendapatkan malu lagi. Bukan hanya warga kampung saja yang tahu, tapi berita Amala tak lagi perawan, bakal tersiar satu Kecamatan, bisa jadi sampai Kabupaten. Bayangkan saja! Tekanan, cemoohan, yang bakal didapatkan Amala dan Mak Syam." Isma tersenyum miring, nadanya penuh cemooh.

Hendi dan bi Rahma menyambut antusias usulan dari Isma. Sudah terbayangkan oleh mereka masa depan cerah dengan memanfaatkan kepintaran Amala dalam memasak serta menjahit, belum lagi harta warisan yang Mak Syam ceritakan.

Keluarga bi Rahma memang pemalas, bermulut manis serta pintar memperdaya orang yang terlihat lugu serta mudah dibodohi.

“Kau pastikan dulu si Lina tutup mulut. Jangan sampai ia mengacau!” Isma menatap serius wajah adiknya.

“Kalau itu beres, Mbak. Lagipula apa yang mau dituntut? Kami sama-sama mau, tidak ada paksaan sama sekali. Beruntungnya dia telah bersuami, sehingga benih yang dikandungnya pun pasti bukan murni dariku. Terbebas lah diri ini dari tanggung jawab.” Hendi menyeringai culas, sorot matanya terlihat bengis.

Isma mendengus mendengar perkataan adiknya. “Dasar penggila selang kangan! Paling nggak bisa melihat lubang nganggur, macam hewan saja naf su mu itu!”

***

Amala berjalan ke arah parkiran sepedanya, ia baru saja keluar dari rumah sakit. Ibunya Dhien besok sudah boleh pulang.

“Amala ….” panggil Zikri, dirinya sudah sedari tadi menunggu di parkiran sepeda.

“Bang Zikri, sedang apa disini?” Amala mendekat ke arah pemuda yang dua tahun lebih tua darinya.

“Sengaja menunggumu. Ayo … ikut aku sebentar! Ada yang perlu kita bicarakan.” Zikri beranjak dari bangku kayu, ia berjalan lebih dulu. Amala pun mengikuti langkah Zikri, mereka memasuki bangunan ruko.

Tak berselang lama, mereka keluar dari bangunan dua lantai.

“Kita pulang bersama saja! Sepeda mu nanti naikkan di bak pickup!” Zikri berbalik guna melihat tanggapan Amala, ia tersenyum masam saat tahu apa yang dipikirkan wanita berpakaian serba longgar ini.

“Tak perlu risau, ada anak-anak desa kita yang sudah menunggu di mobil,” ucapnya menenangkan, Amala pun mengangguk.

“Setelah sekian lama menunggu, akhirnya muncul juga Bang Zikri, dan Kak Amala ini. Lihatlah kulit kami gosong dipanggang matahari!” Ayek memperlihatkan lengannya yang nyaris berkulit hitam.

Amala tersenyum sambil menggeleng, melihat tingkah tiga anak laki-laki berseragam merah-putih. Mereka adalah anak-anak yang dulu berdebat dengan Dhien perihal jambu air.

“Jangan dengarkan dia, Kak! Banyak kali cakapnya.” Rizal menjitak kepala Ayek.

“Kau ini!”

“Kalau ribut terus, nanti Abang turunkan kalian di tengah jalan!” ancam Zikri bercanda.

Ayek dan Rizal langsung diam, tak jadi berdebat. Sedangkan Danang asik tidur di lantai bak, sama sekali tidak terganggu oleh berisiknya kedua temannya.

Mobil pun melaju, Amala duduk di belakang bersama tiga anak tadi. Sepedanya dipegangi oleh Ayek agar tak bergerak-gerak bila melewati jalan bergelombang.

“Kalian kapan libur sekolah?” tanya Amala.

“Lusa kami sudah libur, Kak. Besok hari terakhir masuk sekolah ambil raport semester,” jawab Rizal.

“Bila libur nanti, mau tak membantu Kakak jualan keliling?”

“Mau lah, Kak. Daripada di rumah kenak repet (marah) terus aku, di suruh jaga adik lah, panjat pohon pinang lah, belum lagi angon Lembu (menggembala). Mamakku itu … kalau marah macam Mpu Tong Bajil bengisnya!” adu Ayek menggebu-gebu, menyamakan sang ibu dengan pemeran antagonis di serial 'Tutur Tinular'.

Amala tertawa kecil, sedangkan Rizal terbahak-bahak sampai Danang terbangun.

“Ada apa?” tanya Danang dengan mata masih mengantuk.

“Diam lah kau! Sana tidur lagi!” hardik Ayek.

Danang yang tak tahu apa-apa pun hanya bisa berdecak sambil menatap malas.

Tak seberapa lama, mobil pickup yang dikendarai Zikri sudah sampai di depan rumah Mak Syam. Pria itu tengah menunggu Amala yang masuk ke dalam rumah mengambil sesuatu.

“Ini, Bang!” Amala menyerahkan plastik hitam yang tersimpul erat.

Zikri segera menerimanya, menatap sebentar pada Amala. “Kau berhati-hati lah! Waspada selalu!”

Amala mengangguk mengiyakan. Kemudian Zikri masuk kedalam mobil, ia hendak kembali ke kota kecamatan. Banyak yang harus dikerjakannya, dan hanya di sana tempat terdekat yang ada sinyalnya.

.

.

Sebelum jualan keliling, Amala terlebih dahulu mematut dirinya di depan cermin. Membuka gelungan rambut panjangnya dan mengikat ulang. Setelahnya ia mengenakan lagi hijab lebar berwarna biru laut, senada dengan busana yang ia kenakan.

“SAYUR MATANG, KUE BASAH, CAMILAN KERING! SIAPA YANG HENDAK BELI?”

Amala berseru lantang, ia keliling ke arah atas tidak melewati rumah bang Agam. Tak berapa lama dagangannya pun habis diserbu pembeli.

“Amala! Tunggu sebentar!” Hendi menghentikan langkah Amala. Pria itu sedang mengendarai motor Astrea.

“Ada apa, Mas?” tanya Amala setelah menepi.

Hendi tersenyum hangat, melirik penampilan Amala yang terlihat sangat cantik mengenakan pakaian yang belum pernah dilihatnya.

“Habis keliling, ya?”

“Iya.”

“Kamu tunggu sebentar di sini ya? Mas hendak membeli rokok sebentar di warung. Nanti kita pulang bersama saja!” pintanya penuh harap, dan ia tersenyum lebar saat mendapati Amala mengangguk. Hendi pun bergegas melajukan motornya.

Hampir setengah jam kemudian ia baru kembali ke tempat tadi, tetapi Amala sudah tidak ada. Salahnya sendiri keasikan ngobrol dengan si punya warung yang ternyata seorang janda kembang.

Tak habis akal, Hendi melaju lagi ke arah rumah Amala. Seringai licik tersungging di bibirnya kala melihat punggung Amala.

Hendi memarkirkan motornya di bawah pohon kelapa, bersebelahan dengan rumah Dhien. Mengendap-endap ia melangkah, begitu melihat sosok Amala sudah memasuki rumah. Hendi pun mempercepat langkahnya, sebelum masuk rumah Mak Syam dari bagian dapur, terlebih dahulu ia memperhatikan sekitar.

‘Aman. Sepertinya ini hari keberuntunganku,’ batinnya bersorak kala mendapati suasana sepi.

‘Ternyata kau tidak sehebat yang aku kira Amala. Bisa-bisanya tak kau kunci pintu ini!’

Hendi sudah sampai di depan sebuah kamar. Matanya membulat kala melihat sosok tubuh Amala dari belakang. Air liurnya nyaris menetes, sesuatu dibawah sana mulai memberontak bangun.

Netra Hendi tak berkedip melihat Amala sedang membuka baju kurung nya dan hanya menyisakan kaos tanpa lengan, lalu wanita yang menghadap jendela itu menarik karet pita, tergerai lah rambut sebahunya yang indah.

'Tak ku sangka Amala sangat seksi.'

Napas Hendi memburu, sorot matanya sudah berkabut gai rah. Dia melangkah cepat mengikis habis jarak, tangannya terulur hendak memeluk Amala dari belakang ….

BUGH.

"TOLONG!!!"

"TOLONG!!!"

.

.

Bersambung.

1
Nisa Ramadani
wkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk
bu bidan mati kutu
charis@ŕŕa
jangan bergantung dong lanjut gemes q
Ciebungsu Bungadesa Ygtrsendiri
lanjuuuuuuut othor lanjuuuuuuut 😆😆😆😅
Cublik: Tak mencari wangsit dulu, Kak😆
total 1 replies
Ciebungsu Bungadesa Ygtrsendiri
dengan amal gitu dek tia biar bidan rani langsung kejang kejang 😆😆
Cublik: Macam orang kesurupan 😆😆
total 1 replies
Dewi Eka
Aduh thor bikin penasaran sih
Cublik: Biar kangen selalu dengan Amala dan Bang Agam Kak ✌️😁🥰
total 1 replies
Irma
hhmmm di gantung
Cublik: Biar kangen terus Kakak nya 🙏✌️❤️
total 1 replies
Watini Salma
haduh kok ngegantung sih, penasaran kan jadi nya
Cublik: Biar kangen Kak dengan Amala dan lainnya 😁✌️🥰
total 1 replies
Jeng Ining
dn perlu bu bidan ketahui pawang mreka cm bang Agam sbg abang kesayangan 4 sekawan, bu bidan ga akan mampu menjinakkan mreka😂😂😂
Cublik: Ini yang paling bener👏😂
Sebandel-bandelnya Meutia, Wahyuni, Dhien, Amala ... akan takut dengan suara tegas Agam. Selain itu los doll mereka 😂
total 1 replies
kaylla salsabella
dengan bidan Rani
Cublik: Habislah Rani😁
total 1 replies
𝐈𝐬𝐭𝐲
mampus tuh si suster ngesod bakalan kebongkar nih kebohongan dia selama ini.... 😂😂😂😂😂
Cublik: Hahahaha 😆😆😆
total 1 replies
Triana Mustafa
nonton pasar malam dengan....Nini nagarunting
Cublik: Serial kesayangannya Ayek itu😁
total 1 replies
AmndaCans
lanjuttttt👍🏻👍🏻👍🏻
Cublik: Siapp 🔥🥰
total 1 replies
Yuliana Tunru
siap2 rani sembunyikan lah wajah kau di dlm tempayan biar malu mu bisa hilang krn dusta ..mutia mng the best..
Cublik: Belum tentu Kak, orang macam itu biasanya udah putus urat malunya 😁
total 1 replies
Satri Eka Yandri
hhhhmmmm di gantung..😏
Cublik: Sabar ya Kakak 💜
Biar kangen selalu dengan Amala dan Bang Agam 🙏😊❤️
total 1 replies
Arieee
bidan Rani 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 siap menanggung malu ya
Cublik: Kehilangan muka Dia 😁
total 1 replies
Sunaryati
Meutia dan Dein, benar- benar mengerjai Bidan Rani. Masa Bidan di wilayahnya sendiri tak dihormati karena tabiatnya sendiri
Cublik: Jelek betul tabiat mereka 😁
total 1 replies
Ani
ceritanya bagus sekali... sukses ya kak
karya ini luar biasa
Ani: sama sama
Cublik: Terima kasih banyak Kak 🙏❤️
Terima kasih atas dukungan luar biasanya 🙏❤️❤️🥰
total 2 replies
Dedeh
klop meutia sama Dhien kombinasi sempurna buat jadi partner jatuhin mental 🤭
Dedeh: visual Agam kok aku kebayang nya mirip Oka Antara 🤭
Cublik: Gak ada lawan mereka berdua 😁😆
total 2 replies
Lala Kusumah
cepat sembuh Amala... lanjuuuuuuuuuuutttt
Cublik: Aamiin ... ucap Amala 🥰
total 1 replies
jekey
mana nextny thor
Cublik: Kembali kasih Kak ❤️🥰
jekey: makasih othor/Determined//Determined/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!