NovelToon NovelToon
Revolusi Di Ujung Senja

Revolusi Di Ujung Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Zoreyum

Perkumpulan lima sahabat yang awalnya mereka hanya seorang mahasiswa biasa dari kelas karyawan yang pada akhirnya terlibat dalam aksi bawah tanah, membentuk jaringan mahasiswa yang revolusioner, hingga aksi besar-besaran, dengan tujuan meruntuhkan rezim curang tersebut. Yang membuat mereka berlima menghadapi beragam kejadian berbahaya yang disebabkan oleh teror rezim curang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoreyum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semangat yang Tidak Padam

Pagi itu, di tengah kota yang mulai terang, suasana berubah dari ketakutan menjadi kebangkitan. Setelah aksi brutal yang dilancarkan aparat pada malam sebelumnya, berita tentang kekejaman pemerintah menyebar ke seluruh negeri. Foto-foto dan video-video mahasiswa yang dipukul mundur, gas air mata yang ditembakkan tanpa henti, dan masyarakat yang melindungi para mahasiswa menjadi bukti nyata yang mengguncang hati banyak orang. Dukungan untuk Haki dan teman-temannya melonjak drastis, dan gerakan mahasiswa mulai menjadi gerakan nasional yang memperjuangkan keadilan dan hak-hak rakyat.

Gelombang Dukungan Nasional

Di seluruh penjuru negeri, ribuan orang turun ke jalan untuk menyuarakan dukungan mereka bagi gerakan mahasiswa. Di setiap kota, masyarakat berkumpul di alun-alun, membawa spanduk dan poster yang menuntut pemerintah untuk menghentikan kekerasan dan mengadili mereka yang bertanggung jawab. Di media sosial, tagar seperti #BersamaMahasiswa dan #RakyatMelawan menjadi trending, menunjukkan bahwa perlawanan Haki dan teman-temannya telah menginspirasi jutaan orang untuk berdiri melawan ketidakadilan.

Haki, yang selama ini memimpin gerakan dengan penuh keyakinan, merasa terharu melihat dukungan yang begitu besar. Dalam hatinya, dia tahu bahwa perjuangan mereka akhirnya mulai diakui. Namun, dia juga menyadari bahwa semakin besar dukungan yang mereka terima, semakin besar pula ancaman dari pihak pemerintah dan Bayu.

“Kita nggak bisa berhenti sekarang,” kata Haki kepada teman-temannya dalam sebuah pertemuan rahasia. “Mereka mungkin akan menyerang kita lagi, tapi kita nggak boleh mundur.”

Yudi mengangguk setuju, dengan tatapan penuh semangat. “Gue udah siap buat apa pun yang mereka coba lakukan. Mereka nggak akan bisa ngalahin kita selama kita tetap bersatu.”

Bayu Merencanakan Serangan Terakhir

Di balik layar, Bayu semakin terpojok. Serangan brutal yang dilancarkannya ternyata malah memperkuat dukungan untuk Haki, dan rencananya untuk memecah belah gerakan mahasiswa telah gagal. Dengan penuh kemarahan, dia merencanakan serangan terakhir yang lebih terorganisir dan licik—serangan yang dirancang untuk menghancurkan bukan hanya gerakan mahasiswa, tetapi juga citra Haki di mata publik.

Bayu menyusun rencana untuk melakukan provokasi di tengah aksi damai yang akan dilancarkan oleh mahasiswa di ibu kota. Dia memerintahkan agar beberapa agen menyamar sebagai mahasiswa, membawa bahan peledak dan senjata untuk menciptakan kerusuhan besar. Rencana Bayu adalah membuatnya terlihat seolah-olah Haki dan kelompoknya adalah pemicu kekacauan, dan bahwa gerakan mereka hanyalah kedok untuk menciptakan ketidakstabilan nasional.

“Aksi ini harus kelihatan seperti kekacauan yang disengaja,” kata Bayu kepada agen-agennya. “Setelah itu, kita akan punya alasan kuat untuk menghancurkan mereka secara resmi.”

Para agen segera bergerak, bersiap menyusup ke dalam aksi damai yang direncanakan oleh mahasiswa di pusat kota. Bayu yakin bahwa dengan tindakan ini, ia akan dapat menghancurkan dukungan yang mengalir untuk Haki dan merusak reputasi gerakan mahasiswa secara menyeluruh.

Aksi Damai yang Terancam

Di sisi lain, Haki dan teman-temannya sedang mempersiapkan aksi damai besar-besaran di ibu kota. Mereka berencana untuk menyampaikan tuntutan mereka secara langsung, mengundang media independen dan masyarakat umum untuk menyaksikan aksi damai yang akan mereka lakukan. Bagi mereka, aksi ini bukan sekadar protes; ini adalah momen untuk menunjukkan kepada seluruh negeri bahwa perjuangan mereka adalah perjuangan damai untuk keadilan.

“Pastikan semua orang tahu kalau ini aksi damai,” kata Haki kepada para koordinator lapangan. “Kita nggak akan membiarkan mereka memancing kita untuk melakukan kekerasan.”

Luvi, yang memimpin tim komunikasi, memastikan bahwa semua mahasiswa mendapatkan pesan yang jelas. “Kita akan berjalan dengan damai. Setiap orang akan tahu bahwa kita di sini bukan untuk membuat kekacauan, tapi untuk meminta keadilan.”

Namun, tanpa sepengetahuan Haki dan teman-temannya, para agen Bayu telah menyusup ke dalam kerumunan mahasiswa. Mereka membawa bahan peledak dan benda-benda tajam yang disembunyikan, siap untuk menciptakan kekacauan yang direncanakan.

Kekacauan yang Tak Terduga

Ketika aksi damai dimulai, ribuan mahasiswa berbaris dengan tenang, membawa spanduk dan bendera, berjalan bersama dengan disiplin. Suasana penuh semangat tetapi tetap damai, dan masyarakat yang menonton aksi tersebut di jalanan ikut memberikan dukungan. Namun, tepat ketika mereka mencapai pusat kota, para agen Bayu mulai bergerak, menciptakan kerusuhan di tengah-tengah kerumunan.

Ledakan kecil terdengar di tengah kerumunan, dan suasana yang tadinya damai berubah menjadi kepanikan. Para agen yang menyamar segera melemparkan benda-benda keras ke arah aparat, membuat situasi semakin kacau. Aparat yang berada di barisan depan segera bereaksi dengan kekerasan, menembakkan gas air mata dan merangsek masuk ke kerumunan tanpa peringatan.

“Apa yang terjadi?” teriak Yudi, yang kebingungan melihat kerusuhan yang tiba-tiba pecah.

Haki, yang berada di garis depan, melihat asap membubung di tengah kerumunan. Dia sadar bahwa ini bukan bagian dari rencana mereka. “Ini provokasi! Mereka mencoba membuat kita terlihat seperti perusuh!”

Dengan cepat, Haki mencoba menenangkan kerumunan, tetapi suasana sudah terlanjur kacau. Aparat tidak peduli siapa yang bersalah, mereka mulai menangkap mahasiswa secara acak dan menyeret mereka keluar dari kerumunan.

Haki Berdiri Teguh di Tengah Kekacauan

Melihat teman-temannya yang mulai ditangkap satu per satu, Haki merasa marah tetapi tetap berusaha menjaga ketenangan. Dia berdiri di tengah-tengah kerumunan, mengangkat tangannya untuk menunjukkan bahwa mereka tidak bersalah.

“Kita nggak ada hubungannya dengan kekacauan ini!” teriak Haki dengan suara lantang. “Ini adalah aksi damai! Jangan biarkan mereka memancing kita!”

Namun, teriakan Haki tenggelam di tengah hiruk-pikuk suara ledakan dan tembakan gas air mata. Para aparat terus maju, memukul mundur setiap mahasiswa yang mencoba bertahan. Di tengah kabut asap dan teriakan, Haki melihat beberapa mahasiswa terjatuh, terluka, dan ketakutan.

Meskipun situasinya semakin berbahaya, Haki tetap tidak mundur. Dia mengangkat kepalanya, menatap aparat dengan penuh keberanian, menunjukkan kepada dunia bahwa dia tidak akan gentar meskipun diancam oleh kekuatan besar.

Reaksi Masyarakat

Di media sosial, video-video dari kerusuhan yang terjadi mulai tersebar. Namun, kali ini masyarakat tidak langsung mempercayai narasi pemerintah yang menyebut bahwa gerakan mahasiswa adalah biang kerok dari kerusuhan. Video-video yang diambil oleh para jurnalis independen menunjukkan bahwa kekacauan ini dimulai secara tiba-tiba, dan bahwa ada orang-orang misterius yang terlibat dalam aksi provokasi.

“Ada yang nggak beres di sini,” tulis seorang pengguna media sosial. “Mereka bilang mahasiswa yang bikin kerusuhan, tapi kok kelihatannya ada orang lain yang mulai duluan?”

Banyak masyarakat yang mulai menyadari bahwa ini adalah taktik pemerintah untuk mendiskreditkan gerakan mahasiswa. Dukungan untuk Haki dan teman-temannya semakin kuat, dan banyak yang mulai meragukan integritas pemerintah. Semangat perjuangan untuk keadilan kini tidak hanya dimiliki oleh mahasiswa, tetapi juga masyarakat yang merasa tergerak oleh keberanian mereka.

Bayu Menghadapi Kekalahan

Bayu, yang mengamati dari jauh, merasa bahwa rencananya yang terakhir mulai gagal. Meskipun ia telah merencanakan kekacauan ini dengan cermat, ia tidak menduga bahwa masyarakat akan lebih cerdas dalam melihat kebenaran. Di tengah kemarahannya, Bayu menyadari bahwa setiap langkahnya untuk menindas pergerakan ini hanya membuatnya semakin terlihat sebagai sosok penindas yang zalim.

Dengan frustrasi, Bayu akhirnya menyadari bahwa perlawanan ini tidak bisa lagi dihentikan. Masyarakat telah bersatu bersama mahasiswa, dan Haki kini menjadi simbol dari generasi yang berani menuntut perubahan.

1
Delita bae
hadir 😁😇
Delita bae
hadir semangat terus ya😁💪💪💪🙏
Delita bae
salam kenal👋jika berkenan mampir juga😇🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!