Ibu Tiri Ku Mantan Agen

"Apa kau tahu, aku kira kau benar-benar teman nya Aisyah, wanita yang sangat aku benci itu."

"Wanita yang kau benci? Bagaimana mungkin? Bukan kah kau bekerja dengan nya?"

"Benar. Aku bekerja di sini. Di rumah nya, untuk mengirimkan ia dan Suami nya ke neraka."

"Maaf, itu bukan urusan ku sebenarnya. Aku hanya ingin tahu, di mana dia sekarang. Karena aku tidak mau, dia kembali dan mengambil suami ku."

"Tenang lah wanita gendut, Aisyah sudah tiada. Apa kau tahu, dia juga bukan wanita yang baik. Dia wanita berdarah dingin. Mereka itu, telah membunuh anak ku."

"Aku masih belum mengerti. Apa kau bisa menceritakan sedikit tentang mereka? Ya, untuk jaga-jaga saja."

"Hmm,,"

*****

Wanita paruh baya itu pun mulai bercerita. Awal mula ia membenci Aisyah. Saat itu, Aisyah yang masih merupakan seorang agen, telah membunuh target mereka.

Bukan itu saja, karena salah satu agen, akan membela target, agen itu pun tidak luput dari senjata milik Aisyah. Akibat nya terjadi lah pertarungan sesama agen. Dan berakibat fatal bagi Aisyah sendiri.

Aisyah di kucilkan di organisasi nya. Ia di benci dan sering di bully. Ia juga tidak mendapatkan pekerjaan nya sejak kejadian itu.

Hingga suatu hari, ia bertemu dengan Amran. Agen yang menyamar menjadi Agen khusus. Amran merupakan agen dari organisasi lain yang ditugaskan untuk menangkap Aisyah.

Ternyata, mereka sama-sama jatuh cinta diam-diam dan akhir nya menikah.

Wanita yang anak nya di bu-nuh oleh Aisyah, berupaya mendekati Aisyah untuk menjadi orang kepercayaannya.

Salah satu teman Aisyah, berupaya menjadi kompor dan mengarang cerita pada wanita itu. Sehingga, wanita itu pun menjadi sangat membenci Aisyah, akibat cerita sepihak itu.

"Terima kasih, karena sudah mengatakan pada ku, siapa pembunuh anak ku."

"Tidak perlu berterima kasih padaku. Aku juga sudah sangat muak melihat nya." Ucap salah satu teman dekat nya Aisyah saat itu.

Dan akhirnya, wanita itu pun menjadi asisten rumah tangga di rumah Aisyah dan Amran. Setiap hari ia berada di sana dan mengambil hati mereka berdua.

Hingga suatu hari, ia pun bekerja sama dengan teman nya Aisyah untuk membongkar kelakuan mereka berdua pada atasan yang ada di organisasi mereka.

Amran dan Aisyah di bawa pergi ke suatu tempat. Asisten itu sempat melihat wajah Aisyah yang menangis. Namun, ia malah tertawa bahagia.

"Kau tahu wanita gendut, aku sangat menikmati tangis wanita itu. Saat ia di bawa ke suatu ruangan."

"Ruangan apa yang kamu maksud?"

"Entah lah. Aku juga tidak tahu. Hanya saja, ia tidak di hukum terlebih dahulu karena sedang hamil. Namun, saat kehamilan nya berumur lima bulan, bayi itu di keluarkan paksa dan di rawat oleh organisasi mereka. Anak nya perempuan. Dia cantik. Aku senang, dia kehilangan anak nya, seperti aku."

Ada yang berdenyut nyeri di sudut hati Aisyah saat mendengar kata-kata wanita yang ada di hadapan nya saat ini.

"Lalu, apa yang terjadi dengan suami nya?"

"Aku tidak tahu. Aku tidak memiliki dendam dengan suami nya. Saat ini, semua harta mereka termasuk rumah ini, adalah milik ku. Tidak sia-sia juga usahaku selama ini."

"hmmm,, cerita yang menyeramkan untuk orang biasa seperti aku."

"Bukan kah kita memiliki musuh yang sama? Jadi, kita teman sekarang. Tapi, kau harus ingat. Kau jangan coba-coba mencari tahu tempat para agen itu. Mereka sangat mengerikan."

"Tidak. Aku tidak mau. Aku juga takut."

"Kau benar gendut, aku melihat sendiri bagaimana anak nya Aisyah di keluar kan tanpa bius. Wanita itu menjerit-jerit kesa-kitan."

Aisyah gendut pun hanya diam saja. Ia memang tahu seperti apa hukuman para agen itu sendiri.

"Bolehkah aku berkeliling?"

"Silahkan."

Aisyah gendut pun langsung keluar dari ruangan rahasia itu dan berkeliling. Di belakang rumah, memiliki kebun buah yang banyak.

"Wah, banyak juga ya, pepohonan di sini."

"Kau benar. Suami nya Aisyah yang menanam nya. Karena wanita itu, sangat menyukai pie."

Deg..

Jantung Aisyah gendut berdegup kencang saat wanita tua itu, mengatakan hal yang menjadi kesukaan nya juga.

"Apa lagi yang kau tahu tentang Aisyah. Mungkin saja, aku bisa membuat Suami ku melupakan nya nanti."

"Aku tak tahu banyak. Karena mereka sering pergi untuk misi. Aisyah sebenarnya wanita yang simple. Dia tidak pintar memasak. Maka dari itu, ia selalu makan dan jatuh cinta pada makanan buatan suami nya."

"Istri yang baik."

"Iya. Dia memang baik. Hampir setiap malam ia menemani suami nya di depan layar Laptop. Entah apa yang mereka lakukan dengan angka-angka yang membuat aku pusing."

"Maksud anda? Seperti Kode-kode ini?" Tunjuk Aisyah pada sesuatu yang ada di layar ponsel nya.

"Kau benar. Setiap malam, itu saja kerja mereka. Aku penasaran, tapi aku juga tidak mengerti dengan kode-Kode itu."

"Apa di sini, masih ada peninggalan mereka?"

"Masih. Aku menyimpan nya di suatu tempat. Ayo ikut aku."

Aisyah gendut pun mengikuti arah pergi nya wanita tua yang menjadi asisten itu. Ternyata barang-barang milik Aisyah di simpan di gudang.

"Sebanyak ini?"

"Benar. Barang-barang mereka sebanyak ini. Dan, ini Laptop mereka. Aku tidak mengerti sama sekali menggunakan nya."

"Bolehkah untuk ku? Aku akan menjual nya saja."

"Ambil lah. Kalau bisa, ambil semua barang-barang ini."

"Mengapa tidak anda buang saja?"

"Tidak mungkin. Nanti para tetangga akan curiga pada ku. Selama ini mereka mengira, Aisyah dan Amran masih hidup dan tinggal di luar kota."

Mengapa semua nya begitu ribet dan sulit. Aisyah gendut pun tidak ingin berlama-lama. Ia menghubungi salah satu teman nya, untuk membawa barang-barang yang mudah di angkut saja. Ia akan memeriksa semua nya nanti.

Akan tetapi, saat ia melangkah, ia tidak sengaja melihat gaun yang sangat ia kenali. Ia sering bermimpi memakai gaun itu. Bahkan, ada beberapa foto yang memperlihatkan diri nya yang sedang memakai gaun tersebut.

"Bagaimana mungkin, semua nya tampak sama. Apakah kau adalah aku, Aisyah? Tapi, jika iya, mengapa nama kita malah sama. Dan, mengapa semua ini terjadi pada kita?" Ucap Aisyah pada diri nya sendiri.

"Bagaimana? Sudah semua? Terima kasih ya, Aisyah gendut."

"Iya. Sama-sama. Lain kali, boleh kan aku main lagi ke sini, Bu."

"Silahkan. Rumah ini terbuka untuk mu."

Aisyah gendut pun berpamitan dengan wanita tua yang sudah lama menjadi asisten rumah tangga itu.

Ia sangat penasaran dengan Laptop yang ada di pangkuan nya. Ia berhenti sesaat dan ingin mencoba melihat ke dalam nya.

Namun, ia harus menunggu karena Laptop itu tidak memiliki daya. Akan tetapi, saat Laptop itu terkena salah satu jari nya, tiba-tiba saja Laptop itu menyala.

"Selamat datang Nyonya Aisyah! Tolong pindai retina anda."

Aisyah pun mencoba meletakkan retina mata nya di tempat yang di tunjukkan.

"Terima kasih. Selamat datang kembali, Nyonya Aisyah!"