"Naura kamu itu ngapain aja sih dari pagi, kenapa belum ada makanan, ibu sudah lapar nih" ucap seorang wanita bertubuh gemuk yang marah marah kepada menantu nya
"iya bu ini Naura baru mau masak, tadi Naura cuci baju dulu makanya belum sempat masak" ucap Naura berlari menghampiri mertua nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kyranachia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
dinda pun pulang di antar oleh anak buah sugar daddy nya gina
beberapa jam kemudian dinda sampai di rumah nya, dia berjalan masuk dengan sangat banyak pikiran
Marni yang melihat dinda seperti itu pun bingung"kamu kenapa din?pulang pulang kok cemberut"tanya Marni sambil menyiapkan makanan di atas meja makan
"aku tadi menemui bang arif bu"ucap dinda membuat Marni terkejut"apaa?kamu menemui arif?kenapa kamu tidak mengajak ibu... kamu punya uang dari mana din?"tanya Marni marah
"aku tadi tidak sengaja ketemu gina bu, lalu aku minta tolong ke gina ingin menemui bang arif di jakarta "ucap dinda sambil duduk di bangku dekat dapur
"gina teman kuliah mu ?kenapa kamu tidak ajak ibu kalau ingin menemui abang mu din?"tanya Marni kesal
"iya bu gina teman kuliah dinda, maaf Bu dinda tidak ajak ibu karena gina buru buru ingin balik ke Jakarta "bohong dinda pada Marni
dinda sengaja tidak ingin Marni ikut karena nanti nya pasti akan membuat masalah lagi
"lalu bagaimana abang mu sekarang? "tanya Marni penasaran dan ikut duduk di dekat dinda
"bang arif kasian sekali bu, tubuh nya penuh memar karena sering di siksa oleh tahanan lain nya, kata bang arif dia bisa bebas asalkan dia membayar semua uang yang di gelap kan nya "ucap dinda sambil memainkan jari jari tangan nya
"berapa yang harus di bayar?dan kemana si Bianca itu"tanya Marni
"uang yang harus di ganti bang arif hampir tujuh ratus miliyar bu, dan Bianca ingin menggugat cerai bang arif "ucap dinda sedih
Marni pun sangat terkejut "kenapa Bianca menggugat cerai arif, dan juga si Naura itu benar benar keterlaluan, kenapa sih dia minta ganti sebanyak itu "ucap Marni kesal
"sudah lah bu ini semua bukan salah kak Naura, justru di sini yang korban adalah kak Naura, lagian kan dari awal dinda sudah bilang ke ibu dan bang arif kalau kak Bianca itu hanya menginginkan uang bang arif saja tapi kalian tidak pernah percaya dengan ucapan dinda "ucap dinda
Marni pun terlihat kesal dengan dinda "kamu itu selalu saja membela Naura, kalau saja Naura bisa kasih ibu cucu sudah pasti ibu akan melarang abang mu cari wanita lain" ucap Marni sambil meninggalkan dinda dan melanjutkan menyiapkan makan malam
dinda pun masuk ke dalam kamar nya untuk bersiap mandi sebelum makan malam
......................
pagi hari pun tiba, Naura dan yang lainya berangkat untuk memantau proyek itu
Naura melihat lihat sekeliling tempat itu, dan kenzo mengikuti Naura tetapi sedikit berjarak agar tidak terlalu mencolok
tapi saat Naura sedang berjalan ke arah turunan di samping bangunan proyek itu Naura terpeleset karena jalanan itu licin
kenzo yang melihat itu pun panik dan segera berlari menangkap tubuh Naura yang hampir jatuh
"kamu tidak apa apa ?"tanya kenzo panik "pak kenzo eum...saya tidak apa apa"ucap Naura malu kenzo pun membantu Naura berdiri dari pegangan nya yang erat
"lain kali hati hati, dari malam hujan sudah pasti jalanan licin "ucap kenzo lagi lagi pergi begitu saja
Naura pun hanya kebingungan melihat hal itu *dia itu kenapa sih, tapi peduli tapi cuek!!*ucap Naura kesal dan melanjutkan melihat lihat
......................
dinda saat ini sudah bersiap kembali mencari pekerjaan, dinda berniat pergi bersama teman yang baru beberapa hari ini dia kenal yaitu ridwan
ridwan saat ini bekerja di sebuah cafe, dinda ingin bekerja untuk mengumpulkan uang, agar dia mempunyai ongkos untuk mencari pekerjaan di kota, karena menurut dinda kerja di kampung dan di kota gaji nya sedikit berbeda maka dari itu dinda ingin mengumpulkan uang untuk bekerja di kota
dinda berniat melamar di perusahaan Naura nanti nya, walaupun dia tidak yakin akan di Terima atau tidak
dinda dan ridwan mulai jalan bersama menuju cafe tempat ridwan bekerja
"dinda kamu langsung saja menemui pak alex, tadi aku sudah bilang kepada nya bahwa kamu ingin bekerja di sini "ucap ridwan sambil menunjukkan ruangan sang bos
"iya ridwan terimakasih banyak ya kamu sudah membantu ku "ucap dinda tersenyum
"iya sama sama, sudah sana temui pak alex"ucap ridwan membalas senyuman dinda
*kamu sangat mirip sekali dengan tetangga ku dulu di kota din... teman kecil ku Rani *ucap ridwan dalam hati nya sambil menuju ke dapur
dinda pun sedikit di interview oleh pak alex, dan sampai akhir nya dinda langsung boleh bekerja hari itu juga
*alhamdulillah aku dapat kerja juga, semoga saja aku bisa secepatnya bekerja di kantor kak Naura, dan semoga saja nanti kak Naura mau menerima ku bekerja di sana agar aku bisa membebaskan bang arif*ucap dinda sangat bahagia sekali
dinda pun memulai pekerjaan nya sebagai waiters walaupun dia sedikit merasa lelah tapi dia tetap semangat demi tujuan nya
......................
Naura dan yang lain nya hendak pulang ke villa, tapi tiba tiba melisa bertanya "loh kak Naura kenapa baju kakak bawah nya kotor"ucap melisa penasaran
"oh ini tidak apa apa mel tadi hanya keserimpet saja "ucap Naura
akhirnya mereka semua pulang menuju villa, dan Naura sesampainya di villa langsung menuju kamar nya untuk berganti baju
saat dia membuka rok nya dia melihat ternyata benar bagian bawah rok nya kotor sekali *kok bisa kotor ya padahal kan tadi aku di tolong oleh pak kenzo*ucap Naura dalam hati nya kebingungan
Naura pun memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian, setelah mandi Naura memainkan ponsel nya sebentar
*hah tadi adinda mengunjungi arif?*ucap Naura dalam hati nya saat mendapat laporan dari agung
Naura pun membalas pesan agung dan meletakan ponsel nya setelah membalas *oh iya bagaimana kabar dinda ya, hanya dia dari dulu yang lumayan baik anak nya walaupun sedikit manja dan menyebalkan *ucap Naura sambil memikirkan adinda
......................
tak terasa waktu pun sudah sore, dan dinda jalan menuju rumah nya bersama ridwan"terimakasih ya ridwan kamu sangat baik sekali sama aku "ucap dinda saat masih di perjalanan
"ih kamu ini kaya sama siapa aja, sudah lah aku itu tulus membantu mu karena kamu mirip... "ucap ridwan tak melanjutkan perkataan nya
"mirip siapa?"sahut dinda penasaran "tidak kamu mirip seseorang di masa lalu ku din... teman kecil ku dulu"ucap ridwan dinda pun hanya menganggukan kepala nya tak ingin tau lebih dalam
walau sebenarnya hati nya sangat penasaran, tapi dia merasa tak enak kalau terlalu mencampuri urusan ridwan