NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Mas Duda

Terpaksa Menikah Dengan Mas Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nadya Ayu

Arumi harus menelan kekecewaan setelah mendapati kabar yang disampaikan oleh Narendra, sepupu jauh calon suaminya, bahwa Vino tidak dapat melangsungkan pernikahan dengannya tanpa alasan yang jelas.
Dimas, sang ayah yang tidak ingin menanggung malu atas batalnya pernikahan putrinya, meminta Narendra, selaku keluarga dari pihak Vino untuk bertanggung jawab dengan menikahi Arumi setelah memastikan pria itu tidak sedang menjalin hubungan dengan siapapun.

Arumi dan Narendra tentu menolak, tetapi Dimas tetap pada pendiriannya untuk menikahkan keduanya hingga pernikahan yang tidak diinginkan pun terjadi.
Akankah kisah rumah tangga tanpa cinta antara Arumi dan Narendra berakhir bahagia atau justru sebaliknya?
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi pada calon suami Arumi hingga membatalkan pernikahan secara sepihak?
Penasaran kisah selanjutnya?
yuk, ikuti terus ceritanya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 19

Arumi memandang halaman luas mertuanya yang dipenuhi oleh deretan bunga berwarna warni sembari menunggu kepulangan suaminya. Hari sudah semakin malam, tetapi Narendra tidak kunjung pulang padahal Arumi sendiri sudah pulang sedari pukul empat sore tadi. Dewi menepuk pundak menantunya yang terlihat termenung sendirian di kursi teras.

“Belum ada kabar?” tanya Dewi seraya duduk di samping Arumi.

Arumi menggeleng. “Belum, Ma. Pesanku belum dibalas. Mungkin ponselnya kehabisan daya.”

Sebelum ke luar rumah, Arumi sempat mengirimkan pesan kepada suaminya untuk menanyakan tentang keberadaannya. Namun, hingga satu jam lamanya, pesan yang ia kirim belum juga mendapatkan balasan.

“Mungkin pekerjaannya di kantor masih menumpuk … suamimu memang suka begitu, dia tidak ingin menunda pekerjaannya atau nanti akan semakin banyak dan dia akan kerepotan. Harap dimaklumi, ya, Sayang. Sekarang kamu istirahatlah, Mama tahu kamu juga lelah, ayo, masuk!”

“Lima menit lagi, ya, Ma,” pinta Arumi, tetapi Dewi menggeleng.

“Masuklah sekarang, jaga kesehatanmu. Kalau kamu ingin menunggu, tunggulah di kamar.”

Arumi pun mengangguk kemudian mengikuti mertuanya ke dalam rumah.

Tiba di kamar, Arumi segera berjalan cepat menuju ke arah sofa yang dekat dengan jendela sambil melongok ke bawah. Ia berharap Narendra akan segera pulang.

“Tumben jam segini belum pulang. Apa iya banyak kerjaan?” gumamnya pelan sambil menghempaskan punggungnya pada sandaran sofa.

Sebenarnya Arumi sedikit canggung kepada Narendra setelah kejadian tadi siang. Ia tidak menyangka jika pria yang sudah resmi menjadi suaminya dan pernah ia teriaki, juga ia tendang dua kali adalah bosnya di kantor. Arumi sungguh masih belum bisa menerima keadaan yang begitu tiba-tiba seperti ini.

Pengkhianatan Vino, pernikahan yang gagal dan berujung menikah dengan pria asing serta kisahnya yang mirip cinderella karena menikahi seorang pangeran tampan dan kaya, sungguh membuat Arumi tidak bisa berpikir secara logis.

Arumi yang dulu sempat terpikir untuk memulai kisah percintaan romantis bersama Narendra dalam biduk rumah tangga yang hangat, kini ia pun menjadi ragu, akankah Narendra bisa benar-benar menerima wanita miskin dan kotor seperti dirinya.

Kembali Arumi tercenung lama di dalam kamarnya, bahkan mengabaikan Narendra yang ternyata sudah pulang dan kini tengah berdiri di hadapannya.

Haruskah aku berjuang atau aku menyerah dengan pernikahan ini, batin Arumi.

***

Narendra menatap arloji yang melekat di pergelangan tangan kirinya. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan ia masih berada di kantor. Ia ingin pulang, tetapi setelah teringat akan Arumi yang tadi siang bercanda tawa dengan seorang pria membuat ia menjadi kesal dan ingin menghindarinya.

Jam segini Arumi pasti sudah tidur. Lebih baik aku pulang sekarang, batin Narendra kemudian beranjak keluar dari ruangannya.

Sesampainya di rumah, Narendra mendapati sang Mama yang masih duduk di ruang keluarga. Pria itu mendekat, mencium punggung tangan sang mama kemudian duduk di sebelahnya.

“Mama kenapa belum tidur?” Pria itu meletakkan tas kerjanya, melepas jas serta dasi yang terasa mencekik lehernya.

Dewi menggeleng sembari tersenyum ke arah sang putra. “Bagaimana Mama bisa tidur sementara kamu nggak pulang-pulang bahkan nggak bisa dihubungi. Kamu dari mana saja, Ren? Kasihan Arumi dari selesai makan malam sampai pukul setengah sepuluh dia nungguin kamu di teras,” ungkap Dewi kepada putra pertamanya.

“Yang benar, Ma? Maaf, tadi kerjaan Naren baru selesai, makanya baru bisa pulang. Sekarang di mana Arumi, Ma?”

Narendra sedikit terkejut ketika mamanya memberi kabar bahwa Arumi menunggunya di teras. Hal itu mengingatkan ia pada kejadian di mana Arumi juga duduk di teras sampai ketiduran hanya untuk menunggunya pulang ke rumah.

Setelah sedikit berbincang dengan sang Mama, juga menceritakan tentang keterkejutan Arumi karena sudah mengetahui akan pekerjaannya, Narendra pun berpamitan untuk ke kamar. Tidak lupa pria itu juga meminta sang mama untuk segera beristirahat.

“Mama istirahatlah, Naren ke kamar dulu,”

“Ya, sudah, sana temui istrimu. Sepertinya dia juga banyak pikiran karena sedari tadi dia banyak diam dari biasanya.”

***

Tibalah Narendra di dalam kamarnya yang temaram karena Arumi memang tidak berniat menyalakan lampu utama. Pria itu tercenung ketika melihat wanita yang sudah menjadi istrinya saat ini tengah melamun menatap jendela yang masih terbuka.

Pria itu lantas mendekat, berdiri di hadapan Arumi yang masih belum kembali dari lamunannya.

“Jangan banyak melamun,” tegur Narendra kemudian duduk di sebelah Arumi.

Wanita itu mengerjapkan matanya cepat, ia sedikit tersentak kaget ketika orang yang ditunggu ternyata sudah pulang bahkan kini berada di dekatnya.

“Kamu, kapan sampai? Kok, aku nggak tahu?”

“Gimana bisa tahu, orang kamunya aja melamun bahkan sampai aku masuk kamar pun kamu nggak sadar. Aku barusan sampai, tadi juga ketemu sama mama di bawah,”

“Kamu sudah makan?” tanya Arumi dibalas gelengan kepala.

Tadi siang saja, makanan yang dibelikan oleh Satria bahkan tidak ia habiskan karena tidak nafsu, ia lebih memilih mengganjal perutnya yang lapar dengan kopi yang dibawakan oleh Arumi.

“Belum … pekerjaanku banyak, jadi aku lupa, “ bohongnya membuat Arumi melotot.

“Ya, sudah, kamu bersih-bersih, sana. Aku bawakan makan malam dulu.” Arumi segera beranjak dari duduknya, keluar kamar untuk membawakan makan malam untuk suaminya.

Narendra tersenyum simpul melihat Arumi yang terlihat berbeda malam ini. Arumi yang biasanya bicara tanpa filter kini menjadi lembut bahkan sesekali menunduk ketika berbicara dengannya. Narendra yakin, jika perubahan Arumi malam ini karena masih ada sangkut pautnya dengan kejadian tadi siang.

Tidak ingin membuang waktu, Narendra segera membersihkan diri dan berganti pakaian tidur. Ketika pria itu keluar dari ruang ganti, Arumi sudah duduk di sofa dengan tangan yang memegang sepiring nasi beserta lauknya.

“Tadi masih ada banyak makanan dan aku menghangatkannya. Apa tidak masalah?”

Pertanyaan bodoh itu terucap begitu saja dari bibir Arumi. Setelah mengatakan hal itu, Arumi segera menepuk bibirnya pelan karena ia terlihat seperti bukan dirinya saat ini.

“Kamu itu kenapa? Biasanya juga aku makan makanan yang sama, bukan? Terima kasih, istriku.” Narendra beringsut mendekat ke arah Arumi kemudian mengambil alih piring itu.

***

hai 👋

Jumpa lagi sama Nad di sini ...

Jangan lupa like, komen, vote, dan subscribe, dan 5 bintang ya🥰🥰

Selamat membaca dan selamat ngabuburit😘

1
Tiwi
bgs
Mimi Sanah
hahahaha apakah sosis hidup yg Arum pegang 😁😁😁😁
Vira Zulfiyanti
gregetan dgn karakter Arumi
Vira Zulfiyanti
Emang Arumi goblok sih, lebih suka di hujat di ganggu di bully daripada dipublikasikan pernikahannya
Hayati Nufus
cerita aneh bagus sih tapi masa suaminya bos istrinya tetep ga dipaksa suruh berhenti jadi OB dikantornya
Binti
bikin tim basket ya rend 😂
Nur Cahyani
Luar biasa
Endang Werdiningsih
kayak'a arum blom diapa"in sama vino,,spt'a pernah baca novel ini rp lupa" inget,,,
karena terlalu bnyk novel yg sdh dibaca di NT...
Aseyrah Butik
Luar biasa
Endang Werdiningsih
apa salah'a duda cerai,apalagi cerai karena diselingkuhi drpd bujang tp ga tanggung jwb main kabur...
Sumarni Tina
Luar biasa
bhunshin
widih dapet duda yg pastinya lebih berpengalaman wkwkw wkwkwk 😅
Shanty Yuniawati
Luar biasa
Ah Serin
knapa arumi berterus terang saja para Naren.
Fitri Dheanova Al-Ghauzan
Luar biasa
Markonah
Knp arumi msh kerja jd OG???
Bener2 membagongkan...
Markonah
Mantannya narend klaim klo itu anaknya narend, kok tulul banget yah, tinggal tes DNA Kan beres..
Kyk sinetron indosiar ja...
Dita Suriani
gerampun aku bacanya jadi males
Dita Suriani
banyak rahasia
Nur fadillah
bahagianya...🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!