Rena Agnesia merasa sial saat tertimpa musibah, namun takdir itu mengantarkannya bertemu Jojo Ariando, pangeran tampan yang membuat hatinya meleleh.
Rena menjalin cinta jarak jauh dengan Jojo, seorang pria tampan nan dingin yang dikelilingi banyak wanita karena talentanya dalam pengobatan herbal.
Akankah mereka bersatu setelah konflik yang terus menghalangi cinta mereka? Mampukah Jojo memantapkan pilihan hati ke sosok Rena Agnesia di saat seorang rival berat hadir membayangi?
Saksikan romansa mereka hingga puncak manis yang didamba setiap insan di dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Pengakuan
"Ini", Rena yang tadinya ingin memeluk Jojo dan meluapkan segala rasa, kini mencium aroma mawar segar dan lili yang berpadu indah di hadapannya.
"Aku boleh masuk atau kita bicara di teras saja?", ujar Jojo, tanpa basa basi menyampaikan keinginannya.
"Nih oleh-oleh", tambah Jojo, menyodorkan sekantong plastik buah dan keripik kentang kesukaan Rena. Sontak mata Rena melebar saat melihat keripik kentang, seakan melupakan rasa campur aduk yang tadi menumpuk.
"Terimakasih dear", Rena merangkul erat buket bunga dan berbalik membawa oleh-oleh ke dalam rumah. Ia bahkan lupa mempersilahkan lelaki itu duduk.
"Eh, dear, maaf, lupa. Duduk dulu gih", ujar Rena yang baru sadar dan berbalik sembari meringis, menunjukkan gigi putihnya.
Nampak Jojo tersenyum begitu menawan melihat tingkah lucu Rena yang seketika lupa diri tatkala melihat keripik kentang. Pria itu bahkan nampak tersiksa menahan tawa sembari memegang perutnya dan berjalan ke kursi ruang tamu.
Wajah Rena memerah dan cemberut karena malu, hanya bisa menggembungkan pipi putih mulusnya. Gadis itu segera berlari ke dapur, menyiapkan minuman dan menghubungi Rafael, kakaknya, sesuai pesan bu Sri tadi pagi.
Tak lama, Rena datang membawa baki dengan teh melati hangat yang semerbak mewangi.
"Silahkan diminum dear", Rena mempersilahkan sembari menuangkan teh hangat.
Baru saja Jojo menyesap minumannya, Rafael pun tiba. Ia menjabat tangan Jojo dan berbasa basi sebentar.
"Nah, aku ke kamar dulu ya, silahkan berbincang", ujar Rafael beranjak ke kamarnya. Jojo hanya tersenyum dan mengangguk menanggapi.
"Kamu dan mas Rafa ngga kerja?", heran Jojo membuka pembicaraan.
"Gara-gara kamu nih", sahut Rena berakting marah sembari memalingkan muka dan melipat tangan di dada.
"Eh, kok bisa?", Jojo pun heran, tak tahu apa hubungannya.
"Lihat nih, aku jadi mirip panda! Mas Rafa juga pulang sebentar agar kita tidak berduaan saja di rumah", jelas Rena.
"Ah, kebiasaan. Yang menangis siapa, yang disalahkan siapa", elak Jojo. Ia sendiri memang tak bisa tidur lelap dan lama semalam.
"Iih! Dasar egois!", umpat Rena.
Jojo tidak menanggapi ucapan Rena, memilih menyeruput teh harum melati di cangkirnya.
"Aku, itu", ucap Rena nampak bimbang sembari memainkan jemarinya dan menundukkan wajah.
Jojo tidak menyahut, membiarkan Rena menyelesaikan ucapannya.
"Kamu, kapan sampai Liman? Kenapa tak mengabariku terlebih dahulu?", tanya Rena, mencari topik pembicaraan. Ia masih kikuk dengan pertanyaan Jojo semalam.
"Itu tidak penting. Apa kamu sudah cukup tidur? Kesehatanmu harus dijaga", ucap Jojo seketika membuat Rena mengerucutkan bibirnya.
"Kok ngga penting? Aku perhatian tahu!", protes Rena, merasa rasa perhatiannya dianggap tidak penting.
Nampak Jojo tersenyum, merasa tingkah Rena begitu lucu bahkan saat marah.
"Apanya yang lucu? Jangan senyum-senyum!", Rena tak bisa mempertahankan akting marahnya saat Jojo tersenyum begitu manis.
"Ya ya, maaf. Kemarin siang aku sampai ke kota ini. Tapi", Jojo menghentikan ucapannya. Mata pria itu melihat langsung ke mata Rena. Gadis itu tahu apa yang akan dibicarakan.
"Itu, aku minta maaf dear. Aku memang semobil berdua, tapi aku tidak melakukan apa-apa. Sumpah! Pengangan tangan pun tidak. Dia cuma atasanku, si bos pemilik salon", jelas Rena agar Jojo percaya.
"Aku percaya kepadamu Ay. Hanya saja, aku belum mendapat jawaban atas pertanyaan terakhirku semalam", ungkap Jojo.
Seketika, mereka berdua pun diam. Rena kebingungan menemukan jawaban. Begitupun Jojo, ia juga tak tahu, apa yang sebenarnya ia cari dari diri Rena.