Berceritakan tentang karakter utama kita, yang dipindahkan ke dunia lain. Dia sangat senang sekali mengetahui bahwa, dia telah dipindahkan ke dunia lain, seperti di Komik, Manga, dan Novel yang dulu pernah dia baca. Mereka akan mendapatkan jari emas atau sistem, untuk membantunya menjadi kuat dan tak terkalahkan. Tapi... "APA-APAAN INI!!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Alam Hampa
Zane sudah melakukan semua hal yang dia ketahui, dengan pengulangan lagi dan lagi.
Dia sudah mengitari, menginvestigasi, mencari sebuah jalan, yang mana utara, selatan, barat, dan timur.
Zane mengetahui sebuah fakta, sebuah kenyataan yang harus dia terima, tempat yang Zane tinggali ini, hanya ada kekosongan dan kegelapan.
Walaupun dia terus berjalan kedepan, tidak ada apa-apa di depan sana, kosong dan gelap semuanya sama tidak berubah.
Dia seperti jalan di tempat, tapi para monster itu terus bermunculan, dan pada titik dimana Zane mendapat sebuah kesimpulan, dan menyebut tempat ini sebagai, ALAM HAMPA.
Dari yang awalnya tidak bisa melihat karena gelapnya tempat itu, sekarang Zane sudah bisa melihat dalam gelap, matanya beradaptasi dengan kegelapan.
Sudah ribuan tahun Zane ada Alam Hampa, dia sudah lupa dengan rupa dari wajahnya, lupa siapa dia sebenarnya, "Siapa aku? Orang seperti apa aku sebelumnya? Dan kenapa harus aku?" Zane terus menanyakan itu terus menerus, semakin lama dia di sini, semakin gila dia, kewarasannya sudah tidak ada lagi.
Stres, depresi, frustasi, begitulah yang Zane alami setiap saat, menghancurkan dan menyiksa para monster di sini, adalah pelariannya untuk menghilangkan rasa-rasa itu.
Zane sudah tidak tau lagi apa yang harus dia lakukan, semuanya sudah dia lakukan, semuanya.
Zane selalu ingin menyerah, putus asa. Tapi, dengan begitu tidak akan merubah apapun.
"A-aku ingin menyerah... Ya! YA! Menyerah... Tidak! menyerah tidak merubah apapun... Ta-tapi...." Dia bahkan bertarung dengan pikirannya sendiri, walaupun dia semakin kuat.
Tapi buat apa? "A-a..a-aku gelisah, sampai kapan aku akan melakukan ini."
"SAMPAAAIII KAPAANNNN!!" Zane berdiri dan berteriak dengan keras, mengeluarkan rasa frustasinya.
"Terjebak di alam hampa... Semua ini karena si jalang dewi cahaya itu, aku tidak tau dimana letak kesalahanku." kedua tangannya mengepal dan sedikit bergoyang-goyang, dengan kesal Zane mengutuk sang dewi cahaya.
Karena semua yang di alami Zane adalah karenanya, karena statistik Zane begitu sangat amat rendah, bahkan dia akan kalah bertarung dengan anjing jalanan biasa.
Untuk saat itu, tapi sekarang. Zane sudah sangat amat kuat, dan dia tidak menyadari akan hal itu, yang dia pikirkan hanya, keluar dari neraka ini.
Dengan penuh kebencian di hatinya, rasa ingin membalas sepuluh kali lipat, tidak! Mungkin jutaaan kalinya.
"Di alam hampa ini, aku tidak bisa mati, dan di sini banyak sekali mana, qi, dan kekuatan atribut lain." dengan duduk santai dan sambil membakar daging monster di tangannya.
"Kekuatan yang ada di sini, sudahku serap dan menjadi kekuatanku." setiap terjadi pengulangan saat dia mati, maka Zane akan menyerap semua kekuatan, atribut, dan mana di sekitarnya.
Dirinya bagaikan lubang kosong yang tiada akhirnya, semua kekuatan itu masuk ke dalam tubuhnya dan menyebarkannya secara merata.
Seperti darah yang mengalir ke seluruh bagian tubuh.
Suatu ketika Zane terkejut, "sudah 30 menit kah, haaa...." ucap Zane, dia berdiri dan memegang, pedang yang dia buat dengan tulang monster.
Dengan posisi kuda-kuda khas yang dia buat, dia membungkuk dan bersiap untuk menebas.
"SRIING!"
Kilatan cahaya yang di buat oleh tebasan pedangnya, Zane menamai itu dengan, teknik tebasan horizontal.
"HAH!" Keterkejutan itu, mengacu pada tebasannya, yang bisanya bisa meratakan semua monster-monster itu dengan sekali jalan saja.
Tapi sekarang, itu hanya menggoresnya saja, "Apa yang terjadi!" Zane melakukan tebasan keduanya lagi, dan sama saja hanya goresan saja.
"S-siaal!" dengan teknik pedang tidak bisa, dia menggunakan berbagai teknik yang sudah ia latih selama ini.
Tapi tetap saja tidak ada damag sama sekali, dan sekali lagi, Zane mati dengan di bakar beramai-ramai oleh para monster.
Zane tidak menyadari, bukan cuma dia saja yang menjadi kuat selama dia ada alam hampa ini, tapi juga. Para monster itu menjadi semakin kuat, dua kali lipat dari Zane.
Semakin Zane bertambah kuat, maka semakin kuat juga para monster yang akan di hadapinya.
Ini seolah-olah memaksa Zane untuk terus bertarung dan terus bertarung, menyiksanya dengan pengulangan yang tiada akhir.
Semenjak Zane bertambah kuat, monsternya pun bertambah sangat kuat, istirahat yang dia dapat pun sudah tidak ada lagi.
Dia lelah, tapi harus terus bertarung ribuan tahun berlalu, ratusan, jutaan, sampai milyaran tahun berlalu, Zane terus bertarung tanpa istirahat.
Dia juga sudah menjadi monster itu sendiri, monster yang lebih dari monster, tidak kenal takut, tidak takut lg apapun itu.
Matanya menunjukkan kegilaan, kegilaan dari kegilaan, meninju ke sana kemari dan menebas kemana-mana, mencabik-cabik monster dengan mengigitnya.
Dia bukan lagi dirinya yang dulu, amarah, kebencian, haus akan darah, semua itu menyelimuti dirinya.
"HAAAAAA!" terkadang Zane pasrah dan menerima kematiannya, dia sudah tidak lagi melawan para monster lagi, dia lebih memilih di bunuh dan mati berulang-ulang kali.
Zane lelah dengan semuanya, semua yang terjadi saat ini padanya, dia sangat amat lelah, benar-benar sangat lelah.
Dia mulai menangis, bukan air mata yang keluar, darah yang keluar dari matanya, dia mencakar dirinya sendiri.
Saking depresi dan stres, dia bunuh diri dengan meledakkan kepalanya sendiri.
"HAAA! PERSETAN DENGAN SEMUANYA!" teriakan putus asa Zane, memenuhi alam hampa.
Zane selalu mengutuk dewi yang sudah mengirimnya ke tempat ini, membayangkan balas dendam padanya.
jika bisa keluar suatu hari nanti, dia sudah merancang pembalasan yang sangat amat kejam, walapun para dewa dewi itu abadi.
Tapi mereka masih bisa merasakan sakit, Zane akan memberikan rasa sakit yang amat sangat sakit.
Dan semua itu hanya ada di kepala Zane saja, khayalan dan halusinasinya, karena sudah sangat amat lelah dengan semuanya.
"Jika ada cahaya sekecil apapun cahaya itu menyala, aku akan mengambilnya." Zane berbicara dengan posisi berbaring, kedua tangan dan kakinya terlentang, dengan perasaan yang terombang-ambing dan tidak jelas.
Harapan apapun untuk bisa keluar dari alam hampa, Zane akan berusaha semaksimal mungkin, akan melakukan segala cara, supaya dia bisa terbebas dari alam hampa, begitulah maksudnya, itu pun jika ada jalan untuk keluar.
"Haaaa... Sudah berapa lama aku terjebak di sini, mungkin ribuan, ratusan, jutaan atau milyaran tahun?" desah Zane yang penuh keluh kesah, dengan keadaannya saat ini.
Di tengah keluh kesahnya itu, sebuah hologram seperti jendela status muncul di depannya.
[DING]
"Apa itu?" ucap Zane dengan terkejut, itu adalah jari emasnya (sistem), yang baru saja muncul selama milyaran tahun lamanya.
Sistem itu memperkenalkan dirinya dengan nama Tiny, Zane bertanya padanya, "apakah ada jalan keluar?"
Sistem itu menjawab ada, dan Zane melakukan apa yang di suruh oleh sistem, dengan menebas alam hampa ini, pada awalnya Zane tidak percaya.
Tapi dengan munculnya monster, Zane menghajar monster-monster itu semua, menebas secara membabi buta, sampai membuat sebuah retakan besar.
Apakah retakan dimensi itu adalah benar jalan keluar, atau mimpi buruk lainnya lagi.
Bersambung....