Amara Calista seorang gadis berbadan bongsor, yang mempunyai hobi main basket, jatuh cinta pada seniornya yang bernama Altaf Alfarizi. Altaf yang mempunyai banyak fans, awalnya hanya memandang sebelah mata pada Amara. Amara berusaha sungguh-sungguh untuk merubah penampilannya demi mendapatkan hati Altaf. Dan dengan kekuasaan sang papa Amara bisa mendapatkan Altaf melalui sebuah perjodohan. Namun sebuah musibah membuat Amara pupus harapan dan memilih berpisah dengan sang suami tercinta. Bagaimana kisah cinta Amara dan Altaf? Ikuti kisah lengkapnya dalam "Asmara Ke Dua".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsia Niqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Molor
Malam hari Ara sibuk dengan tugas kuliahnya, karena tugasnya banyak dan waktu sudah larut malam matanya juga sudah mengantuk, Ara menjerit karena kesal sendiri. Sudah dua hari mbok Siti izin tidak masuk karena anaknya sakit, dan harus menjaga cucunya. Ara harus mengerjakan tugas rumah sendiri yang cukup menyita waktunya. Masuk kamar untuk mulai mengerjakan tugas kuliah malah ada pesan baru, pesan dari dosennya yang mengirim tugas lagi dan harus dikumpulkan besok.
"ARHHHHHHHH!
"Rara...ada apa?" Tanya Altaf yang lari dari ruang kerjanya karena mendengar teriakan Ara. Ruang kerja Altaf dan kamarnya terhubung dengan satu pintu tembus.
"Tugas Ara kak! Hik....hik...hik.....!" Tangis Ara saking kesalnya.
"Masak iya seorang Amara Anggara nggak bisa ngerjain tugas!" Kata Altaf malah membuat Ara semakin kesal.
"Nggak usah bawa-bawa papa ya! Bukannya Ara nggak bisa, ini tugasnya terlalu banyak. Ara udah capek, ngantuk, tugas nggak kelar-kelar malah ditambah lagi!" Kata Ara semakin kesal.
"Sabar Rara, Allah bersama anak tehnik.
"Ya udah kita tidur dulu, bentar kakak tutup lap top kakak!" Kata Altaf sambil melangkah meninggalkan Ara. Yang ditinggal malah memanyunkan bibirnya.
"Yuk kita tidur dulu!" Kata Altaf lagi setelah masuk kamar.
"KAKAK....!" Jerit Ara karena kesal, bukannya membantu mengerjakan tugas suaminya malah mengambil laptopnya dan menariknya untuk tidur.
"Istirahat Rara, kita tidur aja." Jawab Altaf santai.
"Kakak enak banget ngomongnya, tugas Ara harus selesai malam ini, dan harus segera dikumpulin. Malah ngajak tidur!" Kesal Ara setengah membentak sang suami.
"Kan kalau capek istirahat dulu, ngantuk tidur dulu, jangan dipaksa, nanti hasilnya nggak bagus!" Jawab sang suami.
"Masalahnya kalau Ara tidur nanti nggak sempat ngerjainnya!"
"Rara.....tidur! Jangan bantah!" Kata Altaf tegas.
"Tapi kak!"
"Udah tidur dulu, atau mau kakak tidurin? Iya?"
"Kakak nih kebangetan ya, nggak tahu apa orang lagi mumet mikir tugas!"
"Tau.....tapi kakak lebih tahu apa yang lebih baik buat Rara. Kita tralala trilili dulu aja ya, nanti kalau Ara cepek pasti langsung tidur!"
"KAKAK!
"Apa itu tralala trilili?" Tanya Ara heran dengan bahasa sang suami.
"Parmainan pasangan dibawah umur!"
"Ih...aneh tahu nggak, nggak mau ah!"
"Rara...beneran ini kakak lagi pingin, jangan nolak, dosa! Nggak ngerjain tugas kuliah nggak dosa, tapi nggak ngerjain tugas sebagai istri, dosa!" Kata Altaf lembut ditelinga sang istri, istrinya malah memanyunkan bibirnya. Ancaman sang suami sukses membuat ia mati kutu.
Lalu Ara nurut aja dengan ajakan sang suami, melayaninya dengan penuh cinta. Perlakuan lembut sang suami membuatnya mabuk melayang terbuai nikmatnya surga dunia. Ara tertidur karena kelelahan, waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari.
Altaf memeluk sang istri memastikan istri tercintanya sudah tidur pulas. Lalu membersihkan sisa perjuangannya pada tubuh sang istri dan memakaikan kembali pakaiannya. Altaf menyelimuti Ara lalu mengecup kening sang istri. Setelah itu ia mengambil laptop Ara dan membukanya.
Altaf tersenyum lalu mulai mengerjakan tugas sang istri yang memang cukup banyak.
Altaf tak sadar mengerjakan tugas kuliah Ara sampai menjelang subuh. Altaf menggeliat meregangkan ototnya yang tegang. Melihat jam sudah masuk waktu subuh lalu bangkit mengambil handuk dan masuk kamar mandi.
Altaf keluar dengan aroma sabun mandi yang wangi menusuk penciuman. Mendekati sang istri lalu mengecup bibirnya dengan lembut.
"Rara, bangun dulu, mandi, kita sholat dulu yuk!" Ajaknya dengan nada lembut di telinga sang istri.
"Ehhhhhh!" Ara hanya menggeliat lalu tidur lagi.
"Rara, bangun! Mandi, sholat, trus lanjut ngerjain tugas, gimana tugasnya tadi malam?" Kata Altaf lembut namun sukses membuat Ara terkejut dan langsung duduk.
"Kakak...!" Ini jam berapa, kenapa baru bangunin Ara?!"
"ARHHHHHH! Tugas Ara ya Allah.....gimana ini?!" Kata Ara panik sambil mengacak rambutnya sendiri.
"Udah,mandi aja dulu, lanjut sholat!" Kata Altaf enteng.
"Kakak kok bisa santai kaya gitu? Ara panik ini!"
"Rara...mandi sholat! Insyaallah nanti urusan lancar! Cepet apa mau kakak yang mandiin?" Tanya Altaf jahil dan bisa membuat Ara langsung kabur masuk kamar mandi.
Setelah mandi dan menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim, Ara membuka laptopnya masih dengan memakai mukenanya. Dan betapa terkejutnya semua tugasnya sudah selesai bahkan sudah dikirim ke dosennya. Ara langsung memeluk sang suami saking girangnya.
"MAKACIH SUAMIKU SAYANG!" Kata Ara senang.
"Iya sama-sama, bener kan kalau urusan sama yang diatas didahulukan urusan dunia bisa cepet kelar?"
"Iya....makasih sekali lagi, kakak ngerjain nya sampai jam berapa? Kakak tidur jam berapa, mata kakak sampai merah gitu!"
"Nanya tu satu-satu, bingung ini kakak jawabnya. Kakak belum tidur sama sekali. Sekarang kakak tidur ya, nanti bangunin agak siang. Rara nggak ke kampus kan hari ini?"
"Nggak, hari ini semua tugas online, makanya tugas Ara numpuk banyak. Ya udah kakak tidur aja!" Kata Ara sambil melipat mukenanya dan melepas baju sang suami. Sudah tahu sang suami kalau tidur tak pernah pakai baju, hanya pakai boxer. Ara menyelimuti sang suami yang tidur tengkurap di atas guling lalu mencium pipi sang suami dengan penuh sayang. Yang dicium tersenyum bahagia karena sebenarnya belum tidur. Ara melangkah keluar kamar dengan membawa keranjang pakaian kotor. Hari ini harus mengerjakan tugas rumah sendiri lagi karena mbok Siti belum masuk kerja. Ara memakai dress rumahan warna navi dengan bunga-bunga pink dan memakai bando kain karena rambut panjangnya masih agak basah.
Ara membersihkan rumah, mengepel dan mencuci sendiri. Setelah tugas rumah selesai Ara masuk dapur untuk masak.
Hampir satu jam berkutat di dapur. Semua masakan sudah matang dan menyajikannya di meja makan. Belum selesai menata masakannya bel rumahnya berbunyi. Dengan cepat melangkah ke pintu utama membuka pintu untuk tamunya.
"Assalamualaikum sayang." Kata mama Fifi yang berdiri di depan pintu.
"Waalaikumsalam mama, kok nggak ngabari Ara kalau mau datang."
"Iya sayang, maaf, mama cuma pingin tahu rumah kamu, lagian sejak nikah kamu sama Al nggak nengokin mama, mama kangen tau sama mantu cantiknya mama ini!" Kata mama Fifi dengan senyum manisnya.
"Iya ma, maaf soalnya pulang dari Bogor tugas kuliah numpuk, kak Al juga sibuk sama tugas kantor." Jawab Ara sopan sambil mengajak mamanya masuk.
"Hem.....wangi sekali rumah kamu, simbok kemana?" Tanya mama Fifi sambil mencari-cari keberadaan asisten rumah tangga Ara.
"Mbok Siti udah tiga hari izin nggak kerja ma."
"Hem.....kok wangi masakan sayang, kamu masak sendiri?"
"Iya ma, Ara beberes sama masak sendiri."
"Al kemana?" Tanya mama Fifi yang tak melihat putra keduanya.
"Kak Al masih tidur ma, tadi malam ngerjain....." Kata-kata Ara tak dapat dilanjutkan karena mama Fifi sudah memotongnya.
"Oh....kebangetan emang tuh anak, mana kamar kalian?!" Kata mama Fifi sambil melangkah menuju kamar Ara.
"Ma...mama biar Ara yang bangunin kak Al." Kata Ara tapi mama Fifi tak menggubrisnya, dan terus melangkah menuju kamar. Ara mengejar mamanya dan ketika sampai di kamar Ara membangunkan sang suami dengan lembut.
"Kak, bangun kak Al, ada mama tuh, mama datang!" Kata Ara, namun bukannya bangun Altaf malah menarik tangan Ara sampai terjatuh di ranjang lalu dengan cepat Altaf memeluk dan mengunci Ara dengan kakinya hingga Ara tak bisa bergerak.
"Dasar anak bandel! Hayo bangun nggak?!"
BUK.....BUK....BUK....
Mama Fifi memukul b*k*ng Altaf dengan tas jinjingnya.
"AOWWWWW!
"Mama sakit ma!" Kata Altaf yang spontan memegangi b*k*ngnya karena sakit. Ara langsung bangun begitu Altaf melepaskan pelukannya.
"Mama apa-apaan sih main pukul aja!" Kata Altaf kesal.
"Kamu yang apa-apaan! Jam segini masih molor, istri sibuk beberes rumah, masak, nyuci, ini malah asyik molor, bukannya bantuin. Harusnya kalau istri masak kamu yang beberes rumah!" Kata mama Fifi marah.
"Al belum tidur semalaman ma!" Kata Altaf membela diri.
"Oh....jadi tadi malam lembur ngerjain mantu mama, sampai nggak tidur sama sekali begitu? Apa kamu pikir Ara nggak capek, pagi harus ngerjain semua tugas rumah!"
"Ihhhh mama ini nerocos aja, Al lembur ngerjain tugas kuliah Ara ma, tugasnya banyak!" Kata Altaf kesal.