Hana Syifa Izdihar adalah seorang anak yang di besarkan di panti asuhan. sejak kecil ia tidak pernah merasakan yang namanya kasih sayang orang tua.namun,hal itu tidak membuatnya lemah. ia justru menjadi wanita yang sangat berprestasi dan banyak juara yang ia dapatkan.namun,semua itu tak luput daripada ujian . di saat dia belajar untuk lebih baik,ia harus kehilangan seseorang yang sangat ia cintai. seseorang yang selalu menjadi suport sistem baginya selama ini.hingga, pada akhirnya takdir membawanya kepada sesuatu yang lebih baik dan pantas untuknya. yuk simak cerita selanjutnya 👇
CERITA INI MURNI KARANGAN AUTHOR.
DILARANG KERAS UNTUK MENG COPY👍
HAPPY READING
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Storyliana_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
"mengapa bapak kembali kesini ? " tanya bu maryam to the poin pada pak bagas yang duduk di depannya.
"santai dulu bu maryam... Kita baru saja duduk. Terus bu maryam langsung menanyakan hal itu " sahut pak bagas pada bu maryam.
Bu maryam yang mendengar ucapan laki laki itu kini langsung menatapnya dengan kesal dan sedikit penuh amarah.
" saya tidak menyangka, saya bisa kembali ke tempat ini lagi setelah sekian lamanya ." sahut pak bagas sembari tersenyum menatap ke sekelilingnya.
" cepat katakan, sebenarnya apa tujuan pak bagas kembali kesini ? " tanya bu maryam pada pak bagas.
" tidak ada maryam, saya kesini hanya ingin berkunjung saja." sahut pak bagas pada bu maryam sembari tersenyum.
Sedangkan bu maryam kini hanya terdiam dan menatap kearah lain
" maryam... " panggil pak bagas pada bu maryam.
" apa ?" tanya bu maryam pada pak bagas yang memanggilnya.
" saya dengar, disini .. Baru saja ada pernikahan kedua ya ?' tanya pak bagas membuat bu maryam menatap tajan kearahnya.
" ohhh, tidak maryam.. Saya tidak punya niat apa apa kok. Saya hanya bertanya saja. Dan memastikan kalau informasi yang saya dapatkan itu benar " sahut pak bagas pada maryam.
"iya benar " sahut bu maryam pada pak bagas.
pak bagas tersenyum dan menghembuskan nafasnya setelah mendengar jawaban bu maryam itu.
" siapa yang menikah maryam ? Kenapa kamu tidak mengundang saya ? Bukankah setiap ada acara seperi itu biasanya kamu mengundang saya ? Kenapa sekarang tidak ?' tanya pak bagas pada bu maryam.
" yang menikah anak anak di panti ini juga. Dan pernikahan nya tidak besar seperti sebelum sebelumnya.karena dia memang minta yang sederhana " sahut bu maryam pada pak bagas .
" anak panti yang mana ? Annisa , fatiya, atau syifa ?" tanya pak bagas kembali pada bu maryam.
bu maryam menarik nafasnya dan menghembuskannya dengan secara perlahan.
" syifa " sahut bu maryam di balas senyuman oleh pak bagas.
" astaga ! jadi, yang menika itu syifa ? Ponakan aku maryam ? Kenapa kamu tidak bilang maryam.bagaimana pun dia adalah keluarga aku maryam. Aku jadi sedih kala begini " sahut pak bagas sembari memegang kepalanya.
" tidak usah ber drama pak bagas.bukannya selama ini pak bagas memang tidak pernah mempedulikan syifa " sahut bu maryam pada pak bagas.
" siapa bilang bu maryam... Justru setiap hari saya selalu memikirkannya. Tapi, saya tidak bisa menjumpainya secara angsung. Karena kalau itu terjadi, dia pasti akan menanyakan semua hal yang tak bisa saya tutupi bu maryam " sahut pak bagas sembari tersenyum pada bu maryam.
Bu maryam hanya membalasnya dengan palingan wajah pada pak bagas. Sedangkan ak bagas tersenyum pada bu maryam.
" siapa? Siapa suami syifa bu maryam ? apa dia memiliki profesi yang sama dengan ayahnya , atau yang lainnya ?" tanya pak bagas pada bu maryam.
" dia seorang gus " sahut bu maryam pada pak bagas.
" oww, ternyata salah satu doa dari ayahnya terkabul.
" bu maryam tahu ? Saat mas zahir dan mbak Karin masih hidup. mereka selalu ingin mempunyai menantu yng paham agama dan bisa membawa putrinya kejalan yng bener.ternyata ,nggak disangka sangka doanya terkabulkan " sahut pak Bagas sembari tersenyum.
Sedangkan Bu Maryam kini hanya terdiam sembari mendengarkan cerita yang di katakan oleh pak Bagas itu.
" kalau boleh tahu, di pesantren mana Bu ?"tanya pak Bagas kembali pada Bu Maryam.
" putra dari kyai fatih, Gus zafran " sahut Bu Maryam pada pak Bagas itu.
" Gus zafran? Yang punya kembaran itu ?"tanya pak Bagas kembali pada Bu Maryam.
" Iya benar pak " sahut Bu Maryam pada pak Bagas.
" saya pernah kesana dulu, mungkin kalau Syifa sudah ada disana. Saya akan sering kesana nantinya " sahut pak Bagas pada Bu Maryam.
" Syifa tidak akan mengenal kamu " sahut Bu Maryam pada pak Bagas.
" selama ini ,kamu benar benar tidak menceritakan tentang saya kepada nya ?"tanya pak Bagas pada Bu Maryam.
" tidak, karena saya berpegang teguh pada perjanjian itu " sahut Bu Maryam pada pak Bagas .
Pak Bagas membalasnya dengan tawa pada Bu Maryam .
" kamu memang orang yang dapat di percaya Maryam.. Saya salut sama kamu. Selama bertahun tahun ini,kamu masih memegang perjanjian itu " sahut pak Bagas pada Bu Maryam.
" Iya ,karena menurut saya, janji itu adalah hutang. Dan hutang harus di bayar. Makanya saya tetap menjaga hal itu sampai sekarang ." sahut Bu Maryam pada pak Bagas.
Pak Bagas mengangguk anggukkan kepalanya pada Bu Maryam.
" tapi, setalah di pikir pikir. Sekarang lebih baik aku ngaku ajah nggak sih Maryam " ucap pak Bagas pada Bu Maryam .
Bu Maryam yang mendengar nya kini agak sedikit syok dan terkejut.
" maksud kamu bagaimana pak Bagas ?"tanya Bu Maryam pada nya.
" ya.. Aku mau akui , kalau dia ponakan aku . Udah lama, aku nggak ketemu dia. pasti sekarang dia sudah sangat besar " sahut pak Bagas sembari tersenyum.
" dia anak yang pintar, tidak akan semudah itu percaya pada pak Bagas " sahut Bu Maryam pada pak Bagas.
" justru itu Maryam, karena di sudah semakin besar dan pintar. Makanya aku mau menampakkan diri aku .dia berhak tahu siapa aku." sahut pak Bagas pada Bu Maryam.
" lagian, selama ini . Bertahun tahun aku. Menanggung beban dan penyesalan Maryam. Karena, aku membiarkan dia hidup sebatang kara disini. Maka dari itu aku ingin menebusnya dan mengatakan kalau aku ini adalah pamannya " sahut pak Bagas pada Bu Maryam.
" bagaimana menurut kamu Maryam ?"tanya pak Bagas kembali pada Bu Maryam.
" di balik itu semua, pak Bagas pasti memiliki rencana lain kan ?"tanya Bu Maryam pada pak Bagas.
" tidak ada Maryam, aku melakukannya setulus hati. Bagaimanapun,dia adalah ponakan aku loh Maryam " sahut pak Bagas dengan wajah sedihnya pada Bu Maryam.
" meskipun pak Bagas memperlihatkan wajahnya sedih seperti itu. Aku masih tetap tidak percaya pak Bagas. Karena, kalau pak Bagas melakukan sesuatu, pasti itu menguntungkan bagi pak Bagas " sahut Bu Maryam yang memang sudah sangat mengenal pak Bagas.
Pak Bagas kini tertawa mendengar ucapan Bu Maryam.
"Maryam.. Maryam... ternyata kamu masih cerdik seperti dulu. apa yang kamu katakan semuanya itu memang benar Maryam " sahut pak Bagas di ikuti dengan tawa nya.
" hentikan pak Bagas, apa pak Bagas tidak merasa kasihan dengan Syifa ? Salama ini dia sudah menanggung rasa sakitnya sendirian pak. Jangan lagi pak Bagas datang dan sakiti dia . Dia sudah bahagia saat ini pak" sahut Bu Maryam pada pak Bagas.
" saya tidak bilang akan menyakitinya Maryam. Saya akan mengakuinya ,kalau saya adalah pamannya. Apa itu akan menyakiti dirinya ?"tanya pak Bagas pada Bu Maryam.
Bu Maryam kini kembali terdiam dengan ucapan pak Bagas.
" kamu tenang saja Maryam.. aku tidak akan menyakiti syifa. Aku hanya ingin membuatnya bahagia dengan caraku sendiri" sahut pak Bagas sambari tertawa.
" aku juga akan memperingatkan pak Bagas. Untuk tidak menyakiti syifa ataupun anak anak panti yang lain. Karena kalau Iya, pak Bagas akan berurusan dengan saya " ancam Bu Maryam pada pak Bagas.
" tidak perlu memakai emosi seperti itu Bu Maryam, lebih baik Bu Maryam pikirkan tentang panti ini saja. Karena sewaktu waktu bisa saya cabut . Kalau Bu Maryam membuat saya marah "sahut pak Bagas sembari tersenyum pada Bu Maryam.
" saya rasa, cukup pertemuan hari ini ya Bu Maryam, kalau begitu saya langsung pamit. semoga beruntung" ucap pak Bagas dan langsung berlalu pergi meninggalkan Bu Maryam sendirian disana.
Bu Maryam kini hanya bisa mengusap dadanya dan berulang kali beristighfar untuk menenangkan dirinya.