Aira mahasiswa cantik. Prodi pendidikan, yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi.
Pak Hirata adalah seorang dosen yang selalu menggoda Aira. Ia masih lajang. Tapi umurnya terpaut lumayan jauh dengan Aira.
Aira selalu menolak godaan dari pak Hirata. Namun di suatu hari dirinya terjebak oleh dosen sialan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alcesky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diantar Pulang
Bapak-bapak yang mengantar Aira ke rumah sakit itu beranjak pergi ke ruang administrasi. Untuk melunasi biaya administrasi nya di rumah sakit itu. Namun, ternyata malah sudah di bayari oleh pihak rumah sakit. Bahkan Aira dan Fasa tak perlu repot-repot untuk membayar nya.
"Permisi mbak, saya mau bayar administrasi Aira korban kecelakaan tersebut" ucap bapak-bapak yang mengantarkan Aira itu.
"Oh tidak perlu pak. Semua sudah di lunaskan oleh pihak rumah sakit" ucap kasir itu.
"Kalau boleh saya tahu siapa yang melunaskan ya mbak?" tanya bapak-bapak itu.
"Kami tidak bisa memberitahu kan informasi ini pak" ucap kasir itu.
Kasir yang bertugas sangatlah amanah. Ia tidak memberitahukan siapa sebenarnya yang melunaskan administrasi Aira dan Fasa. Ia hanya memberitahukan bahwasanya sudah di lunaskan oleh pihak rumah sakit.
"Baik mba. Kalau begitu saya permisi dulu ya" ucap bapak-bapak itu.
Lalu, beliau pergi ke kamar Aira. Ia menjemput Aira untuk mengantarkan Aira pulang ke rumah nya.
"Permisi nak, apakah kamu sudah bisa pulang?" tanya bapak-bapak itu.
"Sudah pak. Oh ya pak biaya rumah sakit nya sudah di lunaskan dokter nya bilang. Yang melunaskan bapak ya?" tanya Aira kepada bapak itu.
"Bukan juga nak. Saya dari ruang administrasi juga mendapat kan informasi yang serupa" jawab bapak-bapak itu.
"Lalu siapa yang membayar pak? Apakah perawatan Fasa juga di bayari?" tanya Aira.
"Iya nak semua nya sudah lunas tanpa tunggakan sama sekali" ucap bapak itu.
Lalu, mereka semua keluar dari rumah sakit itu. Memasuki mobil bapak yang menolong tadi. Bapak itu juga berbaik hati. Beliau mau mengantarkan Aira dan Fasa untuk pulang ke rumah.
"Kalian rumah nya deketan ngga?" tanya bapak itu.
"Kami beda komplek pak" jawab Fasa.
"Teman saya bawa ke rumah saya saja pak. Supaya bapak tidak mondar-mandir mengantarkan kami berdua" ucap Aira.
"Baik lah kalau begitu nak" jawab bapak-bapak itu.
"Tapi memang nya nggak ngerepotin kamu ra?" tanya Fasa.
Fasa memang orang yang sangat perasa. Ia takut jika Aira akan kerepotan dengan kehadiran diri nya di rumah Aira. Fasa juga takut akan menjadi beban di sana.
"Enggak sama sekali fa. Biar kamu ada yang rawat juga" ucap Aira.
Bapak yang mengantakan Aira dan Fasa pun hanya menuruti perintah dari dua gadis itu. Fasa di antarkan di rumah Aira juga.
Jadi, perjalan ini hanya menuju ke rumah Aira. Namun, tidak menuju ke rumah Fasa. Aira juga khawatir di rumah Fasa tidak ada yang merawat nya. Aira juga menganggapnya sebagai penebus kesalahan terhadap kelalaian nya.
"Alhamdulilah sudah sampai rumah kamu nak. Oh ya motor kamu sedang ada di bengkel dekat kamu kecelakaan tadi ya" ucap bapak-bapak itu.
"Alhamdulilah pak. Terimakasih banyak ya pak. Iya pak terimakasih juga informasi nya" jawab Aira.
"Besok kalau sudah mendingan aku antarkan kamu untuk mengambil sepeda motor mu ra" ucap Fasa.
Tak berlama-lama Aira memanggil ibu nya. Tapi, ibu nya sangat lama sekali. Biasanya sore di jam segini ibu nya sedang tidur. Ataupun memasak. Ada di salah satu nya.
"Assalamualaikum buk" ucap Aira.
"Ibu kamu tidak di rumah ya ra. Seperti nya sudah lama kami menunggu di sini" ucap Fasa.
"Aku juga nggak tahu ibu aku di rumah apa enggak" ucap Aira.
Karena sudah sangat lama sekitaran 20 menit ia terlantar di halaman rumah. Tidak bisa masuk ke dalam rumah juga. Dua bapak-bapak yang mengantar kan nya tadi juga masih menunggu. Aira tak enak hati dengan orang yang menolong nya tadi.
"Maaf ya pak lama. Saya juga nggak bawa kunci rumah soal nya" ucap Aira yang sangat tak enak hati dengan penolong nya itu.
"Gak apa-apa mba. Yang penting kalian selamat. Kami akan tunggu sampai ibu mba datang" ucap bapak-bapak itu.
Setelah lama berbincang-bincang dengan orang yang berada di sana. Akhirnya ibu Aira membuka kan pintu untuk anak nya.
"Klek... " suara membuka pintu yang di lakukan oleh ibu Aira.
"Astaghfirullah halazim kamu kenapa nak" tanya ibu Aira.
"Ini bu tadi anak nya kecelakaan" jawab bapak-bapak yang mengantarkan Aira pulang.
"Ya ampun nak. Bagaimana bisa? Tapi, kamu ga kenapa-kenapa kan?" tanya ibu Aira.
"Enggak bu, Aira ga apa-apa kok. Cuman tulang Aira mengalami keretakan saja" jawab Aira.
"Astaghfirullah halazim nak. Kamu kecelakaan gimana?" tanya ibu Aira dengan sedikit syok mendengarkan pernyataan dari Aira.
"Tadi mba nya ini menbarak mobil bu" ucap bapak-bapak itu.
"Iya benar bu. Tadi Aira bilang mengantuk. Aku menawarkan supaya aku saja yang menyetir tetapi dia tidak memberikan. Jadilah kecelakaan dan sekarang keadaan kami ya seperti ini" ucap Fasa menjelaskan sedikit kronologi nya.
"Ya ampun nak, maafkan Aira ya karena kelalaian Aira kamu juga menjadi korban nya" ucap ibu Aira.
Ibu Aira sama sekali tidak menyalahkan Fasa. Karena beliau merupakan orang yang sangat paham dengan penjelasan. Sekalipun teman anak nya yang salah. Beliau hanya akan memarahi anak nya sendiri. Buka tipe ibu yang suka menyalahkan orang lain.
"Bu Aira mohon Fasa bisa tinggal di sini untuk sementara ya" ucap Aira pada ibu nya.
"Iya nak Fasa kamu sementara di sini dulu ya. Supaya ada yang merawat mu" ucap ibu Aira.
"Iya bu, tapi Fasa takut jika ini malah akan merepotkan ibu dan juga Aira" ucap Fasa.
"Kamu sama sekali nggak ngerepotin aku sama ibu ku Fa" ucapan Aira meyakinkan Fasa bahwa dirinya tidak akan merepotkan.
"Terimakasih ya bu, terimaksih ya ra" ucap Fasa kepada Aira dan ibu nya.
"Nggak papa nak, kamu santai saja disini anggap saja rumah sendiri" ucap ibu Aira.
"Nah, benar tuh Fa. Kamu bebas mau ngapain aja disini. Ga bakal ada yang larang kamu juga selagi kamu tau batasan" ucap Aira.
Aira menjelaskan hal itu kepada Fasa. Karena Aira tahu bahwa Fasa adalah orang yang sangat hati-hati dalam bertindak. Aira juga tahu bahwa teman nya itu anti untuk melanggar peraturan.
"Iya makasih ya ra" ucap Fasa.
"Ya sudah sini nak masuk ke rumah dulu" ucap ibu Aira.
"Mari masuk terlebih dahulu pak" ucap Aira kepada bapak-bapak yang mengantarkan nya tadi.
"Mari pak masuk" ucap ibu Aira.
"Iya bu terimakasih" jawab bapak itu menuruti perintah sang tuan rumah.
"Saya yang terimakasih banyak pak. Anak saya sudah di tolong" ucap ibu Aira.
"Itu memang kewajiban kami bu. Menolong sesama" ucap bapak-bapak itu.
kita di sini mau belajar bersama dengan mentor dan juga mengadakan Event tertentu dengan reward
caranya mudah wajib follow akun saya maka saya akan undang kaka untuk masuk Gc Bcm. Terima kasih