Berpenampilan cupu dan kampungan membuat Viera selalu menjadi bahan bullyan teman-teman di sekolahnya. Tidak ada satu pun dari teman-teman di sekolahnya yang bersikap baik kepada dirinya. Dia dianggap rendah dan pantas untuk ditindas. Tapi tidak dengan Hiko, pria tampan yang selalu bersikap baik kepada dirinya dan menjadi satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. Kedekatan Viera dan Hiko berhasil membuat para wanita di sekolah Viera semakin membenci Viera. Mereka terus membully Viera tanpa ampun. Viera hanya bisa diam dengan setiap perlakuan buruk yang dilakukan kepada dirinya. Hingga akhirnya suatu ketika, pertemuannya dengan ayah kandungnya yang ternyata seorang konglomerat membuat hidup Viera berubah drastis dan membutnya ingin membalas setiap perlakuan buruk teman-temannya kepada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 - Seandainya Ada Ayah
Penjaga sekolah tidak bisa berbuat apa-apa selain menatap prihatin wajah Violet dan Viera. Ingin melaporkan kejahatan ketiga teman Viera kepada kepala sekolah pun rasanya tidak akan berefek apa-apa sebab ketua geng mereka adalah keponakan dari kepala sekolah. Dan sudah pasti laporannya nanti hanya seperti angin lalu terdengar di telinga kepala sekolah.
"Sekarang ayo kita pulang, nak." Ajak Violet. Viera yang berada di dalam pelukannya hanya mengangguk mengiyakan perkataan Violet.
Violet segera berpamitan pada penjaga sekolah dan tak lupa berterima kasih karena sudah membantu dirinya menemukan Viera.
Di perjalanan pulang, Violet menahan tangisannya agar tidak kembali pecah saat merasakan tangan Viera yang kini tengah memeluk tubuhnya bergetar hebat karena putrinya itu masih ketakutan sampai saat ini.
"Tuhan, semua orang boleh menyakitiku tapi jangan dengan putriku." Lirih Violet dalam hati merasa sedih. Sejak berpisah dari sang suami, Violet sudah terbiasa dengan cacian dan makian orang-orang kepada dirinya. Dia juga tidak berusaha peduli saat orang-orang mengatainya wanita murahan dan anak terbuang. Namun kini, di saat putri sematawayangnya di bully oleh orang-orang di sekolahnya, Violet merasa tidak terima dan sakit hati.
Sambil melajukan motor menuju rumah kontrakan, Violet mengusap tangan Viera untuk menenangkan putrinya itu. Tak lupa Violet juga berkata jika semuanya sudah baik-baik saja.
Setibanya di rumah kontrakan, Violet membantu Viera untuk membuka pakaiannya dan meminta putrinya itu untuk membersihkan tubuhnya. Selesai mandi, Violet pun meminta putrinya untuk makan masakan sederhana buatannya.
"Bu, seandainya saja Viera punya ayah. Ayah pasti melindungi kita dari orang-orang yang berniat jahat kepada kita." Lirih Viera dengan kepala tertunduk. Bukannya menyantap makan malamnya, Viera justru berkeluh kesah pada Violet.
Violet tercenung. Mengingat mantan suaminya itu, lagi-lagi membuat hatinya terasa sakit. Kejadian beberapa tahun lalu yang memisahkan dirinya dengan sang suami berhasil menyisakan luka di hati Violet. Masih teringat jelas di benak wanita itu bagaimana sang suami tidak mempercayai dirinya hingga membiarkan dirinya dicaci maki oleh mertuanya.
Tanpa terasa air mata meleleh membasahi kedua pipi Violet. Viera yang sudah mendongak dan melihatnya pun jadi merasa bersalah pada sang ibu.
"Ibu jangan menangis..." putri Violet itu bangkit dari posisi duduk. Menghampiri Violet kemudian mendekap tubuhnya erat. "Ibu maafin Viera, ya. Viera gak bermaksud membuat Ibu jadi bersedih."
"Ibu gak apa-apa, nak." Violet mencoba menghentikan laju air matanya. Namun sayang, bukannya berhenti, air matanya justru semakin mengalir dengan cepat seakan tidak mau berhenti.
Viera jadi merasa sangat bersalah di buatnya. Sudah tahu jika sang ibu sangat sensitif jika membahas tentang sang ayah, tapi dirinya masih saja membahasnya.
"Ibu, maafin Viera." Lirih Viera.
"Kamu gak bersalah, nak." Balas Violet.
Cukup lama menangis, Violet akhirnya berhenti menangis dan mengajak putrinya kembali untuk menyantap makan malamnya. Viera yang tidak ingin membuat sang ibu jadi kembali bersedih, akhirnya mengiyakannya. Dia menyantap masakan sederhana sang ibu dengan lahap dan menghabiskannya tanpa sisa.
"Viera, walau semua orang di luar sana tidak ada yang bangga dan bahagia karena kehadiran Ibu di dunia ini, tapi Ibu harap kamu bisa bangga memiliki ibu sebagai ibu kamu, nak." Kata Violet di dalam hati sambil menatap sang putri yang kini sedang tersenyum menatap dirinya.
***
Selamat datang di karya shy teman-teman tersayang. Jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih🤗🤗
Jadi aman dari hukuman
gak kapok dengan hukuman yang sudah pernah kau jalani
Viera balas ya kalau kamu disakiti putri