Kisah ini menceritakan tentang perantauan ku ke Kalimantan dan bertemu dengan seseorang perempuan yang ternyata perempuan itu menganut ilmu hitam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amak Tanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
"Oo itu gas, jadi gini gas keluarga ibunya Nina emang terkenal awet muda gas bahkan dari nenek moyang mereka aku juga kurang tahu sih gas kebenaranya gimana, cuma banyak gosip beredar bahwa nenek moyang nya Nina itu menganut ilmu hitam gas, banyak yang bilang bahwa nenek moyangnya Nina itu kuyang gas makanya awet muda. Akan tetapi ilmu itu sudah lama dimusnahkan oleh nenek nya Nina semenjak ibunya Nina masih kecil, untuk kebenarannya aku juga nggak tahu sih gas, cuma gosipnya begitu" Samsul menjelaskan panjang lebar, Bagas hanya menganggukkan kepalanya sambil terus menyantap makanan yang berada dihadapannya. Setelah selesai mereka pun kembali ke mes,
"Kamu nggak mampir dulu gas?" Samsul menawari Bagas untuk mampir ke mesnya, karena ia gabut jika sendirian di mes
"Nggak dulu deh sul, aku capek, badan ku pegal-pegal ini, mau langsung istirahat saja" tolak Bagas dengan halus,
"Yasudah deh gas kalau begitu, aku masuk dulu ya" ucap Samsul tatkala mereka sampai di depan mesnya Samsul
"Iya sul, aku pulang dulu" sahut Bagas, Bagas pun segera beranjak dari mes Samsul menuju ke mesnya. Setibanya di mes Bagas pun masuk dan tidak lupa ia mengunci segala pintu dan jendela. Hari baru menunjukkan pukul setengah tujuh malam, namun suasana di sekitaran mes sudah sepi tidak ada lagi aktifitas yang dilakukan warga diluar rumah, apalagi kaum wanita. Kecuali ada beberapa bapak-bapak yang sedang berjaga di pos ronda desa E. Biasanya bapak-bapak berjaga secara bergantian untuk memastikan kuyang tidak berkeliaran di desa mereka.
Bagas yang gabut hanya bisa melamun di ranjang sambil memikirkan ucapan dari Samsul tadi,
"Apa iya ibunya Nina kuyang, tapi Samsul bilang kalau ilmu itu sudah lama dimusnahkan, tapi masa iya ada manusia awet muda seperti ibunya Nina" batin Bagas bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.
"Ah sudahlah mungkin benar yang dikatakan Samsul bahwa ilmu itu sudah di musnahkan, mungkin saja ibunya Nina awet muda karena emang mukjizat dari Allah SWT" Bagas berusaha berpikir positif. Setelah lama ia bercengkrama dengan pikirannya sendiri ia pun memutuskan untuk memejamkan matanya, namun ia belum merasakan kantuk, ia pun memutuskan untuk memainkan ponselnya, sembari melihat-lihat album fotonya bersama sang ibu tercinta,
"Semoga ibu baik-baik saja disana" batin Bagas, setelah puas melepas rindu dengan ibunya melalui foto Bagas pun menutup kembali ponselnya dan kembali memejamkan matanya, kali ini tak butuh waktu lama ia pun tertidur dengan lelap, hingga ia tiba-tiba berada di dalam sebuah gubuk tua, tanpa ada penerangan Bagas meraba-raba gubuk itu dan ia pun seperti mendengar suara orang lagi berbincang, Bagas mencari sumber suara ia berhenti di depan salah satu ruang seperti kamar lalu ia menguping pembicaraan orang itu.
"Di desa M lagi ada ibu-ibu yang mau melahirkan kita kesana sekarang, tapi ingat tetap hati-hati, jangan sampai ketangkap, bisa-bisa semua warga tahu identitas kita sebenarnya, dan ibu belum mau mati sekarang" ucap salah perempuan yang ada di sana
"iya Bu, aku juga belum mau mati sekarang" ucap perempuan satunya lagi
Bagas yang berada diluar berusaha mencari celah untuk mengintip siapakah yang berada didalam ruangan itu.
Setelah berhasil menemukan celah ia pun mengintip, alangkah terkejutnya ia ketika melihat bahwa yang ada di dalam sana adalah Nina dan ibunya, yang bikin ia tambah syok adalah ia menyaksikan Nina dah ibunya sedang melepas kepala dan beserta organ dalam dari tubuhnya, ia tidak menyangka ternyata perempuan yang ia cintai merupakan sesosok kuyang, ia pun hendak pergi dari gubuk itu namun ia tak sengaja menabrak sesuatu dan mengakibatkan bunyi yang lumayan nyaring, Nina dan ibunya pun segera melesat keluar dari kamar dan beterbangan diatas Bagas,
"Mas Bagas" Nina memanggil nama Bagas sembari menjulurkan lidahnya, begitu pula dengan ibunya, mereka seperti hewan buas yang sudah sangat kelaparan,
Bagas yang ketakutan pun berteriak dengan kencang
"Arrrrrrrrgghhhhhhhhhh.....arrrrrrrrrghhhhh..." Brukkkkk...... Bagas terjatuh dari tempat tidurnya, sembari mengucek mata ia bangkit dari lantai,
"Aduhhh ternyata cuma mimpi, tapi kok seperti nyata banget ya" Bagas segera kembali ke atas ranjangnya lagi dan mengecek ponselnya ia melihat jam ternyata baru pukul 02:00 dini hari, "apa maksud mimpi ku tadi ya, apa cuma bunga tidur" gumam Bagas sambil mengusap keningnya yang masih terasa sakit akibat terbentur di lantai. Bagas pun kembali memejamkan matanya, dan tidak butuh waktu lama ia pun kembali tertidur dengan nyenyak.
Hingga pagi tiba, Bagas dibangunkan oleh alarm di ponselnya, ia pun segera merapikan tempat tidur dan membuka jendela agar udara masuk, hari ini adalah hari Minggu, dan hari ini semua karyawan di libur tidak ada kegiatan di pabrik, Bagas hari ini Bagas tidak ada pleaning apa-apa ia akan menghabiskan waktu seharian di mes, setelah selesai membuka jendela Bagas bergegas mencuci muka, setelah selesai ia hendak pergi ke dapur mes untuk memasak air, maklum dia baru beberapa hari ia kerja di sini, dan dari perusahaan hanya disediakan mes dan sepeda motor khusus karyawan, kalau untuk barang-barang dapur karyawan yang tinggal di mes kongsi satu dapur.
Bagas melewati mes Samsul dan iseng mengetuk pintu, tok...tok...tok.. "sul Samsul" Bagas memanggil Samsul
"Iya sebentar" terdengar suara langkah kaki menuju pintu dan ceklekkkkk pintu pun di buka tampak Samsul yang muka nya masih acak-acakan berada di ambang pintu. "Eeh kamu gas, mau kemana pagi-pagi begini Bukannya hari ini hari Minggu?" Tanya Samsul
"Ini sul mau masak air, mau nyeduh kopi" ucap Bagas
"Nggak usah ke dapur gas, disini aja" tawar Samsul yang kebetulan ada kompor di mes nya ia sengaja membeli kompor untuk jaga-jaga mana tahu di tengah malam ia mau ngopi ataupun masak mie instan, ia tak cukup punya keberanian jikalau harus ke dapur di tengah malam.
"Boleh sul kalau kamu mengijinkan" ucap Bagas,
"Udah ayok jangan sungkan" Samsul pun mempersilahkan Bagas untuk masuk dan menggunakan kompor nya
"Sekalian buat aku juga ya gas" sambungnya
"Oke sul aman" jawab Bagas, Bagas pun segera memasak air, setelah air mendidih ia pun menyeduh kopinya, setelah selesai ia pun membawa kopinya ke ruang tamu mes, di sana sudah ada Samsul lagi memainkan ponselnya, Bagas pun meletakkan kopi diatas meja.
"Ini sul kopinya, diminum dulu, jangan sungkan anggap aja rumah sendiri" seloroh Bagas, bercandain Samsul
"Matamu gas..gas" ucap Samsul sembari menyeruput kopinya, Bagas dan Samsul pun melanjutkan ngopi dan berbincang-bincang mengenai pekerjaan di pabrik dan kehidupan pribadi mereka masing-masing dan tak terasa jam hampir menunjukkan pukul sembilan pagi, Bagas pun berpamitan kepada Samsul
"Sul aku pulang dulu ya mau mandi dulu udah gerah ini" Bagas mengakhiri obrolannya pagi ini
"Iya gas, aku juga mau mandi" jawab Samsul
Kemudian Bagas segera pulang dan.....
BERSAMBUNG.....
***
di tungguin