Viola Maharani, wanita berusia 27 tahun ini terkenal karena profesi nya sebagai seorang wanita penghibur. Pekerjaan ini sudah di geluti nya sejak Vio, begitu panggilan nya, masih duduk di bangku kuliah..
Tidak main main, semua client nya bukanlah orang sembarangan. Selain di kenal sebagai primadona nya para kupu kupu malam, vio juga di kenal sangat selektif dalam menerima pelanggan nya. Wanita itu hanya akan menerima tawaran dari client yang bisa membayarnya dengan nilai yang fantastis..
Sebenarnya kenapa seorang Viola yang memiliki paras cantik dan hidup yang nyaris sempurna itu bisa terjerumus ke dalam dunia malam, lalu bisakah vio terlepas dari kehidupan nya yang kelam ini ??
💜
Hai..
Selamat datang di karya ke-7 dari Autor ratu_halu
Menerima kritik dan saran dengan bahasa yang sopan 🙏
Happy Reading 🥳
Enjoy 🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3
Setelah menemani mami norma memberi makan cacing cacing di perut nya, Azka dan wanita itu pun langsung berangkat ke tempat di mana Viola berada..
Selama perjalanan Azka sengaja tak banyak bicara sebab dia sedang sibuk membayangkan bagaimana rupa wanita yang bernama Viola tersebut.
Azka teringat percakapan nya dengan Lidia ketika di hotel. Wanita itu berkata, Viola bukanlah wanita sembarangan. Pelanggan nya pun bukan juga lelaki hidung belang yang tak bermodal dan bermoral. Semua client nya rata rata dari kalangan kelas atas.
Sementara itu, di samping Azka yang sedang mengemudi, mami norma tengah sibuk berceloteh ria di sambungan telepon dengan seseorang. Terdengar dari pembicaraan mereka itu rupa nya mami norma sedang melakukan negosiasi alias tawar menawar harga.
Entah siapa pria hidung belang yang kini sibuk menawar harga pada mami norma. Namun yang pasti, nama Lidia telah mami norma sebutkan, membuat Azka sedikit menelan ludah karena baru sadar tidak hanya diri nya yang menikmati tubuh m*ntok Lidia, ada pria lain yang juga menjadi pelanggan tetap nya..
"SIAL! Kayanya gue harus ganti si Lidia, jijik banget gue make dia lagi! Jangan jangan client nya ini tua bangka lagi, alias kakek kakek.. Ih najis!!" rutuk azka dalam hati. Meski dia selalu pakai pengaman namun tetap saja rasanya jijik setelah mendengar bagaimana mami norma membicarakan kelihaian lidia dalam menservice pelanggan nya..
🖤
Karena keadaan jalanan yang lumayan padat, mami norma dan Azka pun tiba di apartemen Green Peace, apartemen tempat tinggal Viola jauh lebih lama dari waktu biasa nya..
"Kau ini kenapa malah bengong ? Ayo, turun!" kata mami norma menyadarkan Azka dari lamunan nya. Mami norma turun lebih dulu dari mobil. Sedang azka, dia masih tak percaya dengan keberadaan nya saat ini..
Ya, Azka sampai shock saat melihat gedung apartemen tempat tinggal Viola. Gedung mewah nan megah ini adalah gedung yang sama dimana tuan nya tinggal. Selain itu, apartemen tersebut terkenal dengan penghuni nya yang dari kalangan jetset alias kaum sultan. Dan satu lagi, apartemen ini juga hanya memiliki 1 sampau 2 unit saja di setiap lantai nya..
"Mi, mami tidak salah alamat, kan ?" tanya Azka saat turun dari mobil nya..
"Apa maksud mu ? Kau pikir aku pikun, huh ?" tanya mami norma dengan sedikit memekik. Karena kejadian tadi pagi, mood mami norma juga jadi rusak sepanjang hari ini, dia jadi mudah sekali tersinggung..
"Bukan begitu, mi.. Tapi..."
"Ah, sudah.. sudah.. Ayo, masuk!" mami norma tak mau mendengar penjelasan Azka. Dia pun segera naik ke lantai dimana putri kesayangan nya tinggal..
Ting! Tong!
Saat tiba di lantai yang di tuju, mami norma langsung menekan bel..
Tak lama pintu pun terbuka, menampilkan seorang wanita tua yang memakai kebaya serta kain jarik yang di lilitkan sebagai bawahan nya..
"Eh, nyonya norma. Kenapa balik lagi, nyah ? Apa ada yang ketinggalan ?" tanya wanita tua yang kisaran usia nya berada di pertengahan 60 tahun..
"Nggak, bi.. Saya kembali lagi karena ada perlu dengan Viola.." jawab mami norma, sopan..
Setelah itu si bibi pun mempersilahkan mami norma dan Azka masuk..
"Tunggu sebentar, ya, nyah (nyonya), tak panggil sek non vio nya, nggeh..."
Mami norma mengangguk, kemudian si bibi pun naik ke lantai dua apartemen itu, memanggil Viola yang memang sedang istirahat di kamar nya..
"Mi, Viola yang mana ? Kok hanya ada foto anak anak kecil di sini ?" tanya Azka yang kebingungan sebab di ruang tamu Viola tak ada satu pun foto wanita dewasa.
Yang ada hanya beberapa bingkai foto seorang anak yang di apit oleh dua orang dewasa, seperti nya itu ibu dan ayah anak di foto tersebut. Dan mungkin saja anak perempuan itu viola saat masih kanak kanak dulu..
"Tidak perlu melihat foto. Sebentar lagi kau akan melihat sendiri wajah putri ku.." ucap mami norma yang tak menatap lawan bicara nya sebab sedang sibuk dengan ponsel nya..
Tak lama setelah si bibi turun dari lantai dua dan kembali ke dapur untuk membuatkan minuman, terdengar ada langkah kaki yang ringan mulai menuruni satu satu anak tangga..
Azka tak berkedip sama sekali bahkan sampai Viola sudah berada di hadapan nya pun Azka tetap mematung dengan mulut yang terbuka membentuk huruf O..
"Kenapa balik lagi, mi ? Apa ada yang tertinggal ?" tanya Viola pada mami norma. Suara nya begitu merdu seakan mampu menyihir setiap manusia yang mendengar nya..
"Tidak ada, sayang. Tapi mami kesini lagi karena membawakan mu client.."
Dahi Viola berkerut, tatapan nya beralih pada pria berkulit sawo matang yang duduk di samping mami norma..
"CK! Azkara! Kau ini dari tadi kebanyakan bengong! Cepat bicara, dan bersihkan air liur mu! Menjijikan!" Mami norma mulai jengkel dengan azka yang beberapa kali kedapatan melamun terus..
Slruupp..
Azka reflek menarik air liur nya yang memang hampir menetes, dia benar benar terpesona dengan sosok Viola. Gadis berwajah oriental itu sungguh sangat sangat cantik dan menarik. Postur nya pas dengan tinggi badan nya yang memang cukup menjulang jika di banding kan dengan anak anak asuh mami norma yang lain. Wajah Viola benar benar tanpa celah. Senyumnya yang bahkan setipis tisu itu benar benar mampu memporak-porandakan hati Azka..
"Hai..." Azka bangun dari duduk nya kemudian langsung mengulurkan tangan nya. Dia mulai tebar pesona hingga lupa tujuan nya datang menemui Viola untuk apa..
Vio tak langsung menerima uluran tangan Azka. Wanita cantik itu hanya diam sambil terus memperhatikan..
"Aku azkara.." ujar Azka tak menyerah. Senyumnya mengembang sampai ke ujung batas garis bibir nya. Belum lagi tatapan mata nya yang penuh damba..
"Viola.." kata vio yang akhirnya menerima uluran tangan pria di hadapan nya..
Tanpa sadar, Azka menggenggam tangan lembut Viola cukup erat sampai beberapa detik berlalu Azka belum juga melepaskan genggaman tangan nya itu..
"Sorry..." kata vio sambil menarik tangan nya secara paksa..
"Ada yang bisa saya bantu ?" tanya vio yang sepertinya sudah tidak nyaman berlama lama dengan Azka. Apalagi tatapan Azka terlihat sangat buas sekali..
"oh.. e... Sorry, aku kesini untuk meminta mu melakukan pekerjaan.." ucap Azka yang sudah kembali pada kesadaran nya..
"Pekerjaan apa ?" tanya vio tak terlalu antusias..
Mereka sudah duduk kembali di tempat nya masing masing..
"Bos besar ku ingin menyewa mu untuk satu bulan penuh. Pekerjaan nya sangat mudah, kamu hanya harus menemani kemana pun bos ku pergi. Tidak perlu banyak bicara. Cukup temani saja saat dia sedang menemui tamu tamu nya. Bagaimana ?" tanya Azka setelah memberikan sedikit gambaran perihal pekerjaan yang di tawarkan pada Viola..
Tanpa pikir panjang, Viola langsung menggeleng tanda penolakan..
"Aku tidak menerima tawaran selama satu bulan. Aku hanya menerima tawaran dengan satu kali pertemuan dan itu tidak lebih dari satu hari.." ungkap Viola dan langsung mendapat anggukan kepala dari mami norma..
"Kalau soal bayaran, kamu tenang saja. Bos ku akan membayar berapapun yang kamu minta.." Azka mulai panik saat mendengar penuturan Viola. Sebab hanya Viola lah harapan Azka satu satunya. Di lihat dari penampilan saja Viola sudah sangat masuk dari kriteria yang tuan nya ajukan. Soal kecerdasan, Azka tau Viola cerdas karena sudah melihat plakat yang di pajang di sudut ruang tamu yang bertuliskan nama lengkap Viola serta universitas tempat nya menuntut ilmu.
Oxford university. Ya, Viola ternyata lulusan salah satu kampus terbaik di UK. Pantas saja wanita itu sangat picky sekali dalam memilih client. Tapi client yang bentukan nya seperti apa yang bisa mencicipi tubuh Viola, sungguh, Azka sangat penasaran akan hal itu. Terlebih rasanya aneh sekali seseorang dengan latar belakang pendidikan yang sangat bagus kenapa harus terjerumus ke dalam lembah hitam yang tak berdasar ini..
Sebagai seorang lelaki normal, tentu saja Azka juga ingin merasakan kelembutan serta kehangatan tubuh indah Viola. Sesempurna itu tubuh Viola hingga membuat tongkat Azka mulai terasa berdenyut tak karuan..
Sekali lagi Viola menggelengkan kepala nya, "Ini bukan karena uang atau biaya. Aku memang tidak pernah menerima job sampai satu bulan. Lagi pula jadwal bulan depan sudah terisi penuh.."
"Baiklah, baiklah.. Jika memang hanya satu hari, tidak apa apa. Tapi aku mohon kamu bertemu terlebih dahulu dengan bos besar ku. Bagaimana ?"
Viola nampak berpikir,
"Jika kamu bersedia, aku akan mengatur jadwal pertemuan kalian.." sambung Azka lagi setengah memaksa sebab takut sampai rencana ini gagal..
"Baiklah. Besok sore di restoran tepi danau melabu.."
Azka mengangguk cepat dengan rona bahagia di wajah nya. Tak henti henti dia mengucap syukur dalam hati karena akhirnya usaha nya berhasil juga..
🖤
🖤
🖤
BONUS 🥳
Visual pertama_Viola Maharani