Demi bakti ku kepada Ayah aku bersedia memenuhi keinginannya untuk menikah dengan lelaki pilihan Ayah ia juga alah satu orang kepercayaan Ayah, namun kini ia membawa mawar lain masuk kedalam rumah tangga kami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EVI NOR HASANAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cantik
Setelah melaksanakan sholat malam dan sholat subuh, Ambar melangkah kan kakinya keluar kamar ia meninggalkan Seno yang masih terlelap.
Di dapur Ambar bertemu dengan Bik Inem dan Mbak Asih mereka menanyakan keadaan nona nya tersebut dan menceritakan kejadian semalam.
Ambar merasakan hangat pada da da nya, ia mendapat perlakuan seperti itu dari suaminya.
*****
Setelah selesai memasak kini Ambar menaiki tangga, ia ingin membangunkan suami untuk mengajaknya sarapan.
Ambar memutar kenop pintu perlahan ia melihat suaminya tidak ada di ranjang tempat mereka semalam, Ambar mencarinya ke kamar mandi teryata juga tidak ada.
Di dalam pikirannya jika Seno berada di kamar sebelah, ia bergegas untuk menemui suaminya.
Ia sudah mengetok pintu namun tak ada jawaban karena rasa penasaran Ambar lebih besar ia langsung memutar kenop pintu yang ternyata tidak terkunci, dengan langkah perlahan ia memasuki kamar tamu yang di huni oleh suaminya.
Ambar mendengar ada suara gemericik air di dalam kamar mandi yang menandakan bahwa sang suami sedang berada di dalam.
Ambar memilih duduk dan menunggu di kasur suaminya hingga pria itu selesai.
Ceklek....
Suara pengunci pintu di putar dan keluarlah sosok yang di tunggu oleh Ambar, dan lagi -lagi ma ta Ambar harus melihat pahatan yang indah terukir di da da dan perut sixpack sang suami.
Seno yang sadar akan keberadaan istrinya pun berdehem, menyadarkan sang istri dari lamunannya.
"khm.... Tutup mulutnya ileran tuh"
"hah..." sontak Ambar langsung mengelap bibir dan dagunya.
"mana ada iih bohong" ucap Ambar geram.
Seno hanya terkekeh melihat kelakuan konyol sang istri.
"cepat pakai baju lalu turun dan sarapan" ucap Ambar sambil melangkah melewati Seno.
Seno yang tak terima akan perlakuan Ambar pagi ini, ia pun menarik tangan Ambar dan..
Bruuk...
Keduanya jatuh ke ranjang empuk dengan tubuh Seno yang berada di atas.
"nggak mau mengucapkan terimakasih?"
"te-terima kasih" ucap Ambar tergugup pasalnya sekarang ia sedang tertindih dan merasakan sesuatu yang perlahan mengeras.
"untuk apa?" ucap Seno.
"awas dulu sesak tau" ucap Ambar mendorong da da bidang sang suami.
"untuk semalam terimakasih sudah merawat ku" ucap Ambar sambil tersenyum manis dan segera berlari meninggalkan Seno di ruangan tersebut.
Seno yang masih membeku akibat tersengat senyuman manis istrinya pun tersadar setelah ia mendengar suara pintu yang tertutup.
"cantik" satu kata yang keluar dari bibir Seno di selingi senyuman.
Seno segera memakai pakaian kerja dan turun kebawah untuk sarapan bersama istrinya.
Di meja menu sarapan kali ini ada nasi goreng seafood, susu, kopi hitam dan roti lengkap dengan selai yang bermacam-macam.
"kamu mau sarapan sama apa mas?"tanya Ambar.
" mau nasi goreng deh" ucap Seno setelah menyeruput kopi hitam yang kini menjadi favorit nya di rumah.
Ambar segera mengambilkan beberapa sendok nasi goreng di piring suaminya ia juga meletakan sendok dan garpu.
"mas nanti pulang cepat bisa?" tanya Ambar.
"kenapa? Kamu butuh sesuatu?" tanya Seno yang tak jadi menyuapkan sesendok nasi gorengnya.
"hem... Bisa antarkan aku belanja kebutuhan dapur? Ada beberapa bahan yang memang sudah habis mas" ucap Ambar.
Seno meletakkan sendok dan merogoh saku celana membuka dompet lalu mengeluarkan kartu sakti dan menyodorkan pada istrinya.
"ini di sini ada nafkah kamu tolong di pakai yaa, aku tau Ayah sudah memberimu kartu sendiri namun izin kan aku memenuhi tanggung jawab ku ya ini, pin nya hari pernikahan kita" ucap Seno dengan memohon.
Dengan tersenyum Ambar menerima kartu sakti yang di berikan oleh suaminya.
"terima kasih mas sudah memenuhi tanggung jawab mu, baik akan ku habiskan uang mu entah mengapa setelah kamu memberikan kartu ini ku rasa uang mu jauh lebih menarik ketimbang kartu yang sudah aku miliki sejak lama" ucap Ambar dengan terkekeh.
"habis kan semampu mu, miliki ku juga milik mu". Ucap Seno tersenyum sambil menyuapkan nasi gorengnya.
Setelah pembicaraan mengenai nafkah dan kartu selesai keduanya menikmati makanan mereka masing- masing.
*****
Sesampainya di pusat perbelanjaan Seno mendorong troli dan siap mengikuti ke mana arah sang istri.
Di sini mereka banyak mengobrol tentang apa- apa saja kesukaan dan apa yang tidak di sukai oleh masing-masing dari pasutri tersebut.
Setelah di rasa cukup dan jumlah belanjaan mereka pun sudah cukup banyak, Seno segera mendorong troli menuju ke kasir dengan Ambar yang kini berada di belakangnya.
Setelah kasih menyebutkan nominal yang harus di bayar Seno dengan cekatan membuka dompetnya dan menyerahkan kartu miliknya kepada kasir tersebut, dan ini tak lepas dari pengelihatan Ambar.
Ambar mencolek lengan suaminya untuk menanyakan maksud dari suaminya yang malah membayar belanjaan itu sendiri tanpa menggunakan kartu yang tadi pagi di berikan padanya.
Seno hanya tersenyum menanggapi raut wajah bingung istrinya yang meminta penjelasan.
****
Sepulangnya dari berbelanja Ambar langsung meminta tolong pada Mbak Asih untuk menata belanjaan, sedangkan ia bergegas masuk ke kamar karena ia merasa perutnya kurang bersahabat.
Setelah keluar dari kamar mandi ia membuka lemari untuk mengambil persediaan p3mb4lvt nya namun sayang sudah habis tak bersisa.
Ambar keluar dari kamar ia langsung menuju ke kamar tamu di mana keberadaan sang suami, setelah ia mengetuk pinta dan meminta izin untuk langsung masuk segeralah Ambar memutar kenop pintu dan melangkah masuk.
"kenapa? Apa ada yang tertinggal?" ucap Seno yang faham akan raut wajah istrinya.
"hm... Mas bisa minta tolong?" ucap Ambar ragu dan malu, ia berpikir mana mungkin suaminya yang seorang lelaki mau membelikan barang keramat seperti itu.
"kenapa? Ngomong aja" ucap Seno meyakinkan istrinya.
Ambar yang ragu sekaligus malu memilin ujung bajunya guna menghilangkan rasa gugupnya.
"a-aku datang bulan mas" cicit Ambar.
"oh... iya sudah aku berangkat sekarang kamu kirim foto ke ponsel ya sekalian apa saja yang kamu mau, makanan atau apa gitu" ucap Seno menyambar kunci mobil dan berjalan ke arah istrinya lalu mengusap pelan pucuk kepala istrinya lalu menghilang setelah menutup pintu.
Ambar yang mematung kini telah sadar dengan mengedip- kedipkan kelopak matanya berkali- kali untuk memastikan jika yang ia alami barusan bukan lah mimpi.
Setelah ia sadar dengan senyum sumringahnya ia berlari kearah kamar nya mengambil ponsel dan mengetikan sesuatu, setelah dapat apa yang ia cari ia langsung mengirimnya ke nomor ponsel suaminya.
Ia sempat tak percaya jika suaminya malah lebih paham sebelum ia menceritakan lebih detail masalah yang sedang ia hadapi.
****
Seno memarkirkan kendaraan roda empatnya ia segera.masuk ke minimarket terdekat dari rumah, ia pun sudah menerima foto dari istrinya.
Ia sempat menjadi bahan tertawaan para gadis yang sedang berada di sana, karena menurut mereka aneh jika pria sedang berada di rak khusus benda keramat wanita.
Seno tidak malu bahkan ia sempat menanyakan apa saja yang di inginkan wanita jika sedang d4t4ng bvl4n, tanpa pikir panjang Seno mengambil beberapa makanan ringan, es cream dan minuman khusus wanita yang sedang d4t4ng bvl4n.
Setelah selesai membayar Seno pun bergegas membawa barangnya yang terisi sekantong keresek besar, ia membuka mobil dan diletakkan kantong keresek tersebut di kursi sebelah kemudinya. Lalu ia tancap gas dan pulang.
*****
Sesampainya di rumah ia sudah di sambut oleh istrinya di depan pintu masuk.
"Astaga mas.....