Seorang gadis bernama Zalina Galdisty yang baru berusia 19 tahun harus rela menikah dengan seorang pria yang berumur 38 tahun bernama Brahmantio Nugroho untuk menggantikan sang mamah yang bernama Zoana Clarisa(38tahun) yang kabur dihari pernikahannya dengan Brahmantio.
Brahmantio yang merasa dikhianati oleh sang kekasih pun akhirnya melampiaskan semua amarahnya kepada anak dari Zoana yang kini telah resmi menjadi istri sahnya.
Akankah kesabaran dan ketabahan Zalina mampu meluluhkan hati Brahmantio dan membuat Brahmantio menerima dan mencintai Zalina?ataukah tetap menaruh dendam pada Zoana dan mrmbalaskan dendamnya lewat Zalina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.02
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Zalina Gladisty binti Budi Hemawan dengan maskawinnya yang tersebut, tunai.”
"Bagaimana saksi?sah?"
"Sah"
"Sah"
Begitulah sekiranya ijab kabul antara Brahmantio dan Zalina beberapa saat yang lalu dan kini keduanya tengah menyalami para tamu undangan yang hadir malam itu.
Tak hanya satu dua orang yang mengernyitkan dahinya karena heran dengan mempelai wanita nya yang nampak berbeda.
Tidak hanya wajah namun sipatnya pun berbeda dimana mempelai wanita saat ini jauh lebih ramah menyambut para tamu dengan senyuman tak lepas dari wajah cantiknya.
Jauh berbeda dengan seorang Zoana yang mereka kenal dengan sikapnya yang angkuh dan sombong.Tak jarang Zoana mengabaikan uluran tangan orang lain yang dia rasa tidak satu level dengan nya.
Namun saat ininpara tamu dibuat terkesima dengan sikap ramah dan sopan sang mempelai wanita.Tak jarang juga Zalina meninggalkan kursi pelaminannya hanya untuk membantu menuntun tamu lansia yang agak kesusahan berjalan.
Dengan apik dan hati hati Zalina membantu memapahnya hingga bisa turun dari pelaminan yang dia tempati saat ini.
Karena masih diselimuti rasa marah dan juga kesal Tio pun mengabaikan kebaikan yang dilakukan Zalina.
hingga malam tiba dan semua tamu undangan pun telah meninggalkan ballroom dimana tempat acara resepsi pernikahan antara Tio dan Zalina diadakan.
Zalina berjalan terseok seok karena sapatu yang dia kenakan berhak cukup tinggi dan juga gaun panjang yang dia kenakan cukup mengganggu jalannya mengejar langkah kaki Tio yang begitu cepat pergi meninggalkannya.
karena sudah tidak sanggup lagi menyeimbangkan langkahnya dengan langkah Tio akhirnya Zalina pun berhenti dan melepas sepatu yang dia kenakan karena sudah merasa sakit akibat lecet yang didapat dari memakai sepatu itu.
"Mamah kok bisa bisanya ya memakai sepatu seperti ini setiap hari?inikan menyakitkan dan juga merepotkan"gerutunya pada diri sendiri.
setelah melepaskan sepatu yang dia pakai Zalina pun kembali melanjutkan langkahnya mengejar sang suami yang sudah terlebih dahulu masuk kedalam lift yang menuju ke arah kamarnya.
namun saat ingin masuk kedalam lift gaun yang dia kenakan nyangkut disebuah pot bunga yang cukup besar yang terdapat disamping lift yang akan dia masuki.
"Oh ya ampun kenapa sih dengan hari ini?"gerutu Zalina sembari berjongkok mencoba melepas gaun yang tersangkut di pot bunga hias itu.
Namun alangkah terkejutnya Zalina saat tangan nya ditarik paksa dan tubuhnya tiba tiba melayang dengan posisi menungging.
Zalina begitu shock saat tubuhnya dibawa dalam gendongan namun bagaikan karung beras yang di simpan di bahu seorang pria bertubuh kekar.
"Hey apa yang kamu lakukan?siapa kamu?lepaskan,ayo cepat turunkan aku"teriak Zalina yang begitu shock dengan apa yang dilakukan olrh orang yang baru saja membopong nya.
Namun orang tersebut seolah tuli karena terus mengabaikan teriakan Zalina yang semakin memekik saat Zalina dibawa masuk kedalam sebuah kamar hotel bertipe residence suite yang begitu besar dan mewah.
"Aawwww ssstttt"
Zalina meringis saat pria itu meleparkan tubuhnya begitu kasar ke atas ranjang king size yang terdapat dikamar itu.
"Hey apa yang ka___"ucapan Zalina terpotong saat melihat pri yang membawanya tengah berdiri manatap tajam pada wanita yang kini sudah menjadi istrinya itu.
"O_Om Tio"lanjut Zalina lagi yang langsung turun dari ranjang dan berdiri disamping ranjang itu.
"Bisa nggak sih nggak merepotkan orang,hah?kalau nggak bisa jalan pake sepatu itu kenapa harus dipake dasar bodoh"bentak Tio yang harus balik lagi karena saat tiba didepan kamar ternyata Zalina tidak mengikutinya.
Emosi Tio semakin memuncak saat melihat Zalina tengah berjongkok didepan lift dengan high heels ditangan nya.
Tio mengira kalau Zalina tengah kesakitan karena sepatunya padahal Zalina tengah mencoba melepas gaun nya yang tersangkut dipot bunga.
"Ma_maaf Om tadi gaun aku nya nyangkut dipot bunga jadi nggak bisa mengejar langkah Om,sekali lagu maaf Om"jawab Zalina menundukan kepalanya.